Vagina memiliki beberapa bagian berbeda, salah satunya klitoris. Bagian ini termasuk yang paling sensitif terhadap rangsangan saat melakukan aktivitas seksual. Namun, klitoris juga bisa bengkak akibat mengalami rangsangan atau faktor lainnya. Kondisi ini disebut juga dengan klitoromegali. Apa penyebab klitoris bengkak dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa penyebab klitoris bengkak?
Klitoromegali adalah kondisi ketika klitoris menjadi bengkak atau lebih besar dari biasanya.
Pembengkakan klitoris dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebabnya dapat bervariasi tergantung pada situasinya.
Beberapa kemungkinan penyebab bengkaknya klitoris meliputi berikut ini.
1. Reaksi alergi
Jika Anda memiliki alergi terhadap bahan-bahan tertentu yang dapat memicu iritasi di daerah genital, reaksi alergi bisa terjadi.
Reaksi alergi dapat menyebabkan klitoris membengkak atau meradang secara tidak langsung.
Misalnya, jika Anda memiliki alergi terhadap sabun, deterjen, kondom, atau produk perawatan pribadi yang mengandung bahan-bahan pemicu alergi, paparan terus-menerus terhadap alergen tersebut di daerah genital dapat mengakibatkan iritasi dan bengkak.
2. Infeksi
Infeksi tidak biasanya menjadi penyebab utama klitoromegali.
Namun, dalam beberapa kasus, infeksi bakteri, jamur, atau virus pada klitoris atau area genital dapat menyebabkan pembengkakan atau bengkak sementara.
Beberapa jenis infeksi yang umumnya terjadi di daerah genital meliputi vaginosis bakterialis, kandidiasis (infeksi jamur), dan herpes genital.
3. Cedera atau trauma
Trauma atau cedera fisik pada klitoris dapat menjadi salah satu penyebab klitoromegali.
Cedera fisik yang disebabkan oleh tekanan berlebihan, benturan, atau gesekan yang keras pada klitoris dapat merusak jaringan dan menyebabkan pembengkakan dan peradangan.
Misalnya, cedera saat berolahraga, kecelakaan, atau aktivitas seksual yang kasar.
Selain itu, beberapa operasi yang melibatkan daerah genital dapat mengakibatkan klitoromegali bila tidak dilakukan dengan benar atau jika ada komplikasi pasca-operasi.
Salah satunya, klitoridektomi (pengangkatan klitoris) yang terjadi dalam praktik sunat wanita.
4. Peningkatan gairah seksual
Selama gairah seksual meningkat, klitoris bisa membesar dan mengeras.
Klitoris pun akan menjadi lebih sensitif karena aliran darah meningkat ke daerah tersebut sebagai respons terhadap rangsangan seksual.
Ini adalah respons alami tubuh terhadap gairah seksual dan penting dalam kepuasan seksual wanita.
5. Penyakit menular seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) tertentu bisa menjadi penyebab pertumbuhan klitoris yang lebih besar dari normal.
Beberapa PMS yang dapat berkontribusi terhadap klitoromegali meliputi berikut ini.
- Herpes genital. Herpes genital adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan luka, bengkak, dan peradangan pada klitoris dan daerah genital lainnya. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan klitoromegali sementara selama serangan herpes.
- Human Papillomavirus (HPV). Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan pertumbuhan kutil genital di sekitar klitoris dan vulva, yang dapat memengaruhi ukuran klitoris.
- Infeksi menular seksual (IMS). IMS seperti gonore, sifilis, atau klamidia, jika tidak diobati, dapat menyebabkan peradangan yang parah di daerah genital, termasuk klitoris, dan bisa mengakibatkan pembengkakan.
6. Kista klitoris
Kista klitoris biasanya disebabkan oleh penyumbatan atau sumbatan saluran kelenjar yang ada di daerah klitoris. Kelenjar ini menghasilkan pelumas alami untuk daerah genital.
Ketika saluran ini tersumbat, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar tidak dapat mengalir dengan baik, dan kantong kista dapat terbentuk.
Terkadang, kista yang terbentuk pada klitoris dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan.
Kista klitoris dapat menjadi penyebab klitoromegali jika kista tumbuh besar dan menyebabkan klitoris terlihat lebih besar dari biasanya.
7. Kondisi medis lain
Beberapa gangguan medis atau kondisi kesehatan tertentu dapat menjadi penyebab klitoromegali. Beberapa gangguan medis yang terkait dengan klitoromegali yaitu sebagai berikut.
- Hiperplasia adrenal kongenital (CAH). CAH adalah kelainan hormonal genetik yang dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon androgen, seperti testosteron, sehingga klitoris menjadi lebih besar dari biasanya pada bayi perempuan yang baru lahir atau anak-anak.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS adalah kondisi hormonal yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon seks, seperti estrogen dan testosteron, sehingga memicu klitoromegali.
- Gangguan hormonal. Gangguan hormon lainnya, seperti tumor pada kelenjar pituitari atau masalah tiroid, dapat memengaruhi kadar hormon dalam tubuh dan menyebabkan klitoromegali.
- Kelainan genetik. Beberapa kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Turner atau sindrom Klinefelter, dapat memengaruhi perkembangan organ genital dan dapat terkait dengan klitoromegali.
- Hidradenitis supurativa. Ini adalah kondisi kulit kronis yang dapat menyebabkan peradangan, abses, dan pembengkakan di daerah genital, termasuk klitoris.
- Efek samping obat. Beberapa obat, seperti steroid anabolik atau obat hormon, dapat memengaruhi kadar hormon dalam tubuh dan memicu klitoromegali sebagai efek samping.
Bagaimana cara mengatasi klitoris bengkak?
Pengobatan klitoromegali akan tergantung pada penyebabnya.
Sebelum mencari pengobatan, penting untuk berkonsultasi kepada dokter atau profesional kesehatan yang dapat mendiagnosis penyebab klitoris bengkak Anda.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang mungkin diperlukan untuk mengobati klitoromegali.
1. Terapi hormon
Melansir dari Cleveland Clinic, jika klitoromegali disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, seperti hiperplasia adrenal kongenital (CAH) atau PCOS, dokter dapat meresepkan terapi hormon.
Pemberian terapi hormon bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan hormon di dalam tubuh Anda, sehingga pembengkakan klitoris dapat teratasi.
2. Obat untuk mengatasi infeksi
Jika klitoromegali disebabkan oleh infeksi, pengobatan akan tergantung pada jenis infeksi penyebabnya.
Untuk infeksi bakteri seperti vaginosis bakterialis, pengobatan biasanya melibatkan pemberian antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Bila disebabkan oleh infeksi jamur, pengobatan klitoromegali biasanya melibatkan obat antijamur seperti mikonazol atau klotrimazol dalam bentuk krim atau supositoria.
Jika klitoromegali disebabkan oleh infeksi virus seperti herpes genital, pengobatan dapat melibatkan obat antiviral, seperti asiklovir atau valasiklovir, yang diresepkan oleh dokter.
3. Pengobatan untuk tumor
Jika klitoromegali disebabkan oleh tumor, langkah-langkah pengobatan akan tergantung pada jenis dan sifat tumor.
Ini bisa mencakup pembedahan atau terapi lainnya, seperti radioterapi, kemoterapi, terapi target, terapi hormon, dan terapi imun.
4. Peningkatan gairah seksual
Jika klitoromegali disebabkan oleh pengobatan gairah seksual yang tidak diinginkan, dokter dapat merekomendasikan perubahan dalam penggunaan obat atau teknik lain yang lebih aman.
Perawatan untuk peningkatan gairah seksual atau gangguan seksual biasanya melibatkan terapi kognitif perilaku, terapi obat, atau konseling untuk mengatasi masalah psikologis atau emosional yang mungkin menjadi penyebabnya.
5. Pembedahan
Pengobatan klitoromegali yang disebabkan oleh kelainan struktural akan bergantung pada jenis dan sifat kelainan tersebut.
Ini mungkin melibatkan pembedahan untuk mengangkat pertumbuhan atau memperbaiki masalah struktural.
Sebagai contoh, jika klitoromegali disebabkan oleh kista, dokter mungkin perlu mengangkat kista tersebut melalui pembedahan.
6. Perubahan gaya hidup
Dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup, seperti menghindari iritasi dan alergen, bisa membantu mengurangi bengkak pada klitoris.
Pilih produk perawatan pribadi, sabun, deterjen, atau pelumas yang dirancang khusus untuk kulit sensitif atau bebas dari bahan yang memicu alergi.
Jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan resep antihistamin atau obat-obatan alergi lainnya.
Untuk mempercepat penyembuhan, kompres dingin ke daerah yang bengkak atau meradang juga dapat membantu meredakan ketidaknyamanan dan peradangan.
Di sisi lain, pada penderita PCOS, perubahan gaya hidup lainnya juga mungkin perlu dilakukan, seperti penurunan berat badan, olahraga teratur, dan diet sehat.
Kesimpulan
- Klitoromegali atau klitoris bengkak bukanlah gejala yang bisa diabaikan.
- Penyebabnya bisa berupa kondisi yang ringan hingga yang serius dan membutuhkan penanganan khusus.
- Jika Anda memiliki klitoromegali atau mencurigai bahwa Anda memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya, sangat penting untuk mencari perawatan medis. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat serta merencanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
[embed-health-tool-ovulation]