Hallo dokter, bagaimana cara bundir tanpa rasa sakit?
Saya sudah tak kuat hidup, daya mentalku tak bisa saya atasin.
🔥 Diskusi Menarik
Dok saya mau tanya jika penderita epilepsi kambuh sebaiknya jika dia tersadar itu lebih baik diberi air putih hangat atau teh manis hangat ya?
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Definisi epilepsi atau dikenal juga dengan sebutan ayan adalah penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus. Penyakit terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran.
Kejang berbeda dengan penyakit epilepsi. Kejang memang gejala utama dari penyakit epilepsi. Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang menderita ayan. Umumnya, seseorang tidak dianggap mengidap ayan jika ia tidak pernah mengalami dua kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam kejang tanpa alasan jelas. Namun pada pengidap epilepsi, kejang bisa terjadi lebih dari sekali alias berulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda.
Bahkan, pada beberapa kasus, epilepsi bisa menyebabkan kejang di saat tidur. Kemungkinan besar ini terjadi karena adanya perubahan fase tubuh dari bangun ke tidur yang memicu aktivitas tidak normal di otak. Di samping itu, perbedaan kejang dengan epilepsi juga bisa dilihat dari penyebabnya. Kejang biasa terjadi akibat sel-sel saraf bekerja lebih cepat dan dengan kontrol yang kurang dari biasanya. Sementara penyakit epilepsi terjadi ketika ada gangguan pada otak.
ada 2 klasifikasi utama dari penyakit epilepsi di antaranya adalah:
a. Epilepsi umum -> Jenis ayan ini terjadi di kedua bagian otak yang meliputi epilepsi grand mal yang bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, mioklonik yang menyebabkan tubuh menyentak singkat, dan klonik yang menimbulkan tubuh menyentak berulang.
b. Epilepsi parsial -> Jenis ayan ini hanya terjadi pada bagian otak tertentu sehingga menimbulkan gejala yang mungkin memengaruhi masalah indera, tremor, kejang hanya pada jari atau kaki.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala penyakit ayan (epilepsi) yang umumnya terjadi, baik pada bayi, anak atau orang dewasa.
- Kebingungan sementara.
- Mata kosong (bengong) menatap satu titik terlalu lama.
- Gerakan menyentak tak terkendali pada tangan dan kaki.
- Hilang kesadaran sepenuhnya atau sementara.
- Gejala psikis.
- Kekakuan otot.
- Gemetar (tremor) atau kejang, pada sebagian anggota tubuh (wajah, lengan, kaki) atau keseluruhan.
- Kejang yang diikuti oleh tubuh menegang dan hilang kesadaran secara tiba-tiba, yang bisa menyebabkan orang tersebut tiba-tiba terjatuh.
Beberapa tes diagnosis untuk penyakit epilepsi adalah:
- Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik, dan perilaku pasien.
- Tes darah untuk menyingkirkan masalah kesehatan lain yang bisa menyebabkan tubuh kejang.
- Electroencephalogram (EEG) adalah tes epilepsi umum untuk melihat gelombang otak yang abnormal.
- Computerized tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), functional MRI (fMRI), dan positron emission tomography (PET), dan single-photon emission computerized tomography (SPECT) untuk tes pencitraan otak.
Pengobatan untuk penyakit epilepsi difokuskan untuk mengendalikan kejang, walau tidak semua orang dengan kondisi ini memerlukan perawatan.
1. Terapi obat epilepsi -> Banyak obat epilepsi yang tersedia untuk mengontrol kejang, seperti sodium valproate, carbamazepine, lamotrigine, levetiracetam, dan topiramate. Pilihan obat ini biasanya diresepkan berdasarkan faktor seperti toleransi pasien terhadap efek samping, penyakit lain yang dimiliki, serta metode penyampaian obat. Walau jenis ayan sangat bervariasi, pada umumnya obat epilepsi dapat mengendalikan kejang pada 70 persen pasien. Namun, terdapat beberapa efek samping dari obat epilepsi yang harus diwaspadai:
- Rasa kantuk
- Kekurangan tenaga
- Agitasi/gelisah
- Sakit kepala
- Gemetar yang tidak terkendali (tremor)
- Kerontokan rambut atau pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan
- Gusi bengkak
- Ruam
Untuk menghindari kondisi tersebut, terdapat prosedur pertolongan pertama saat epilepsi kambuh yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Memindahkan Penderita Epilepsi ke Tempat yang Aman -> Apabila menemukan penderita epilepsi yang mengalami kejang pada tempat berbahaya, seperti di tengah jalan raya, usahakan untuk tetap tenang dan segera pindahkan tubuhnya ke tempat yang aman secara perlahan. Perhatikan pula benda-benda yang berada di sekitar penderita epilepsi, segera singkirkan benda tajam yang berbahaya atau berpotensi melukai penderita epilepsi untuk menghindari risiko cedera serius. Selain itu, minta orang-orang di sekitar untuk menjauh agar penderita epilepsi memiliki ruang untuk bernapas yang cukup.
2. Melindungi Kepala -> Salah satu prosedur pertolongan pertama epilepsi yang penting dilakukan adalah melindungi kepala penderita epilepsi dari benturan agar terhindar dari risiko cedera kepala. Cara ini bisa dilakukan dengan meletakkan bantal atau tumpukan pakaian pada kepala penderita epilepsi. Selain itu, baringkan tubuh penderita epilepsi dalam posisi miring secara perlahan. Hal ini bertujuan untuk membantu membuka jalan napas serta menghindari risiko tersedak air liur atau muntah.
3. Melonggarkan Pakaian -> Melonggarkan pakaian, terutama pada bagian leher, juga menjadi salah satu upaya pertolongan pertama pada pasien epilepsi yang penting untuk dilakukan. Cara ini dilakukan agar penderita epilepsi dapat bernapas dengan mudah saat mengalami kejang.
4. Memperhatikan Durasi Kejang -> Pertolongan pertama epilepsi berikutnya adalah dengan memperhatikan durasi kejang. Hal ini penting dilakukan untuk membantu menentukan apakah penderita epilepsi tersebut memerlukan bantuan tambahan segera atau tidak. Apabila kejang terjadi pada anak-anak berlangsung lebih dari 5 menit, kejang terjadi lagi setelah kejang pertama, penderita tetap tidak sadar setelah kejang berhenti, dan terjadi cedera saat kejang berlangsung, segera hubungi tenaga medis terdekat guna memperoleh penanganan epilepsi yang tepat.
5. Tidak Memasukkan Benda Asing ke Dalam Mulut Penderita Epilepsi -> Hindari memasukkan makanan, minuman, obat, atau benda apapun ke dalam mulut penderita epilepsi saat mengalami kejang. Pasalnya, hal tersebut justru berisiko menyebabkan kerusakan gigi dan gusi hingga mengakibatkan tersedak yang dapat memicu gagal napas. Penting pula untuk tidak menahan atau mengekang tubuh penderita epilepsi selama kejang berlangsung. Sebab, hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera yang dapat berakibat fatal, seperti perdarahan hingga patah tulang.
Namun sebaiknya anda berkosnultasi dengan dokter spesialis syaraf untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih
Hai Sobat Sehat,
Maaf, tetapi saya tidak dapat memberikan jawaban yang akurat dan rinci terkait pertanyaan tersebut. Saya sarankan Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan yang kompeten untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat mengenai pengobatan epilepsi dan tindakan yang harus diambil saat penderita mengalami kejang kambuh.Related content