Terlepas dari nyeri saat buang air kecil, ia tidak memiliki gejala lainnya. Tidak ada riwayat trauma atau penggunaan narkoba, terlepas dari penggunaan kontrasepsi oral. Wanita itu dikenal memiliki klitoromegali (peristiwa pembesaran klitoris) bawaan sejak lahir.
Kondisi ini telah secara luas dievaluasi pada anak usia dini. Tidak ada endokrin, kromosom, atau kelainan anatomi tambahan pada waktu itu. Perkembangan fisik dan seksual juga dinyatakan normal. Pemeriksaan klinis mengungkapkan bahwa wanita muda sehat tersebut memiliki beberapa piercing di tubuhnya, namun tidak satupun terdapat di wilayah kemaluan. Di samping itu, ia memiliki klitoris yang lembut dan membesar hingga memiliki panjang 4-5 cm.
Krura klitoris (bagian ujung klitoris) jelas teraba di sisi bagian dalam ramus pubis dan terasa lembut. USG transvaginal dan pemeriksaan laboratorium mengungkapkan tidak ada kelainan. Dengan tidak adanya sebab yang jelas, maka tidak ada saran yang berguna pada tindakan klinis.
Di bawah anestesi umum, batang klitoris dan krura diberi suntikan berisi epinefrin dan heparin. Setelah penyuntikan, krura dan batang klitoris disedot menggunakan jarum yang besar, kemudian sejumlah darah gelap dan kentalpun diperoleh. Dalam waktu beberapa hari, wanita tersebut sembuh sepenuhnya. Namun, dua tahun kemudian ia mengalami nyeri klitoris tanpa dibarengi oleh pembengkakan, yang tidak berhubungan dengan gairah seksual.
Kasus 2
Menurut sebuah studi pada Journal of Sexual Medicine, seorang wanita berusia 29 tahun mengalami kasus priapismus klitoris serius selama lima hari, kondisi itu terjadi setelah ia megonsumsi antidepresan bupropion dan trazodone. Wanita itu telah minum obat setiap hari untuk mengobati libido rendah dalam beberapa bulan terakhir, dan telah meningkatkan dosis sebelum mengalami pembengkakan labia dan nyeri di wilayah klitoris.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar