Pernahkah Anda mendengar tentang turun peranakan? Berapa pun usia Anda, penting untuk mengetahui tentang gejala atau ciri-ciri turun peranakan.
Apalagi, meski lebih sering terjadi pada wanita menopause, kondisi ini sebenarnya bisa dialami oleh wanita di segala usia.
Adapun turun peranakan parah yang tidak segera mendapat penanganan bisa memengaruhi organ tubuh yang ada di area panggul lainnya. Jadi, apa saja gejala turun peranakan?
Berbagai gejala turun peranakan yang perlu diketahui
Turun peranakan (turun berok), atau dalam bahasa medis disebut prolaps uteri, adalah kondisi rahim yang turun ke saluran vagina.
Hal ini terjadi karena otot dasar panggul dan ligamen meregang serta melemah sehingga tidak mampu lagi untuk menopang rahim. Akibatnya, rahim jatuh perlahan dan menonjol ke luar dari vagina.
Bukan cuma menonjol, rahim yang tergelincir ini bisa menekan organ panggul lainnya, sehingga menimbulkan sejumlah gejala.
Berikut ini beberapa gejala atau ciri-ciri turun peranakan yang umum terjadi.Â
1. Ada yang menonjol di vagina
Rahim yang tergelincir dari tempat seharusnya akan turun atau jatuh ke arah vagina. Akibatnya, Anda mungkin merasa seperti terganjal atau bahkan melihat ada tonjolan dari lubang vagina.
Saat duduk, Anda mungkin merasa seperti sedang duduk di atas bola. Anda juga mungkin merasa seolah-olah ada jaringan vagina yang bergesekan dengan celana dalam Anda.
2. Nyeri panggul
Saat mengalami turun peranakan, rahim yang jatuh akan menekan area panggul. Hal ini dapat menyebabkan rasa tertekan atau nyeri pada panggul maupun bagian perut bawah dan punggung bawah Anda.
Jika tidak terasa nyeri, Anda mungkin merasa seperti berat, penuh, atau tidak nyaman pada area panggul. Anda juga mungkin sering merasa tidak nyaman saat berjalan.
3. Masalah berkemih
Ciri-ciri peranakan turun lainnya, yaitu masalah dengan berkemih atau buang air kecil. Ini terjadi akibat rahim yang menekan kandung kemih yang berada di panggul.
Akibatnya, Anda mungkin mengalami inkontinensia urine (mengompol), ingin buang air kecil lebih sering atau tiba-tiba, dan seperti tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
4. Sembelit
Bukan cuma masalah dengan berkemih, Anda juga bisa merasakan gejala terkait buang air besar ketika mengalami turun peranakan. Penyebab hal ini yakni tekanan pada usus.
Saat ini terjadi, Anda mungkin akan kesulitan untuk buang air besar atau sembelit. Anda juga mungkin merasa seperti tidak mampu mengosongkan usus sepenuhnya saat di toilet.
5. Masalah dengan seksual
Terkadang, turun peranakan menyebabkan masalah dengan aktivitas seksual yang Anda lakukan.
Penyakit pada wanita ini kadang membuat hubungan intim terasa menyakitkan atau hilangnya gairah seksual.
Selain ciri-ciri di atas, Anda juga mungkin mengalami gejala lainnya, seperti vagina berdarah atau keputihan.
Penyebab turun peranakan
- Persalinan normal atau pervaginam, terutama melahirkan bayi besar.
- Persalinan yang sulit.
- Kelebihan berat badan.
- Menopause.
- Sembelit kronis.
- Batuk kronis atau bronkitis.
- Mengangkat beban berat berulang kali.
Gejala turun peranakan tergantung pada tingkat keparahannya
Meski gejala-gejala di atas umum terjadi, tak semua penderita turun peranakan atau prolaps uteri akan mengalaminya.
Bahkan, melansir Mayo Clinic, prolaps uteri yang ringan umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala-gejala di atas sering terjadi jika kondisi Anda tergolong sedang hingga parah.
Ini artinya, gejala yang akan timbul dan Anda rasakan tergantung pada tingkat keparahan Anda.
Dokter membagi tingkat keparahan turun peranakan ke dalam empat tahap atau stage. Dokter menggunakan tahapan ini untuk menggambarkan seberapa banyak rahim telah mendorong vagina.
Berikut adalah empat tahap atau tingkat keparahan dari prolaps uteri atau turun peranakan.
- Tingkat I, ini terjadi ketika rahim turun sampai ke bagian atas dari vagina.
- Tingkat II, ini terjadi ketika rahim turun sampai ke bagian bawah vagina.
- Tingkat III, ini terjadi ketika rahim menonjol keluar dari vagina.
- Tingkat IV, ini terjadi ketika keseluruhan rahim keluar dari mulut vagina.