backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

3 Cara Mudah Mengobati Infeksi Vagina Akibat Bacterial Vaginosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    3 Cara Mudah Mengobati Infeksi Vagina Akibat Bacterial Vaginosis

    Bacterial vaginosis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini seringnya menyebabkan cairan keputihan yang berbau busuk dan rasa sakit saat buang air kecil. Pengobatan utama dari bacterial vaginosis adalah antibiotik resep dokter. Namun beberapa cara sederhana di bawah ini juga dapat Anda coba untuk mengobati infeksi vagina di rumah.

    Berbagai cara alami mengobati infeksi vagina bacterial vaginosis

    1. Yogurt

    Bacterial vaginosis disebabkan oleh jajahan bakteri jahat yang merusak keseimbangan pH vagina. Yogurt adalah sumber makanan tinggi probiotik, bakteri yang baik bagi kesehatan.

    Bakteri baik dapat menghasilkan asam laktat untuk mempertahankan pH vagina yang ideal agar tetap asam. Hidrogen peroksida juga dihasilkan oleh bakteri baik untuk menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi vagina.

    Yang paling penting, probiotik juga dapat meningkatkan respon kekebalan tubuh. Sistem imun yang baik bisa membantu tubuh lebih efektif untuk melawan infeksi dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Cukup konsumsi satu gelas yogurt setiap hari untuk membantu mengobati infeksi vagina.

    Selain dari yogurt, probiotik juga dapat Anda temukan dalam tempe, kimchi, sauerkraut, kefir, acar timun, dan makanan hasil fermentasi lainnya. Menurut sebuah penelitian tahun 2014, mengonsumsi probiotik setiap hari bisa membantu mengobati infeksi vagina sekaligus mencegahnya kambuh kembali.

    2. Bawang putih

    Punya bawang putih di rumah? Jika iya, Anda bisa memanfaatkannya untuk mengobati infeksi bakteri akibat bacterial vaginosis. Bawang putih diketahui mengandung senyawa aktif allicin yang bersifat antivirus, antimikroba, dan antijamur yang ampuh membunuh berbagai organisme yang bisa menyebabkan penyakit. Ini termasuk bakteri jahat penyebab bacterial vaginosis.

    3. Minyak pohon teh (tea tree oil)

    Minyak pohon teh atau lebih dikenal dengan tea tree oil memiliki kandungan antibakteri dan antijamur yang disinyalir bisa mengobati infeksi vagina. Sebelum benar-benar mengoleskan minyak ini pada kulit vagina Anda, tes dulu sedikit di kulit lengan Anda. Perhatikan apakah Anda mengalami reaksi alergi, seperti gatal atau rasa panas terbakar. Jika dalam waktu 24-48 jam tidak ada reaksi apapun, ini berarti aman untuk digunakan di vagina.

    Caranya, encerkan 5-10 tetes minyak pohon teh dengan minyak pelarut (minyak kelapa, minyak almond, atau minyak zaitun; pilih yang tidak membuat Anda alergi). Kemudian oleskan di bibir vagina. Anda juga bisa meneteskan minyak pohon teh ke atas permukaan pembalut atau pantyliner. Pakai selama beraktivitas, dan kemudian lepaskan dalam waktu satu jam.

    Daripada mengobati, lebih baik mencegah dengan menjaga kebersihan vagina

    Kebersihan vagina juga penting dijaga agar Anda terhindar dari infeksi bakteri. Walaupun vagina sebenarnya mempunyai sistem otomatis untuk membersihkan dirinya, namun beberapa hal tetap harus Anda lakukan untuk menjaga lingkungan pada vagina tetap seimbang.

    Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kebersihan vagina adalah:

  • Bersihkan vagina secara rutin cukup dengan air hangat.
  • Bersihkan vagina dari depan ke belakang agar kuman yang ada di anus tidak menyebar ke daerah vagina.
  • Jaga area vagina tetap kering. Sebaiknya pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat dan hindari menggunakan celana atau rok yang ketat. Lap daerah sekitar vagina dengan handuk lembut setelah mandi atau setelah dari toilet.
  • Hindari membersihkan vagina dengan cara douching karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami dalam vagina. Hindari juga penggunaan tisu dengan pewangi, sabun dengan pewangi, atau deodoran vagina.
  • Ganti pembalut secara teratur saat Anda menstruasi.
  • Lumasi vagina dengan baik sebelum berhubungan seksual agar terhindar dari iritasi.
  • Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan