Penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan Miss V agar terhindar dari parasit yang mungkin hidup di dalamnya, seperti cacing kremi. Meskipun biasanya cacing kremi menginfeksi saluran pencernaan, misalnya usus, tapi mereka juga bisa bergerak menuju vagina atau Miss V.
Tentunya kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan. Ketahui penjelasan lengkapnya melalui ulasan berikut.
Apa ciri-ciri ada cacing kremi di Miss V?
Kebanyakan orang yang mengalami infeksi cacing kremi tidak memiliki gejala, tetapi tanda-tanda atau gejala yang paling umum dari infeksi cacing kremi adalah gatal-gatal.
Mengutip Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan ketika mengalami infeksi cacing kremi di vagina.
1. Gatal pada anus, terutama pada malam hari
Cacing kremi betina biasanya bertelur di sekitar anus pada malam hari. Maka tak heran, bila kondisi tersebut dapat menyebabkan anus gatal dan iritasi karena terus digaruk.
Meskipun gejalanya biasanya ringan, gatal pada anus bisa menjadi parah dan serius.
2. Sulit tidur
Cacing kremi yang membuat Miss V infeksi sering kali ditandai dengan munculnya rasa gatal di anus. Rasa gatal akan semakin parah pada malam hari.
Hal itulah yang membuat penderita infeksi cacing kremi terkadang mengalami kesulitan tidur hingga menyebabkan penurunan konsentrasi, kelelahan, dan penurunan berat badan.
3. Gatal pada vagina
Cacing kremi biasanya bertelur di anus, tapi dapat memicu rasa gatal pada vagina. Terkadang, gejala infeksi cacing kremi juga bisa berupa keputihan yang gatal di area vagina.
Selain itu, gejala yang kurang umum terkait infeksi cacing kremi di vagina meliputi berikut ini.
- Sakit perut.
- Infeksi bakteri sekunder dari garukan kulit yang intens.
- Infeksi ureter atau kandung kemih yang jarang dapat menyebabkan disuria atau ketidaknyamanan kandung kemih.
Kenapa bisa ada cacing kremi di Miss V?
Cacing kremi dapat ditularkan melalui jalur fekal-oral, yaitu dengan perpindahan telur cacing kremi dari anus ke mulut seseorang.
Perpindahan tersebut dapat terjadi secara langsung dengan tangan maupun tidak langsung melalui perantara atau benda.
Seseorang yang mengalami infeksi cacing kremi biasanya tanpa sadar menelan telur cacing kremi yang ada di jari, bawah kuku, pakaian, tempat tidur, dan benda atau permukaan lain yang terkontaminasi.
Sebab ukurannya yang kecil, telur cacing kremi terkadang juga bisa terbawa udara dan terhirup saat bernafas.
Saat tubuh sudah terinfeksi, cacing kremi betina akan bertelur di sekitar anus, seperti yang telah disebutkan di atas.
Namun, terkadang cacing kremi juga bisa berpindah hingga mencapai vagina dan menyebabkan infeksi.
Meski begitu, belum bisa dipastikan bila cacing kremi merupakan satu-satunya penyebab vagina berulat atau mengeluarkan ulat berwarna putih.
Anda disarankan untuk segera memeriksakan langsung ke dokter bila mendapati adanya ulat atau binatang apa pun yang keluar dari vagina atau Miss V karena kondisi tersebut dianggap tidak normal.
Bagaimana cara mengeluarkan cacing kremi di Miss V?
Cara mengambil cacing kremi di Miss V cenderung hampir sama dengan infeksi di saluran pencernaan.
Dalam kasus ini, Anda akan membutuhkan obat-obatan yang bisa diserap ke dalam aliran darah.
Namun, tidak semua obat cacing diserap dengan baik oleh tubuh. Jadi, sebaiknya bicarakan dengan dokter atau apoteker mengenai ini.
Dilansir dari situs CDC, disebutkan bahwa obat-obatan yang paling ampuh untuk mengeluarkan cacing kremi adalah mebendazol, albendazol, atau pirantel pamoat.
Berikut ini keterangan penggunaan masing-masing obat untuk mengeluarkan cacing kremi di Miss V.
- Obat mebendazol kurang dapat diserap ke dalam aliran darah sehingga harus dihindari pada infeksi cacing di Miss V.
- Lain halnya dengan obat albendazole yang dilaporkan berhasil memberantas infeksi cacing kremi pada vagina.
- Mebendazole dan albendazole memiliki kemampuan menghalangi cacing kremi untuk menyerap glukosa. Hal itu akan membuat cacing yang menyebabkan infeksi kekurangan sumber energi dalam beberapa hari.
- Obat piperazine atau pirantel pamoate diyakini bermanfaat untuk melumpuhkan cacing sehingga ia dapat dikeluarkan melalui feses.
Perlu Anda ketahui bila obat-obatan ini tidak berfungsi untuk membunuh telur, melainkan hanya larva dan cacing dewasa.
Itulah sebabnya, penggunaan obat berulang dan penerapan kebersihan perlu dilakukan untuk menghilangkan telur yang menempel di permukaan benda atau di bawah kuku.
Cara agar terhindar dari infeksi cacing kremi
Menjaga kebersihan tangan dengan baik adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi cacing kremi.
Ini termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum memegang makanan.
Jaga kuku Anda tetap bersih dan pendek, hindari menggigit kuku, dan jangan menggaruk kulit di area vagina.
Ajari juga anak Anda pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi cacing kremi di vagina.
Pasalnya, infeksi cacing kremi bisa terjadi berulang. Jika Anda terus mendapati cacing kremi yang keluar dari vagina, maka sumber infeksi harus segera dicari dan diobati.
Kesimpulan
- Meski umumnya menimbulkan infeksi di sistem pencernaan, terkadang cacing kremi juga bisa berada di Miss V akibat terus berpindah hingga mencapai vagina saat akan bertelur di anus.
- Infeksi cacing kremi ini biasanya tidak disertai gejala, tetapi juga bisa menimbulkan keputihan dan gatal di Miss V.
- Untuk mengeluarkan cacing kremi dari Miss V, penggunaan obat-obatan dapat dilakukan. Agar infeksi tidak kembali kambuh, pencegahan bisa dengan mencuci tangan secara rutin dan menjaga kebersihan kuku.
[embed-health-tool-ovulation]