Endometriosis adalah gangguan kesehatan yang memengaruhi perut bagian bawah pada wanita. Kondisi ini terjadi saat jaringan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Secara pasti, penyebab endometriosis masih belum diketahui, tetapi ada beberapa kemungkinan atau yang dapat memicu terjadinya endometriosis.
Penyebab penyakit endometriosis pada wanita
Endometriosis adalah kondisi abnormal penebalan jaringan dinding rahim (endometrium).
Normalnya, jaringan dinding rahim hanya akan menebal menjelang masa ovulasi sebagai persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim saat terjadi pembuahan.
Bila tak ada pembuahan, endometrium yang telah menebal akan meluruh menjadi darah. Saat itulah menstruasi Anda mulai.
Pada kasus endometriosis, penebalan yang menetap tersebut akan mengiritasi jaringan sekitarnya.
Iritasi tersebut bisa menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan pada akhirnya menimbulkan gejala-gejala.
Ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebab endometriosis. Untuk memastikan diagnosis, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.
Berikut beberapa kemungkinan yang menjadi kemungkinan penyebab penyakit endometriosis yang sering menyerang wanita.
1. Menstruasi retrograde
Mengutip dari Mayo Clinic, menstruasi retrograde terjadi ketika darah menstruasi yang mengandung sel endometrium, mengalir kembali ke tuba falopi.
Kemudian dari tuba falopi, darah menstruasi yang mengandung sel endometrium ini masuk ke rongga panggul, bukan di luar tubuh.
Sel endometrium akan menempel pada dinding dan permukaan organ pelvis, kemudian mereka tumbuh, terus menebal, dan berdarah sepanjang siklus menstruasi.
Organ pelvis mencakup uterus (rahim), saluran indung telur, tuba falopi, rektum, dan kandung kemih.
2. Bekas luka bedah
Setelah operasi seperti histerektomi atau bersalin dengan operasi caesar, sel endometrium dapat menempel pada sayatan bedah.
Pada kasus endometriosis, sel endometrium yang menempel pada sayatan bedah bisa mengalami penebalan yang menetap.
Penebalan tersebut akan mengiritasi jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan pada akhirnya menimbulkan gejala.
3. Metaplasia
Mengutip dari situs Endometriosis, metaplasia adalah perubahan dari satu jenis jaringan normal ke jaringan normal lain.
Pada sebagian kasus, jaringan endometrium memiliki kemampuan untuk menggantikan jenis jaringan lain di luar rahim.
Penggantian jaringan di luar rahim ini yang menjadi penyebab endometriosis dan nyeri yang luar biasa saat menstruasi, nyeri panggul, dan aliran darah menstruasi yang deras.
Selain itu, beberapa wanita mengeluhkan rasa sakit saat buang air besar, kencing, atau saat berhubungan seksual.
4. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Kondisi terganggunya sistem kekebalan tubuh juga bisa menjadi penyebab endometriosis pada wanita.
Ini artinya, sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Sistem kekebalan tubuh yang tidak baik berperan penting karena memungkinkan sel-sel abnormal terus tumbuh bukan dalam rahim.
5. Perubahan sel embrio yang belum matang
Hormon estrogen dapat mengubah sel embrionik, yaitu sel pada tahap awal perkembangan, menjadi implan sel endometrium selama masa pubertas.
Dengan kata lain, endometriosis terangsang oleh kadar hormon estrogen yang tidak seimbang.
Hormon estrogen berperan penting dalam reproduksi wanita, mulai dari siklus menstruasi sampai menopause.
Estrogen terbentuk dari ovarium yang memproduksi sel telur dan kelenjar adrenal yang terletak pada bagian atas ginjal.
6. Pengedaran sel endometrium
Sistem pembuluh darah atau cairan jaringan (limfatik) dapat mengangkut sel endometrium ke bagian tubuh yang lain.
Ini membuat sel endometrium yang seharusnya hanya menebal saat masa ovulasi, justru menyebar ke bagian tubuh lain.
Faktor yang meningkatkan risiko wanita terkena endometriosis
Selain perlu waspada dengan kondisi yang menyebabkan endometriosis, Anda sebaiknya tahu beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Mengutip dari John Hopkins Medicine, faktor yang meningkatkan risiko wanita terkena endometriosis yaitu:
- melahirkan pertama kali saat usia lebih dari 30 tahun,
- memiliki ibu atau saudara perempuan dengan kondisi endometriosis, dan
- wanita yang memiliki kelainan pada rahim.
Pada kasus yang serius, endometriosis juga bisa menghambat kehamilan, bahkan menyebabkan kemandulan.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter bila memiliki faktor risiko tersebut, meski belum mengalami gejala endometriosis.
Beberapa gejala endometriosis seperti nyeri saat berhubungan seksual, aliran darah menstruasi yang deras, dan sulit hamil setelah satu tahun menikah.
Endometriosis memang bisa memicu peradangan pada organ reproduksi. Akan tetapi, kondisi ini tidak selalu menjadi penyebab masalah kesuburan.
Hal ini bergantung pada tingkat keparahan endometriosis.
Pada kasus berat, endometriosis bisa mengganggu pergerakan sel telur sehingga tidak bisa sampai ke tuba falopi.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan agar bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Hal ini terutama bila memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko penyakit endometriosis.
[embed-health-tool-ovulation]