backup og meta

4 Ciri-Ciri Keputihan karena Kecapean serta Penyebabnya

4 Ciri-Ciri Keputihan karena Kecapean serta Penyebabnya

Saat sedang kelelahan atau kecapean, beberapa wanita kerap mengeluhkan keputihan yang cukup mengganggu. Namun, benarkah kecapean bisa menyebabkan keputihan? Kira-kira, apa ciri-ciri keputihan karena kecapean? Ketahui jawabannya melalui artikel di bawah ini. 

Apakah kecapean bisa mengakibatkan keputihan?

Kebanyakan wanita mungkin tidak menyadari bahwa kecapean dapat menjadi pemicu berbagai kondisi kesehatan, termasuk keputihan. Bagaimana bisa?

Normalnya, vagina sehat memiliki jumlah bakteri yang seimbang, termasuk lactobacillus yang berfungsi menjaga pH vagina tetap asam. pH yang asam ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.

Namun, ketika tubuh merasa lelah atau kecapean, sistem kekebalan tubuh cenderung menurun.

Hal ini bisa memengaruhi keseimbangan pH vagina yang memungkinkan bakteri atau jamur, seperti Candida albicans, untuk tumbuh lebih cepat, sehingga menyebabkan keputihan. 

Tidak hanya itu, sistem kekebalan tubuh yang menurun dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit infeksi, termasuk infeksi jamur atau bakteri yang menyebabkan keputihan.

Apa ciri-ciri keputihan karena kecapean?

Keputihan karena capek umumnya tergolong normal. Biasanya, keputihan karena kecapean memiliki ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan faktor penyebab lainnya, seperti infeksi.

Berikut adalah ciri-ciri keputihan normal yang mungkin disebabkan oleh kelelahan atau kecapean. 

1. Berwarna putih

Keputihan karena kecapean biasanya berwarna putih atau bening, bukan cokelat apalagi hijau. Konsistensi keputihannya pun normal, yaitu tidak terlalu kental atau cair.

2. Tidak berbau menyengat 

Keputihan yang disebabkan oleh kecapean juga biasanya tidak berbau atau hanya memiliki bau yang ringan.

Melansir Cleveland Clinic, bau keputihan yang menyengat, seperti bau busuk mungkin bisa menjadi tanda adanya infeksi. 

3. Tidak disertai gejala lain 

Saat terjadi karena stres atau capek, keputihan yang muncul umumnya tidak disertai dengan gejala lainnya, seperti gatal, nyeri, atau iritasi di area vagina

4. Bersifat sementara 

Keputihan karena kecapean biasanya hanya bersifat sementara dan akan membaik dengan sendirinya dengan istirahat yang cukup. 

Penyebab lain keputihan selain kecapean

cairan vagina keputihan

Pada kondisi tertentu, keputihan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain yang mungkin memerlukan penanganan medis.

Maka dari itu, sebaiknya Anda perhatikan ciri-ciri keputihan yang normal dan tidak normal. Periksakan diri ke dokter jika keputihan yang muncul tampak mengkhawatirkan disertai dengan gejala lainnya.

Selain karena kecapean, berikut adalah beberapa penyebab lain dari keputihan.

1. Ketidakseimbangan hormon 

Perubahan hormon, seperti meningkatnya hormon estrogen dan progesteron, juga dapat memengaruhi keputihan wanita.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, atau bahkan menopause.

2. Penggunaan antibiotik 

Pada dasarnya, antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Namun, penggunaan antibiotik juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik yang ada di tubuh, termasuk vagina.

Ketika digunakan, terutama dalam jangka panjang dan dosis yang tinggi, antibiotik dapat memengaruhi bakteri baik, sehingga menyebabkan keputihan. 

3. Iritasi kimia 

Penggunaan produk perawatan tubuh tertentu yang mengandung bahan kimia, seperti sabun kewanitaan juga dapat menjadi penyebab keputihan. 

Hal ini karena kandungan kimia di dalam sabun tersebut dapat mengganggu keseimbangan pH dalam vagina. 

4. Infeksi bakteri 

Selain karena capek, keputihan juga bisa disebabkan oleh bacterial vaginosis. Kondisi ini dapat menyebabkan keputihan berbau menyengat, busuk, atau terkadang berbau amis. 

Warna dari keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri pun terkadang terlihat abu-abu dan encer. 

5. Infeksi jamur 

Infeksi jamur vagina terjadi ketika pertumbuhan jamur di vagina meningkat. Ini dapat menghasilkan cairan kental dan putih yang mirip seperti keju cottage, tetapi tidak berbau. 

Gejala lain yang mungkin terjadi adalah rasa terbakar, gatal, iritasi lain di sekitar vagina, serta nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil. 

6. Infeksi menular seksual 

Selain karena stres dan lelah, infeksi menular seksual juga dapat menyebabkan keputihan pada wanita, seperti trikomoniasis. gonore, dan klamidia

Kondisi ini dapat membuat keputihan berwarna kuning, hijau, atau berbusa yang disertai dengan bau yang tidak sedap.  

Cara mengatasi keputihan karena kecapean

perbedaan keputihan mau haid dan hamil

Jika Anda mengalami keputihan dengan ciri-ciri di atas dan diduga terjadi karena kecapean, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi atau mencegahnya. Berikut di antaranya.

1. Istirahat cukup

Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup agar tubuh dapat pulih dengan baik.

Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan pada akhir pekan. Ini membantu mengatur ritme sirkadian tubuh

2. Menjaga kebersihan

Jaga kebersihan area genital dengan mencucinya menggunakan air bersih secara teratur. Hindari penggunaan sabun atau produk kimia yang dapat mengganggu keseimbangan pH.

Selain itu, hindari untuk melakukan vaginal douche atau mencuci bagian dalam vagina Anda. 

3. Konsumsi makanan sehat

Untuk membantu mengatasi keputihan karena kecapean, Anda juga perlu mengonsumsi makanan sehat. 

Makanan yang bergizi seimbang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak rentan terkena infeksi. 

4. Penggunaan pakaian yang tepat

Kenakan pakaian yang longgar dan memudahkan kulit untuk bernapas, terutama di area intim, untuk mengurangi kelembapan.

Area intim yang lembap dapat memicu pertumbuhan bakteri, termasuk bakteri penyebab keputihan. 

5. Konsultasi kepada dokter

Jika keputihan berlanjut atau menjadi parah, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

Konsultasikan juga kepada dokter jika Anda curiga keputihan yang Anda alami terjadi karena penyebab lainnya yang perlu ditangani secara medis.

Kesimpulan

Kecapean bisa menjadi salah satu faktor yang mengganggu keseimbangan pH vagina, sehingga menyebabkan keputihan. Namun selain kecapean, ada juga penyebab lain dari keputihan yang dapat terjadi, termasuk infeksi. Dengan perawatan yang tepat, keputihan karena kecapean atau penyebab lain bisa diatasi dan dicegah dengan efektif.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

(N.d.). Retrieved 21 June 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/ 

professional, C. C. medical. (n.d.). Vaginal Discharge: Causes, Colors, What’s Normal & Treatment. Retrieved 21 June 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge 

Vaginal Discharge. (n.d.). Retrieved 21 June 2024, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/vaginal-discharge 

Grover, S., Avasthi, A., Gupta, S., Hazari, N., & Malhotra, N. (n.d.). Do female patients with nonpathological vaginal discharge need the same evaluation as for Dhat syndrome in males? Retrieved 21 June 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4776585/ 

London, S. (2022). Complaints of Abnormal Vaginal Discharge Linked To Poor Mental Health. Retrieved 21 June 2024, from https://www.guttmacher.org/journals/ipsrh/2005/12/complaints-abnormal-vaginal-discharge-linked-poor-mental-health 

Amabebe, E., & Anumba, D. O. C. (2018). Psychosocial Stress, Cortisol Levels, and Maintenance of Vaginal Health. Retrieved 21 June 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6165882/ 

Versi Terbaru

01/07/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

4 Penyebab Tidak Haid 1 Bulan tapi Keputihan, Berbahayakah?

7 Penyebab Keputihan Warna Putih Susu dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 01/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan