Mungkin Anda ragu melakukan medical check up saat haid. Selain karena rasanya yang tidak nyaman terutama saat tes urine, ada kekhawatiran bahwa hasil pemeriksaannya tidak akurat. Benarkah demikian? Yuk simak penjelasan berikut ya!
Bolehkah medical check up saat haid?
Meskipun tidak dilarang, melakukan medical check up saat haid atau menstruasi tidak disarankan karena dapat mengganggu hasil tes.
Medical check up merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan di rumah sakit untuk memeriksa kondisi tubuh secara keseluruhan. Selain sebagai pemeriksaan rutin, medical check up juga berguna untuk mendeteksi secara dini penyakit yang muncul di tubuh.
Meskipun siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda-beda, umumnya perdarahan haid berlangsung selama 3 – 7 hari.
Kedatangan haid yang tiba-tiba dan bisa saja membuat perencanaan yang telah Anda buat sedikit berantakan, salah satunya rencana untuk medical check up.
Nah, sebenarnya hal ini tidak dilarang, tapi sebaiknya ditunda sampai haid berakhir, yakni tujuh hari setelah menstruasi (bukan hari ke-7 setelah hari pertama perdarahan).
Pasalnya, salah satu prosedur wajib dalam pemeriksaan kesehatan yaitu tes urine. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit tertentu sejak dini seperti penyakit ginjal, hati, infeksi saluran kencing, dan diabetes.
Mengutip University of Rochester Medical Center, pada pemeriksaan ini, dokter akan menganalisis urine dengan tiga cara.
- Pemeriksaan mikroskopis untuk memeriksa zat-zat kecil yang seharusnya tidak ada di dalam urine.
- Pemeriksaan secara visual untuk memeriksa warna, bau, dan tampilan urine.
- Pemeriksaan dengan tes dipstick menggunakan strip plastik tipis yang akan ditandai dengan perubahan warna sesuai kandungan di dalam urine.
Untuk memeriksa kandungan urine secara akurat, tentu diperlukan urine murni tanpa tambahan apa pun di dalamnya. Sementara saat Anda haid, urine kemungkinan besar bercampur dengan darah dan cairan keputihan.
Hal ini diakibatkan vagina dan lubang kencing jaraknya berdekatan sehingga sulit untuk mendapatkan urine yang tidak tercemari oleh darah haid.
Darah inilah yang nantinya bisa memengaruhi dan membuat hasil tes urine menjadi tidak akurat. Akibatnya hasil medical check up secara keseluruhan saat haid menjadi tidak valid.