Gula Tersembunyi Bisa Picu Diabetes dan Komplikasinya
Anda yang memiliki diabetes atau berisiko terkena penyakit kronis ini mungkin telah berupaya mengurangi asupan gula. Namun, Anda mungkin tidak memperhitungkan kandungan gula tersembunyi dalam makanan atau minuman.
Apa saja jenis gula tersembunyi dan bagaimana pengaruhnya pada diabetes? Ketahui lebih lengkapnya dalam penjelasan berikut.
Apa itu gula tersembunyi dalam makanan?
Pasien diabetes (diabetesi) atau Anda yang ingin menghindari penyakit gula ini sebaiknya memperhatikan kandungan gula tersembunyi.
Sebenarnya, ada banyak jenis gula tersembunyi dalam makanan dan minuman.
Gula ini “tersembunyi” karena pada kemasan tidak disebutkan sebagai gula. Padahal kandungan tersebut merupakan karbohidrat sederhana yang mudah meningkatkan gula darah.
Menurut situs Johns Hopkins Medicine, setidak-tidaknya ada sekitar 60 istilah untuk jenis gula yang dicantumkan pada kemasan makanan.
Gula tersembunyi dalam kemasan biasanya tertulis dengan istilah:
Bukan hanya gula tambahan, tetapi gula yang tersembunyi dalam makanan dan minuman cepat saji juga dapat meningkatkan risiko diabetes.
Menurut riset dalam jurnal Food and Nutrition Research, asupan minuman tinggi gula berhubungan erat terhadap penumpukan lemak pada tubuh, kegemukan, serta diabetes.
Sementara ulasan dalam Current Diabetes Report juga melaporkan hal yang serupa.
Orang terbiasa makan makanan manis sebanyak 2 kali lipat dari anjuran harian memiliki risiko diabetes 26 persen lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengonsumsinya.
Melihat kedua penjelasan ilmiah tersebut, Anda semakin perlu waspada terhadap asupan gula tersembunyi.
2. Memicu komplikasi diabetes
Gula sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aktivitas sehari-hari.
Gula adalah sumber energi yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi vital tubuh.
Untuk pasien diabetes, gula tersembunyi dalam makanan dapat memperparah kondisi Anda dan menyebabkan komplikasi diabetes.
Pasalnya, pasien diabetes mengalami gangguan insulin sehingga hormon ini tidak dapat bekerja efektif dalam mengontrol gula darah.
Atlas International Diabetes Federation menyebutkan beberapa komplikasi diabetes yang mungkin terjadi, di antaranya:
2 buah donat cokelat mengandung 24 gram (2 sdm gula).
3 sendok makan kecap manis mengandung 13,5 gram (2 sdm gula).
1 sachet kopi instan mengandung 21 gram (2 sdm gula).
2 es krim cone mengandung 22 gram (2 sdm gula).
1 potong martabak mengandung 12 gram (1 sdm gula).
Melihat daftar di atas, ternyata ada begitu banyakmakanan dan minuman tinggi gula yang sering Anda konsumsi tanpa menyadarinya.
Asupan gula dari konsumsi makanan tersebut bisa melebihi dari anjuran konsumsi gula harian menurut Kementerian Kesehatan RI, yaitu 4 sendok makan (50 gram) per hari.
Anda yang memiliki diabetes perlu membatasi konsumsi makanan yang tinggi gula tersembunyi.
Sebagai alternatif, Anda bisa memilihcamilan untuk diabetes yang mengandung lebih sedikit atau bebas gula.
Jika kadar gula darah sudah begitu tinggi, Anda sebaiknya benar-benar menghindari makanan tersebut.
Konsultasikan kembali dengan dokter apa saja pantangan dan anjuran makanan khusus pasien diabetes yang sesuai dengan kondisi Anda.
Kesimpulan!
Gula tersembunyi pada makanan atau minuman kemasan perlu diwaspadai. Ini penting untuk menjaga kadar gula darah dan kesehatan pasien diabetes secara umum. Bagi nondiabetesi, usahakan untuk mengurangi konsumsi makanan kemasan sebagai langkah awal pencegahan diabetes.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Diabetes – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 13 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444
Finding the Hidden Sugar in the Foods You Eat. (2021). Retrieved 13 September 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/finding-the-hidden-sugar-in-the-foods-you-eat
Sonestedt, E., Øverby, N., Laaksonen, D., & Eva Birgisdottir, B. (2012). Does high sugar consumption exacerbate cardiometabolic risk factors and increase the risk of type 2 diabetes and cardiovascular disease?. Food &Amp; Nutrition Research, 56(1), 19104. doi:10.3402/fnr.v56i0.19104
Malik, V., & Hu, F. (2012). Sweeteners and Risk of Obesity and Type 2 Diabetes: The Role of Sugar-Sweetened Beverages. Current Diabetes Reports, 12(2), 195-203. doi:10.1007/s11892-012-0259-6
IDF Diabetes Atlas. (2017). International Diabetes Federation. Retrieved 13 September 2022, from https://diabetesatlas.org/upload/resources/previous/files/8/IDF_DA_8e-EN-final.pdf
UK, D., diabetes, S., & Feb, G. (2022). Sugar and diabetes. Retrieved 13 September 2022, from https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/enjoy-food/eating-with-diabetes/food-groups/sugar-and-diabetes
Berapa anjuran konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per harinya? – Direktorat P2PTM. (2018). Retrieved 13 September 2022, from http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/31/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya
Versi Terbaru
25/10/2022
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro