Apa penyebab gangguan imunodefisiensi?
Ada beberapa penyebab gangguan imunodefisiensi, baik yang bersifat primer (disebabkan oleh kelainan genetik) maupun sekunder (disebabkan oleh faktor eksternal atau kondisi medis lainnya). Berikut penjelasannya.
1. Kelainan genetik
Defisiensi imun dapat terjadi pada bayi yang terlahir dengan kelainan genetik yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Misalnya sindrom imunodefisiensi kombinasi (severe combined immunodeficiency), sindrom Wiskott-Aldrich, dan defisiensi imunoglobulin.
Kelainan genetik semacam ini dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak berkembang secara normal atau tidak berfungsi dengan baik.
2. Infeksi HIV/AIDS
Defisiensi imun juga bisa disebabkan oleh infeksi HIV/AIDS. Pasalnya, virus HIV dapat menyerang dan merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh, terutama sel CD4.
Infeksi HIV yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh yang signifikan. Kondisi ini dikenal sebagai acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
3. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan, seperti kortikosteroid dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu panjang, dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.
Selain itu, obat-obatan yang digunakan dalam terapi kanker, seperti kemoterapi atau radioterapi, juga dapat menyebabkan imunodefisiensi sementara atau bahkan permanen.
4. Penyakit Autoimun
Beberapa penyakit autoimun yang merupakan contoh gangguan imunodefisiensi sekunder, yaitu lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit tiroid autoimun.
Hal ini karena beberapa kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.
5. Penyakit lain
Beberapa kondisi medis lain, seperti diabetes, gagal ginjal kronis, dan penyakit hati kronis, juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya defisiensi imun.
Memahami penyebab defisiensi imun penting untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena kondisi ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar