backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kenali Demam pada Bayi, dari Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2024

Kenali Demam pada Bayi, dari Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Demam dapat dialami oleh siapa saja di semua golongan usia, termasuk bayi. Tak jarang, demam pada bayi membuat orangtua merasa panik. Padahal, sangat penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan mengetahui kapan harus memeriksakan bayi ke dokter.

Dengan begitu, si Kecil bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisinya. Agar lebih jelas mengenai penyebab, gejala, hingga penanganannya, simak penjelasan terkait demam pada bayi di bawah ini.

Apa itu demam pada bayi?

bayi demam

Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas angka suhu tubuh normal.

Untuk bayi dan anak-anak, suhu tubuh normal sekitar 36,4 derajat Celsius. Namun, suhu tersebut dapat berbeda-beda pada setiap bayi maupun anak.

Demam pada bayi umumnya terjadi saat suhu tubuh mencapai 38 derajat Celsius atau lebih. Perkiraan suhu tersebut bisa berbeda tergantung dari bagian tubuh yang diukur.

Berdasarkan masing-masing bagian tubuh, bayi dapat dikatakan mengalami demam bila memiliki suhu tubuh sebagai berikut.

  • 37,2 derajat Celsius jika diukur dari ketiak.
  • 37,8 derajat Celsius jika diukur dari mulut (oral).
  • 38 derajat Celsius jika diukur dari telinga, dubur, atau nadi.

Meski menjadi metode paling umum digunakan, perlu diketahui bahwa mengukur suhu tubuh dari ketiak tidak selalu akurat.

Anda disarankan untuk mengukur dari bagian tubuh lain jika merasa tidak yakin dengan hasil pemeriksaan dari ketiak.

Apa gejala demam pada bayi?

Bayi demam dapat ditandai dengan gejala berupa:

  • tubuh yang terasa hangat, terutama pada bagian kening, punggung, atau perut,
  • tubuh berkeringat, dan
  • terlihat sakit.

Demam pada bayi dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau meningkat dengan cepat. Demam juga dapat terjadi secara naik turun.

Meski memang menimbulkan rasa khawatir pada orangtua, bayi demam tinggi tidak selalu menandakan kondisi yang serius.

Melansir dari Seattle Children’s, orangtua disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila bayi mengalami gejala berikut ini.

  • Bayi berusia kurang dari 3 bulan.
  • Bayi terlihat sangat sakit.
  • Kesulitan bernapas, meski tidak berat.
  • Kesulitan menelan.
  • Menggigil selama lebih dari 30 menit.
  • Tidak berhenti menangis, atau menangis saat disentuh.
  • Tidak menggerakkan kaki atau tangan seperti biasanya.
  • Mengalami dehidrasi, yang ditandai dengan bibir yang sangat kering, tidak buang air kecil selama lebih dari 8 jam, urine berwarna gelap, dan tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
  • Punya riwayat daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV, kanker, penyakit sel sabit, menjalani transplantasi organ, atau mengonsumsi obat steroid.

Segera cari pertolongan medis ke UGD jika bayi mengalami gejala sebagai berikut.

  • Tidak bergerak.
  • Tidak sadarkan diri.
  • Kesulitan bernapas yang parah, ditandai dengan napas yang sangat berat dan kesulitan berbicara atau menangis.
  • Bercak ungu atau seperti warna darah pada kulit.

Apa penyebab demam pada bayi?

bayi demam

Pada umumnya, demam adalah respons tubuh dalam melawan penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh.

Oleh karena itu, demam sendiri bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau kondisi.

Demam pada si Kecil dapat dipicu oleh beragam penyakit atau kondisi. Beberapa penyebab bayi demam di antaranya yaitu sebagai berikut.

1. Infeksi virus

Infeksi virus merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan demam.

Demam biasanya menjadi gejala yang pertama muncul sebelum gejala lainnya. Infeksi virus yang dapat menyebabkan demam yakni flu, pilek, dan roseola.

2. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri juga dapat memicu demam pada si Kecil.

Beberapa infeksi bakteri penyebab demam yaitu radang tenggorokan, infeksi kandung kemih, infeksi telinga, pneumonia, dan meningitis.

3. Vaksinasi

Bayi demam setelah vaksinasi merupakan hal yang normal. Demam menandakan bahwa vaksinasi bekerja dengan baik di dalam tubuh.

Demam biasanya muncul dalam 12 jam setelah vaksinasi dan dapat berlangsung selama 2—3 hari.

4. Kepanasan

Kondisi ini dapat menimbulkan demam ringan pada bayi. Kepanasan bisa terjadi akibat cuaca yang sangat panas (heat wave) atau pakaian yang terlalu tebal.

Demam akibat kondisi ini biasanya akan mereda dengan cepat setelah si Kecil berpindah ke tempat yang sejuk, beristirahat, dan banyak minum.

5. Demam pada bayi baru lahir

Demam yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 3 bulan dapat menandakan kondisi yang serius, seperti sepsis.

Infeksi bakteri pada bayi baru lahir dapat memburuk dengan cepat. Oleh karena itu, perlu ditangani dengan segera.

Berapa lama biasanya demam pada bayi?

Durasi demam pada bayi sebenarnya bervariasi bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, umumnya demam pada bayi dapat berlangsung selama beberapa hari hingga 1 minggu. Bila demam tak kunjung mereda dan disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter.

Bagaimana cara mengatasi demam pada bayi?

bayi demam

Perlu diingat bahwa tidak semua demam membutuhkan pengobatan. Umumnya, demam hanya perlu ditangani bila menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi.

Ada beberapa penanganan bayi demam yang dapat dilakukan orangtua secara mandiri di rumah, di antaranya yaitu sebagai berikut.

1. Pastikan bayi memperoleh asupan makanan yang cukup

Saat demam terjadi, si Kecil harus minum banyak cairan.

Anda bisa memberi bayi ASI atau susu formula yang dapat diberikan dalam porsi lebih sedikit tapi lebih sering.

Bayi berusia di atas 6 bulan juga dapat diberikan lebih banyak air putih. Namun, jangan memberikan jus buah kepada bayi.

Jika bayi juga mengalami muntah, coba berikan cairan elektrolit, seperti pedialyte.

Bayi yang sudah bisa mengonsumsi makanan diperbolehkan untuk diberi makan. Akan tetapi, jangan memaksakan bayi untuk makan jika ia tidak mau.

2. Berikan bayi pakaian yang nyaman

Meski demam disertai menggigil, tidak disarankan untuk menyelimuti bayi dengan pakaian atau selimut yang terlalu tebal.

Hal tersebut bisa membuat suhu tubuh yang tinggi pada bayi sulit turun atau bahkan membuatnya semakin tinggi.

Sebaiknya pakaikan bayi pakaian yang tipis dan beri satu selimut saat tidur.

Pastikan juga suhu ruangan tidak terlalu panas atau dingin untuk bayi.

3. Gunakan kompres air hangat

Kompres air hangat dapat digunakan untuk membantu menurunkan dema, terutama jika suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius dan demam menimbulkan rasa tidak nyaman.

Saat mengompres, gunakan air yang hangat sekitar 32,2—35 derajat Celsius.

Hindari menggunakan air dingin, es batu, atau air yang mengandung alkohol karena dapat membuat suhu tubuh turun terlalu cepat.

Hentikan penggunaan kompres saat bayi mulai merasa kedinginan.

Penggunaan kompres juga tidak perlu dilanjutkan bila bayi tidak nyaman saat dikompres atau suhu tubuh tidak kunjung turun setelahnya.

4. Berikan obat penurun panas

Jika diperlukan,obat penurun panas juga dapat diberikan kepada bayi.

Obat penurun panas yang dapat diberikan pada bayi meliputi paracetamol dan ibuprofen.

Namun, perlu diingat untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau baca aturan pakai sebelum memberikan obat-obatan kepada bayi.

Dosis yang tidak tepat dapat memicu timbulnya efek samping obat pada bayi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan