backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Pasien Diabetes Berisiko Terkena Glaukoma, Apa Penyebabnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    Pasien Diabetes Berisiko Terkena Glaukoma, Apa Penyebabnya?

    Glaukoma menjadi komplikasi diabetes pada mata yang paling umum ditemui. Gangguan mata ini lama-kelamaan bisa menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan dari kondisi ini?

    Bagaimana diabetes menyebabkan glaukoma?

    Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan saraf optik mata. Kondisi ini dapat terjadi saat adanya penumpukan cairan berlebihan pada bola mata.

    Mata akan menghasilkan cairan untuk mengisi bagian di dalamnya. Cairan baru akan masuk, sedangkan cairan lainnya akan meninggalkan mata melalui saluran drainase.

    Umumnya, glaukoma akan menyebabkan saluran drainase ini tersumbat dan cairan terperangkap. 

    Kelebihan cairan di bagian dalam ini dapat meningkatkan tekanan pada mata.

    Pada akhirnya, hal ini bisa merusak pembuluh darah dan saraf optik di indra penglihatan Anda.

    Salah satu komplikasi diabetes pada mata yakni retinopati diabetik dapat meningkatkan risiko Anda mengalami glaukoma.

    Retinopati diabetik menyebabkan pembuluh darah di retina mata lemah dan rusak. Hal ini akan memicu pertumbuhan pembuluh darah abnormal.

    Pembuluh darah ini kemungkinan bisa menghalangi saluran drainase alami mata. Alhasil, tekanan di dalam mata meningkat dan menyebabkan terjadinya glaukoma.

    Gejala glaukoma pada pasien diabetes

    komplikasi mata diabetes

    Pada tahapan awal, glaukoma sering kali menimbulkan sedikit gejala sehingga orang dengan diabetes kebanyakan tidak menyadarinya.

    Glaukoma akan menyebabkan perubahan bertahap pada penglihatan Anda. Jika tidak segera diobati, kondisi ini mungkin menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.

    Selain itu, masing-masing jenis glaukoma juga akan menimbulkan tanda dan gejala yang bervariasi seperti berikut ini.

    1. Glaukoma sudut terbuka

    Jenis glaukoma yang paling umum ditemui, yang ditandai dengan saluran atau sudut drainase mata yang terbuka.

    Meski terbuka, cairan mata tidak mengalir karena adanya sumbatan.

    Beberapa gejala dari glaukoma sudut terbuka, antara lain:

    • penurunan penglihatan bagian samping mata,
    • penglihatan seperti dalam terowongan gelap (tunnel vision), 
    • sakit kepala parah,
    • nyeri pada mata, serta
    • mual dan muntah.

    2. Glaukoma sudut tertutup

    Jenis glaukoma ini terjadi saat bagian iris mata menonjol keluar, yang menyebabkan timbulnya penyumbatan pada sudut antara iris dan kornea.

    Orang dengan diabetes umumnya mengalami glaukoma sudut tertutup kronis dan gejalanya terus berkembang dari waktu ke waktu, seperti:

    • nyeri mata, 
    • sakit kepala parah,
    • pandangan kabur dan berkabut,
    • melihat lingkaran cahaya saat menatap lampu,
    • mual dan muntah, serta
    • mata merah.

    3. Glaukoma neovaskular

    Jenis glaukoma ini disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada mata.

    Pembuluh darah abnormal akan menghalangi cairan mata masuk ke saluran drainase.

    Gejala dari glaukoma neovaskular hampir mirip dengan jenis lainnya, termasuk:

    • sakit atau nyeri mata,
    • penglihatan kabur, dan
    • mata merah.

    Diagnosis dan pengobatan glaukoma diabetes

    diagnosis glaukoma

    Apabila Anda terkena diabetes dan mengalami sejumlah gejala di atas, lebih baik konsultasikan ke dokter.

    Dokter spesialis mata dapat mendiagnosis glaukoma pada pasien diabetes.

    Dokter akan melakukan prosedur tes tonometri nonkontak (pneumotonometri) untuk mengukur tekanan di dalam bola mata (intraokular).

    Saat menjalani prosedur ini, udara akan diembuskan ke bagian depan mata guna membantu meratakan kornea mata anda.

    Setelah itu, mesin akan mengukur ketahanan mata terhadap embusan udara.

    Selain tes tonometri, dokter juga dapat menguji bidang penglihatan dan memeriksa saraf optik mata untuk hasil diagnosis yang lebih baik.

    Jika Anda memiliki glaukoma, dokter spesialis mata dapat memberikan pengobatan meliputi pemberian obat dan prosedur medis tertentu.

    1. Obat tetes mata

    Glaukoma pada pasien diabetes umumnya diobati dengan obat tetes untuk meredakan tekanan mata.

    Berikut beberapa obat tetes mata khusus yang umum diresepkan dokter.

    • Antagonis adrenergik, seperti betaxolol hidroklorida atau timolol.
    • Penghambat karbonik anhidrase, seperti brinzolamide atau dorzolamide.
    • Golongan analog prostaglandin, seperti latanoprost, bimatoprost atau travoprost.

    Dokter akan memberi tahu mengenai obat tetes mata mana yang sesuai dengan kondisi Anda. Terlebih, obat ini mungkin bereaksi dengan pengobatan diabetes.

    2. Prosedur laser atau operasi

    Jika pemberian obat tetes mata tidak menunjukkan perbaikan gejala, dokter dapat menyarankan prosedur laser, operasi trabekulektomi, atau implan glaukoma.

    Laser

    Prosedur yang bertujuan membantu menghilangkan kelebihan cairan dari bola mata dengan memperbaiki sudut drainase.

    Glaukoma sudut terbuka diobati dengan trabekuloplasti, sedangkan glaukoma sudut tertutup akan menjalani iridotomi.

    Trabekulektomi

    Tindakan operasi dengan membuat sayatan kecil pada bagian putih mata dan pembuatan kantong yang disebut filtration bleb.

    Kelebihan cairan akan mengalir melalui sayatan ke kantong, lalu kembali diserap tubuh.

    Implan glaukoma

    Perangkat drainase glaukoma berupa tabung kecil akan diletakkan pada mata.

    Hal ini membantu mengalirkan kelebihan cairan untuk kembali diserap melalui pembuluh darah.

    Cara mencegah glaukoma untuk diabetesi

    Glaukoma pada orang diabetes perlu segera diobati untuk mencegah penglihatan semakin buruk dan kebutaan.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pasien diabetes perlu menjalani pemeriksaan mata (dilated eye exam) secara rutin setiap tahunnya. 

    Prosedur medis ini bermanfaat untuk memeriksa ada tidaknya kerusakan saraf optik atau risiko terkena komplikasi diabetes pada mata.

    Selain itu, Anda perlu melakukan sejumlah perubahan gaya hidup seperti di bawah ini.

    • Selalu mengikuti anjuran perawatan diabetes dari dokter untuk menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam batas aman.
    • Hindari dan berhenti merokok yang dapat mempersempit pembuluh darah.
    • Berolahraga selama 30 menit atau lebih, seperti berjalan kaki atau berenang.

    Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik masalah Anda.

    [embed-community-10]

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan