Penyakit Infeksi

8 topik
4.2k interaksi
25k anggota
avatar

Punya pertanyaan seputar kesehatan?

Indonesia Diminta Waspada Virus Marburg, Apa Itu?

Pemerintah tengah waspada terhadap ancaman virus marburg dan meminta masyarakat untuk tidak lengah. Infeksi virus Marburg merupakan penyakit ganas yang bisa menyebabkan kematian dengan risiko fatalitas hingga 88%.


Apa itu virus marburg?


Virus marburg pertama kali dikenali tahun 1967, bersamaan dengan menyebarnya wabah demam berdarah di laboratorium di Marburg, Frankfurt, dan Beogard.


Sebanyak 30 orang pekerja laboratorium jatuh sakit kemudian menyebar ke tenaga medis dan anggota keluaga yang merawat mereka. Penyakit ini ditularkan oleh kelelawar buah Afrika, Rousettus aegyptiacus.


Menurut laporan CDC (Center for Disease Control and Prevention), kelelawar yang terinfeksi virus tidak menunjukkan tanda-tanda yang khas. Ketika virus dari kelelawar ini menulari manusia maupun primata, maka timbul gejala parah dengan angka kematian yang tinggi.


Seberapa umum penyakit ini?

... Lihat Lainnya
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
48
1
1
COVID-19 Varian MU, Apakah Lebih Berbahaya?
Sejak pertama kali muncul di akhir 2019 (Maret 2020 di Indonesia) COVID-19 terus bermutasi. Hasil dari mutasi-mutasi ini memunculkan varian-varian baru, sama-sama COVID-19 tapi katanya varian baru ini ada sedikit struktur yang berbeda jadi sifatnya dia menginfeksi tubuh manusia juga beda.

Sebelumnya yang paling heboh beritanya itu varian COVID-19 yang lebih mudah menular, sampai-sampai diketahui bisa menular hanya dalam waktu hitungan detik saat seseorang berpapasan.

Nah untuk varian MU ini disebut-sebut varian yang dapat “mengelabui antibodi”. Apakah ini berarti antibodi dalam tubuh orang-orang yang telah divaksin atau pernah terinfeksi ini tidak berguna sama sekali dalam melawan COVID-19 varian ini?

Apakah ada gejala yang berbeda dan mungkinkah varian ini lebih berbahaya? Pusing,
... Lihat Lainnya
COVID-19 Varian MU, Apakah Lebih Berbahaya?COVID-19 Varian MU, Apakah Lebih Berbahaya?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
17
6
Lihat komentar lainnya
Porsi Olahraga Setelah Sembuh dari COVID-19
Berolahraga setidaknya 20 menit sehari disebut dapat membantu meningkatkan suasana hati, mengurangi kondisi medis serius, dan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Tapi setelah infeksi COVID-19, bolehkan menjalani olahraga seperti seberat biasanya?

Tingkat keparahan infeksi COVID-19 pada setiap orang berbeda-beda.

Gejala yang dirasa juga bisa berbeda-beda tergantung kondisi fisik masing-masing.

Belum lagi ada yang terkena efek Long COVID mulai dari yang paling umum, yakni merasa mudah lelah walau hanya beraktivitas ringan-sedang, hingga kerontokan rambut, dan brain fog. Karena itu menjalani kehidupan sehari-hari menja
... Lihat Lainnya
Porsi Olahraga Setelah Sembuh dari COVID-19Porsi Olahraga Setelah Sembuh dari COVID-19
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
18
3
Lihat komentar lainnya
Bingung Bagaimana Menggunakan Oximeter?
Para ahli merekomendasikan penggunaan oximeter bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Tujuannya, untuk memantau jumlah oksigen dalam darah.

Di foto ini Hesti kasih cara penggunaan oximeter yang benar agar mendapatkan hasil yang akurat. Jika hasil menunjukkan SO kurang dari 90%, segera hubungi dokter ya!

Bingung Bagaimana Menggunakan Oximeter?Bingung Bagaimana Menggunakan Oximeter?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
16
Kenapa Sih Ada orang Ga mau vaksin?
Saya melihat beberapa teman dekat dan tetangga, masih ndak mau vaksin. Padahal sudh sangat mudah diakses dan hampir setiap hari ada program terbuka.Terakhir, ada seorang pekerja bangunan yang diminta vaksin oleh tetangga saya. Dia malah memilih berhenti kerja daripada vaksin.Apa sebenarnya yang kita takutkan? Jarum suntiknya? Malas ke lokasi vaksinnya? Atau sebenarnya karena kita ga percaya sama corona?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
16
5
Lihat komentar lainnya
Benarkah Penyintas COVID-19 Bisa Alami Penurunan Kecerdasan?
Teman-teman yang pernah terinfeksi COVID-19, adakah yang mengalami gejala susah fokus dan daya ingat menurun? Kondisi ini disebut dengan brain fog.

Brain fog masuk dalam daftar efek jangka panjang COVID-19 atau long COVID.

Benarkah Penyintas COVID-19 Bisa Alami Penurunan Kecerdasan?Benarkah Penyintas COVID-19 Bisa Alami Penurunan Kecerdasan?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2
15
1
Kecemasannya
Permisi dok, saya mau tanya saya kan seorang pesepeda yang bisa bersepeda 30 km perhari namun saat saya melakukan upacara disekolah dengan posisi diam saya merasa sesak dan berkeringat dengan deras namun bila saya bergerak (berbicara dengan teman saat upacara, duduk, dll) saya tidak merasa sesak ataupun berkeringat deras. Apakah saya punya suatu penyakit?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
14
1
Bingung tentang long COVID? Tanya dr. Mike
Saya akan bantu jawab pertanyaan-pertanyaan sobat sehat seputar long COVID, yuk drop pertanyaan di kolom komentar.

Apa sih long COVID? Selama pandemi ini, pernahkah Sobat Sehat mendengar istilah long COVID?

Long COVID atau Post Acute Sequelae Syndrome of SARS-CoV-2 (PASC) umumnya penyintas COVID-19 keluhkan dengan gejala-gejala berkepanjangan selama 4 minggu atau lebih.

Gejalanya bisa beragam seperti kelelahan, nyeri otot atau sendi, nyeri dada, sakit kepala, sulit bernapas, batuk, kesulitan tidur, gelisah, hinga rambut rontok.
Bingung tentang long COVID? Tanya dr. MikeBingung tentang long COVID? Tanya dr. Mike
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
31
18
17
Lihat komentar lainnya
Mix and Match Vaksin COVID-19, Bisa Nggak ya?
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menggabungkan dua jenis vaksin bisa memicu tingkat antibodi yang lebih baik daripada penggunaan jenis vaksin yang sama.

Penelitian ini dilakukan sebagai alternatif suplai vaksin yang berbeda-beda. Meski begitu masih butuh penelitian lebih lanjut, khususnya terkait efek samping yang terjadi dan syarat peserta vaksin yang boleh mendapat jenis vaksin berbeda.

Di Indonesia, Mix and Match vaksin COVID-19 sudah diberikan pada tenaga kesehatan yakni booster menggunakan vaksin buatan Moderna.

Bagaimana pengalaman sobat sehat divaksin COVID-19?
Mix and Match Vaksin COVID-19, Bisa Nggak ya?Mix and Match Vaksin COVID-19, Bisa Nggak ya?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
7
1
Iri dengan yang bisa mendapatkan vaksin COVID-19 Moderna/Pfizer
Saya warga biasa yang buru-buru ikut vaksin COVID-19 sudah sejak awal Juni lalu. Saya dapat vaksin Sinovac (sudah lengkap dua dosis), dari berita saya tahu vaksin ini hanya memiliki efikasi 65% tapi saya tetap percaya harus segera vaksin. Dengan efikasi rendah begini, rasanya masih deg-degan setiap kali kontak dengan orang lain, bahkan cuma ambil paket aja masih parno.

Sekarang saya lumayan merasa iri dengan mereka yang bisa mendapatkan vaksin covid-19 lain yang memiliki efikasi lebih tinggi macam Pfizer/moderna.

Kalian gimana gaes?

Iri dengan yang bisa mendapatkan vaksin COVID-19 Moderna/PfizerIri dengan yang bisa mendapatkan vaksin COVID-19 Moderna/Pfizer
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
8
1
Pentingkah Tes Antibodi Setelah Vaksin COVID-19?
Banyak orang-orang di sosial media memamerkan hasil tes antibodi covid-19nya setelah mendapatkan full vaksin.

Apakah ini dibutuhkan?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
7
1
TENTANG FORUM INI
Kebanyakan penyebab penyakit infeksi tidak dapat terlihat oleh mata, karena disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan p... Lihat Lainnya
avatar
Penis kering 

1

2

avatar
HALO SAYA MENGALAMI GONDONGAN APAKAH BOLEH MAKAN MIE PANGSIT TOLONG

0

3

avatar
Masalah haid

0

2

avatar
penyakit meninges

0

2

avatar
Rabies

1

1

Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan