backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Diare Wisatawan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 09/11/2021

Diare Wisatawan

Definisi

Apa itu diare wisatawan?

Diare wisatawan atau traveler’s diarrhea adalah gangguan pencernaan yang dialami saat seseorang sedang bepergian atau baru saja kembali dari tempat berlibur.

Risiko terjadinya kondisi ini lebih tinggi jika Anda pergi ke tempat atau negara dengan iklim dan sistem sanitasi yang berbeda dari tempat asal.

Seperti diare pada umumnya, kondisi ini bukanlah hal yang serius. Meski demikian, gejalanya tetap akan membuat Anda tak nyaman dan mengganggu liburan.

Seberapa umumkah diare wisatawan?

Seperti namanya, penyakit ini terjadi pada orang yang bepergian atau baru saja kembali dari perjalanan. Setiap tahun, ada sekitar 20% sampai 50% dari wisatawan internasional, atau sekitar 10 juta orang yang menderita diare wisatawan.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala diare jenis ini?

Sebagian besar gejala muncul secara tiba-tiba, baik di tengah perjalanan maupun ketika Anda telah pulang ke rumah. Beberapa gejala yang biasanya akan dirasakan adalah:

  • sering buang air besar,
  • feses yang cair dan tidak berbentuk,
  • kram atau sakit perut,
  • mual, dan
  • demam.
  • Kebanyakan orang yang mengalami penyakit ini gejalanya akan mulai membaik setelah dua hari dan bisa sembuh dalam seminggu.

    Kemungkinan ada tanda­-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Kapan saya harus periksa ke dokter?

    Anda harus segera periksa ke dokter bila mulai mengalami dehidrasi atau gejala tidak membaik dalam beberapa hari walau telah diberikan perawatan.

    Anda juga sebaiknya berhati-hati bila diare disertai dengan demam 39 derajat celcius, atau bila feses mengandung darah.

    Perlu diketahui, diare tak hanya disebabkan oleh bakteri dari makanan yang terkontaminasi, tapi juga bisa sebagai pertanda dari masalah pencernaan yang lebih serius.

    Untuk memastikan kondisi yang Anda alami, segera konsultasikan pada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

    Penyebab dan Faktor Risiko

    Apa penyebab diare wisatawan?

    Biasanya, diare pada turis terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri dan kuman.

    Hal ini lebih mudah dialami bila Anda tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau setelah menggunakan toilet, serta bila Anda tidak berhati-hati saat membeli makanan di restoran maupun di pinggir jalan.

    Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah Escherichia coli (E. Coli). Bakteri ini menempel pada mukosa dan melepaskan racun di dalam usus yang akhirnya membuat perut menjadi kram dan menimbulkan dorongan untuk buang air besar.

    Apa yang meningkatkan risiko saya untuk kondisi ini?

    Diare dapat dialami oleh siapa saja, tapi lebih tinggi risikonya bila Anda memiliki kondisi seperti berikut.

  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, karena lebih rentan terhadap infeksi.
  • Memiliki penyakit diabetes atau IBD.
  • Memakai inhibitor sekresi asam atau penahan asam. Asam lambung memiliki kemampuan untuk menghancurkan mikroorganisme seperti kuman dan bakteri, sehingga menghambat keberadaannya dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.
  • Melancong ke tempat-tempat dengan tingkat sanitasi yang kurang baik.
  • Diagnosis & Pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk diare wisatawan?

    Diare biasanya bisa langsung diketahui dari gejala-gejala yang Anda alami. Saat pemeriksaan fisik, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan atau perjalanan yang telah Anda lakukan.

    Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah dengan mengambil sampel darah Anda, tes sampel feses untuk melihat adanya parasit atau bakteri yang menyebabkan mencret, atau prosedur kolonoskopi dengan melihat bagian usus besar.

    Apa saja pilihan pengobatan saya untuk diare wisatawan?

    Umumnya, diare yang dialami oleh wisatawan atau turis adalah diare ringan yang hanya terjadi dalam beberapa hari. Bila hal ini terjadi, Anda cukup melakukan berbagai langkah perawatan di eumah.

    Salah satunya adalah minum air putih yang banyak. Sebab, diare membuat Anda mengeluarkan banyak cairan dari tubuh. Minum air putih akan menghindari Anda dari risiko terkena dehidrasi.

    Untuk membantu memenuhi cairan tubuh, Anda juga bisa minum cairan elektrolit atau oralit.

    Selain itu, obat-obatan seperti loperamide dan attapulgite juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala diare. Obat-obatan ini dapat mengurangi frekuensi dan keinginan buang air besar yang terlalu sering. Obat-obatan ini bisa Anda beli di apotek.

    Bagi pasien dengan gejala yang parah atau memburuk, dokter dapat meresepkan obat antibiotik atau lainnya. Namun, tentu saja Anda harus periksa ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab dan kondisi lain yang mendasari diare yang dirasakan. Nantinya, obat antibiotik akan diberikan sesuai dengan kondisi Anda.

    Pencegahan

    Apa saja langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari diare wisatawan?

    Memang, bagi para turis, sulit rasanya untuk menghindari diare dengan selalu memastikan bahwa setiap makanan dan minuman benar-benar higienis. Meski demikian, terdapat beberapa langkah mudah yang bisa Anda lakukan ketika bepergian seperti berikut.

    • Makan makanan yang benar-benar sudah matang, hindari makan daging atau makanan laut yang mentah.
    • Minum minuman yang dikemas. Bila Anda tidak yakin, ketimbang minum air dari tap water yang disediakan untuk umum, lebih baik beli air minum kemasan yang masih tersegel.
    • Hindari terlalu banyak minum alkohol atau minuman berkafein guna menghindari Anda dari dehidrasi.
    • Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan atau setelah menggunakan toilet umum.
    • Bila makan di restoran, pastikan permukaan meja serta alat-alat makan telah bersih.
    • Hindari terlalu sering jajan di pinggir jalan.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan