Kepala Anda sering terasa sakit disertai dengan detak jantung yang tidak beraturan? Hati-hati, ini bisa menandakan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Apa itu hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah Anda berada di atas 140/90 milimeter merkuri (mmHg).
Angka 140 mmHg merujuk pada tekanan sistolik atau kondisi ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Sementara itu, 90 mmHg adalah tekanan diastolik atau ketika jantung beristirahat sembari menerima darah pada bilik-biliknya.
Ketika tekanan darah terlalu tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Jika terjadi terus-menerus, kondisi tersebut bisa menyebabkan berbagai komplikasi hipertensi, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
Berapa seharusnya tekanan darah normal?
Tekanan darah normal orang dewasa berkisar di angka 120/80 mmHg. Anda harus mulai berhati-hati ketika angka sistolik berada di kisaran 120–139 atau jika angka diastolik berada di kisaran di 80-89.
Meski masih berada di bawah kategori tekanan darah tinggi, kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki prehipertensi sehingga patut diwaspadai.
Sementara itu, tekanan darah di atas 180/120 mmHg menunjukkan bahwa Anda memiliki kondisi yang disebut krisis hipertensi dan berisiko menghadapi masalah kesehatan serius.
Jika tekanan darah Anda sampai setinggi itu, dokter biasanya akan mengukur kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah tinggi darurat.
Seberapa umumkah hipertensi?
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 34,1% atau lebih dari 70 juta penduduk Indonesia memiliki tekanan darah tinggi. Sementara pada tahun 2013, jumlahnya mencapai 25,8 persen.
Apa saja ciri-ciri atau gejala hipertensi?
Tekanan darah tinggi mendapatkan julukan the silent killer karena penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga kondisinya kerap kali baru disadari ketika sudah menimbulkan komplikasi.
Secara umum, berikut adalah gejala darah tinggi yang perlu Anda waspadai.
- Sakit kepala parah.
- Pusing.
- Penglihatan buram.
- Mual.
- Telinga berdenging.
- Kebingungan.
- Detak jantung tak teratur.
- Kelelahan.
- Nyeri dada.
- Sulit bernapas.
- Darah dalam urine.
- Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga.
Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin mengalami gejala yang tidak disebutkan di atas. Oleh karena itu, bicaralah dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu.
Apa penyebab hipertensi?
Hipertensi bisa dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Hipertensi primer atau esensial adalah jenis darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Akan tetapi, kondisi ini berkaitan dengan faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat. Ini adalah jenis hipertensi yang paling banyak terjadi.
Sementara itu, hipertensi sekunder adalah kondisi yang disebabkan oleh masalah kesehatan lain yang dialami seseorang.
Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan yang bisa menjadi penyebab hipertensi sekunder.
- Penyakit ginjal.
- Tumor pada kelenjar adrenal.
- Gangguan tiroid.
- Penyakit jantung bawaan.
- Diabetes.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB atau kortikosteroid.
Peningkatan tekanan darah juga bisa dipicu oleh emosi. Salah satu contohnya adalah hipertensi jas putih atau kenaikan tekanan darah yang terjadi karena rasa cemas ketika menjalani tes kesehatan.
Faktor risiko tekanan darah tinggi
Semua orang berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risikonya.
- Berusia di atas 65 tahun.
- Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
- Masalah kesehatan, seperti diabetes, asam urat, obesitas, kolesterol tinggi, atau penyakit ginjal.
- Kecanduan alkohol.
- Kebiasaan merokok.
- Jarang melakukan aktivitas fisik.
- Suka mengonsumsi makanan tinggi garam.
Memiliki faktor risiko tidak selalu berarti bahwa Anda pasti mengidap tekanan darah tinggi. Sebaliknya, tidak punya faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami tekanan darah tinggi.
Apakah tekanan darah tinggi bisa disembuhkan?
Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg secara permanen.
Jika disebabkan oleh penyakit tertentu, hipertensi mungkin disembuhkan dengan cara mengobati penyakit tersebut.
Sementara itu, hipertensi primer yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti memang cenderung lebih susah disembuhkan. Perawatan kondisi ini biasanya berfokus pada pengendalian tekanan darah dengan obat-obatan dan penerapan gaya hidup sehat.
Cara diagnosis tekanan darah tinggi
Untuk menegakkan diagnosis, pertama-tama dokter akan bertanya seputar gejala yang Anda rasakan dan riwayat kesehatan Anda.
Setelah itu, dokter akan melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensi. Dari pemeriksaan ini, berikut adalah beberapa hasil yang bisa didapatkan.
- Normal: tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
- Prehipertensi: tekanan sistolik di kisaran 120–129 mmHg dengan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg.
- Hipertensi tingkat satu: tekanan sistolik di kisaran 130–139 mmHg dengan tekanan diastolik di antara 80–89 mmHg.
- Hipertensi tingkat dua: tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dengan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Orang tua di atas 65 tahun mungkin mengalami hipertensi sistolik terisolasi. Ini adalah kondisi saat tekanan darah sistolik tinggi, tetapi diastoliknya kurang dari 80 mmHg.
Demi mendukung hasil diagnosis, dokter mungkin meminta pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan berikut.
- Tes fungsi ginjal.
- Tes urine.
- CT scan ginjal.
- Tes kadar kolesterol.
- USG ginjal.
- Elektrokardiogram untuk mengetahui denyut dan aktivitas listrik jantung.
- Ekokardiogram untuk melihat katup dan fungsi pompa jantung.
Dokter mungkin juga melakukan pemantauan ambulasi atau pemeriksaan tekanan darah secara berkala setiap enam atau 24 jam sekali.
Pengobatan hipertensi
Setiap orang dengan hipertensi bisa menerima pengobatan yang berbeda sesuai hasil pemeriksaan, penyebab, dan kondisi kesehatannya secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa obat tekanan darah tinggi yang biasanya diresepkan oleh dokter.
- Diuretik: chlorothiazide, chlorthalidone, hydrochlorothiazide/HCT, indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide, amilorid, atau triamterene.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, atau trandolapril.
- Beta-blocker: aenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol, bisoprolol, esmilol, nebivolol, atau sotalol.
- Calcium channel blocker: amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, atau nisoldipine.
- Alfa-blocker: doxazosin, terazosin hydrochloride, atau prazosin hydrochloride.
- Vasodilator: hydralazine atau minoxidil
- Central-acting agents: clonidine, guanfacine, atau methyldopa.
Perlu diingat bahwa obat tekanan darah tinggi harus diminum secara rutin sesuai resep dokter. Jangan pernah meningkatkan atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Demi mendukung pengobatan, dokter biasanya meminta pasien tekanan darah tinggi untuk menjalani perawatan rumahan dengan menjalani gaya hidup sehat.
Contoh gaya hidup sehat untuk orang dengan hypertension adalah menerapkan diet DASH, mengontrol kenaikan berat badan, hingga belajar mengelola stres.
Selama menjalani pengobatan, dokter mungkin meminta Anda melakukan kontrol rutin ke rumah sakit untuk memantau efektivitas pengobatan.
Kesimpulan
- Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di atas angka 140/90 mmHg. Normalnya, tekanan darah orang dewasa adalah 120/80 mmHg.
- Dapat dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder. Penyebab hipertensi primer belum diketahui pasti. Sementara itu, hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah karena kondisi medis tertentu.
- Umumnya diatasi dengan pemberian obat-obatan dan penerapan gaya hidup sehat.
[embed-health-tool-heart-rate]