Hai dok, saya wanita berusia 35 th. Saya baru saja patah hati dengan pria berusia 27 th. Saya merasa hanya dimanfaatkan
Tapi kenapa saya tidak bisa melepaskannya?saya masih mengharapkan dia akan menghubungi saya, menjelaskan, bahkan berbaikan. Tapi di sisi lain saya tidak mau dimanfaatkan lagi. Harus bagaimana ya dok?
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda
Dalam menjalani sebuah hubungan, terkadang sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut sangat berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata. Selain itu, terdapat perbedaan antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja. Sebaiknya bangun komunikasi hangat dan terbuka dengan pasangan agar dapat saling memahami satu sama lain.
Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi. Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba memberikan saran mengenai situasi yang Anda alami. Patah hati memang bisa menjadi pengalaman yang sulit dan sulit untuk melepaskan seseorang yang kita harapkan akan berubah atau kembali. Namun, penting untuk memahami bahwa Anda tidak dapat mengendalikan tindakan atau perasaan orang lain.:Untuk melepaskan diri dari situasi ini, ada beberapa langkah yang bisa Anda coba:
Terima perasaan Anda: Penting untuk mengakui dan menerima perasaan yang Anda alami, termasuk kekecewaan, kesedihan, dan harapan yang masih ada. Jangan menekan atau menyalahkan diri sendiri karena merasa sulit melepaskan.
Fokus pada diri sendiri: Alihkan perhatian Anda pada diri sendiri dan kebutuhan Anda. Lakukan aktivitas yang Anda nikmati, temui teman-teman, dan berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi Anda. Ini akan membantu Anda membangun kembali kepercayaan diri dan mengalihkan perhatian dari harapan yang tidak realistis.
Batasi kontak dengan mantan pasangan: Jika Anda merasa bahwa kontak dengan mantan pasangan hanya memperpanjang proses penyembuhan dan membuat Anda terus berharap, pertimbangkan untuk membatasi atau menghentikan kontak tersebut. Ini akan memberi Anda ruang untuk memulihkan diri dan memfokuskan pada diri sendiri.
Cari dukungan: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog atau konselor. Berbicara dengan orang lain yang dapat mendengarkan dan memberikan perspektif baru dapat membantu Anda mengatasi patah hati dan memperoleh dukungan yang Anda butuhkan.
Beri waktu pada diri sendiri: Proses penyembuhan tidak terjadi dalam semalam. Beri diri Anda waktu untuk merasakan dan memulihkan diri. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk melepaskan dan sembuh, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri jika perasaan tersebut masih ada.
Ingatlah bahwa Anda pantas mendapatkan hubungan yang sehat dan saling menghormati. Jika seseorang hanya memanfaatkan Anda, penting untuk menghormati diri sendiri dan mencari hubungan yang lebih baik di masa depan.
Semoga saran ini dapat membantu Anda dalam proses penyembuhan dan melepaskan diri dari situasi yang sulit ini. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Related content