Banyak orang merasa mengantuk dan lemas setelah makan. Hal ini sebenarnya masih wajar. Namun, Anda perlu berhati-hati kalau muncul gejala lainnya, misalnya pikiran jadi linglung, tubuh berkeringat, atau gemetaran. Anda mungkin mengalami kondisi gula darah turun setelah makan atau dikenal dengan istilah hipoglikemia reaktif. Seperti apa tanda hipoglikemia reaktif? Bahayakah jika gula darah turun padahal baru saja makan?
Apa itu hipoglikemia reaktif?
Bila kadar gula darah turun hingga di bawah 70 mg/dL, kondisi ini disebut dengan hipoglikemia. Istilah hipoglikemia sendiri merujuk pada kadar gula darah rendah yang muncul saat puasa.
Sementara itu, hipoglikemia reaktif berarti kadar gula darah yang diukur setelah Anda makan atau biasanya sekitar 2-5 jam setelah makan. Kondisi ini juga bisa disebut dengan hipoglikemia postprandial.
Hipoglikemia reaktif dapat terjadi pada beberapa kondisi, seperti:
- diabetes,
- pre-diabetes atau memiliki risiko diabetes,
- obesitas,
- operasi daerah lambung, dan
- defisiensi enzim.
Kondisi ini juga bisa terjadi ketika Anda mengonsumsi makanan yang terlalu manis atau terlalu tinggi karbohidratnya.
Menyantap makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah hingga terlalu tinggi sehingga hormon insulin akan banyak dikeluarkan.
Akibatnya, penurunan gula darah akan terjadi dalam waktu yang singkat dan penurunannya bisa cukup drastis.
Apa saja gejala hipoglikemia reaktif?
Gejala gula darah turun atau rendah setelah makan sama dengan gejala hipoglikemia pada umumnya.
Hipoglikemia atau gula darah turun secara drastis dapat ditandai dengan gejala-gejala, seperti:
- rasa lapar,
- badan gemetar,
- mengantuk dan lemas,
- cemas,
- pusing,
- linglung,
- berkeringat, serta
- kram di sekitar mulut.
Bila muncul gejala-gejala seperti ini, segera pastikan apakah kadar gula darah Anda betul-betul rendah dan konsultasikan ke dokter untuk melakukan pemeriksaan toleransi glukosa darah dan kadar insulin.
Apa penyebab hipoglikemia reaktif?
Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab orang terkena hipoglikemia reaktif sebenarnya tidak jelas. Namun, gejala yang muncul akibat kondisi ini mungkin berhubungan dengan makanan.
Kemungkinan penyebab lain dari kondisi ini antara lain:
- alkohol,
- prosedur bedah tertentu, seperti bypass lambung,
- gangguan metabolisme yang diturunkan, dan
- beberapa jenis tumor.
Jenis-jenis hipoglikemia reaktif
The Medical Bulletin of Sisli Hospital menyebutkan bahwa hipoglikemia reaktif dapat dibagi menjadi tiga jenis, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Hipoglikemia reaktif awal
Hipoglikemia reaktif awal atau dini terjadi pada 1-2 jam pertama oral glucose tolerance test (OGTT) atau tes toleransi glukosa oral.
Kondisi ini mungkin terjadi karena pengosongan lambung yang dipercepat atau efek inkretin (sekelompok hormon metabolisme yang merangsang penurunan kadar glukosa darah).
2. Hipoglikemia reaktif idiopatik
Hipoglikemia reaktif jenis ini terjadi pada jam ketiga OGTT. Kondisi ini umumnya terjadi pada remaja dan bukan pengidap obesitas.
Penyebab hipoglikemia reaktif idiopatik belum sepenuhnya dijelaskan. Jenis hipoglikemia ini pun biasanya tidak akan menjadi penyebab diabetes.
Salah satu ciri hipoglikemia reaktif idiopatik adalah peningkatan rasa sensitif terhadap insulin.
3. Hipoglikemia reaktif lanjut
Hipoglikemia reaktif lanjut terjadi pada jam ketiga hingga lima OGTT. Kondisi ini mungkin karena sindrom resistensi insulin.
Jenis hipoglikemia ini dapat memprediksi atau menandakan adanya kemungkinan diabetes pada seseorang.
Pengobatan untuk hipoglikemia reaktif
Untuk penanganan segera hipoglikemia reaktif, sebaiknya segera konsumsi karbohidrat yang bekerja cepat (dalam bentuk jus atau permen) dan mudah diserap kurang lebih sebanyak 15 gram karbohidrat.
Setelah itu, konsultasikan pada dokter atau ahli gizi mengenai perubahan pola makan. Berikut ini beberapa pola makan yang disarankan untuk orang-orang dengan hipoglikemia reaktif.
- Konsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang seimbang. Ini termasuk protein, produk susu seperti keju dan yogurt, dan makanan tinggi serat.
- Membatasi makanan tinggi gula, terutama yang memiliki indeks glikemik terlalu tinggi, seperti roti atau pasta putih, khususnya ketika perut kosong.
- Hindari makanan tinggi gula sebelum tidur atau ketika Anda tidak dapat makan dalam beberapa jam seperti pada saat puasa.
- Makan makanan saat Anda minum alkohol, jika Anda minum.
- Makan makanan kecil atau camilan sepanjang hari dengan memberi jarak tiga jam di antara makanan tersebut.
Jika Anda mengalami gejala-gejala hipoglikemia reaktif di atas, segera hubungi dokter atau ahli kesehatan. Dokter akan memberikan saran dan solusi terbaik untuk Anda.
[embed-health-tool-bmi]