Tidak semua wanita memiliki letak rahim yang normal. Umumnya, rahim berbentuk seperti buah pir terbalik yang melebar pada bagian bawah. Namun, sebagian wanita bisa memiliki kelainan rahim, seperti posisi rahim terbalik. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan seputar letak rahim yang normal dan tidak.
Letak rahim yang normal
Rahim adalah organ reproduksi wanita yang berperan penting dalam siklus menstruasi wanita, kehamilan, sampai persalinan.
Ukuran rahim wanita dewasa memiliki panjang sekitar 7,5 cm, lebar 5 cm pada bagian atas, ketebalannya hampir 2,5 cm, dan berat sekitar 30-40 gram.
Berdasarkan keterangan dari buku Anatomy, Abdomen, and Pelvis, Uterus, rahim wanita terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
- fundus uteri (bagian atas rahim),
- badan rahim (tempat janin berkembang),
- isthmus (area leher bawah rahim), dan
- serviks atau leher rahim yang berdekatan dengan vagina.
Lantas, seperti apa posisi atau letak rahim yang sehat dan normal?
Letak rahim yang normal adalah rahim berada di depan rektum (ujung usus besar) dan belakang kandung kemih.
Meski begitu, posisi rahim sebenarnya tidak selalu sama. Posisi rahim bisa berubah dan bervariasi dalam ukuran dan bentuknya.
Ini semua tergantung dari hormon seks dan reproduksi wanita. Berikut ukuran dan bentuk rahim sesuai fase reproduksi wanita.
- Usia sebelum pubertas: rahim kecil dan serviks lebih panjang dari tubuh dengan rasio 2:1
- Usia reproduksi: tubuh lebih besar dari serviks dan rasio serviks terhadap tubuh 1:2
- Setelah menopause: rahim atrofi, ukuran tubuh lebih kecil dari serviks dengan rasio 2:1
Kondisi rahim mulai mengalami atrofi (penyusutan) karena berkurangnya hormon estrogen dan berhenti menstruasi.
Letak rahim yang sehat terkadang berubah karena kondisi kandung kemih. Saat kandung kemih kosong, posisi rahim terlihat sedikit maju.
Sementara itu, saat kandung kemih penuh urine, posisi rahim akan bergeser sedikit ke belakang.
Letak rahim tidak normal tetapi banyak wanita miliki
Selain posisi yang normal, sebagian wanita memiliki rahim yang berbeda. Hal ini cukup umum dialami.
Namun, letak rahim yang tidak normal tidak lantas membuat rahim tidak dapat berfungsi dengan normal.
Itu sebabnya letak rahim yang tidak dalam posisi normal tidak bisa langsung dikatakan rahim abnormal.
Selain yang dijelaskan sebelumnya, ada dua jenis lagi letak rahim wanita yang perlu Anda ketahui dan pahami, berikut penjelasan lengkapnya.
1. Rahim terbalik (retroverted uterus)
Sumber: Mayo Clinic
Mengutip dari Medlineplus, 1 dari 5 wanita memiliki kondisi rahim terbalik. Apa artinya rahim kebalik?
Rahim terbalik atau dalam istilah medis retroverted uterus adalah posisi rahim menghadap ke arah belakang panggul.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rahim yang normal cenderung akan condong ke arah perut dan menghadap depan panggul.
Meskipun letaknya terbalik, rahim tetap bisa berfungsi dengan normal. Rahim yang terbalik juga tidak menimbulkan gangguan reproduksi tertentu pada wanita.
Namun, pada sebagian kasus, beberapa wanita yang memiliki rahim terbalik sedikit sulit menemukan rahim saat melakukan USG di trimester pertama kehamilan.
2. Rahim miring
Rahim miring atau anteverted uterus adalah kelainan rahim yang posisinya miring ke arah depan menuju leher rahim. Letak rahim ini membuatnya lebih condong ke arah perut.
Meski begitu, Mengutip dari buku berjudul Do We Really Need Surgery, 75 persen wanita memiliki bentuk rahim anteversi.
Sebagian besar wanita yang memiliki rahim miring karena kondisi sejak lahir. Namun, rahim miring juga bisa terjadi karena kehamilan dan proses persalinan.
Terkadang, anteversi rahim memiliki kemiringan yang cukup ekstrem karena perkembangan jaringan setelah operasi.
Sebagian wanita merasa letak rahim yang terbalik atau miring adalah kondisi yang tidak normal dan tidak sehat.
Namun, belum ada bukti yang kuat kalau kondisi rahim terbalik bisa membahayakan janin, misalnya keguguran.
Normalnya, rahim wanita terletak di antara rektum dan kandung kemih dengan posisi menghadap ke arah perut.
Beberapa wanita juga memiliki rahim terbalik atau miring, tapi hal ini tidak selalu memengaruhi fungsi rahim sebagai organ reproduksi.
[embed-health-tool-ovulation]