Keinginan untuk memiliki organ intim yang sehat dan berfungsi optimal adalah hal yang wajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa wanita memilih melakukan operasi vagina.
Ada berbagai jenis operasi vagina yang umum dilakukan, mulai dari yang bertujuan memperbaiki kondisi medis akibat cedera hingga operasi mengencangkan organ intim. Simak selengkapnya berikut ini.
Jenis-jenis operasi vagina
Operasi vagina merupakan prosedur bedah yang bertujuan memperbaiki, meremajakan, atau merekonstruksi area vagina, baik untuk alasan kesehatan, estetika, maupun meningkatkan fungsi seksual.
Dalam dunia medis dan kecantikan, ada berbagai macam prosedur operasi vagina yang dapat dilakukan, seperti labiaplasty, vaginoplasty, perineoplasty, serta hymenoplasty.
Untuk lebih lengkapnya, simak berbagai jenis operasi pada Miss V dan tujuannya berikut ini.
1. Vaginoplasty
Vaginoplasty adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk memperbaiki vagina akibat kondisi medis tertentu atau cedera.
Sebagai contoh, beberapa wanita memilih melakukan vaginoplasty untuk mengencangkan otot vagina yang kendur setelah melahirkan atau memperbaiki kelainan bawaan pada vagina.
Jika vaginoplasty dilakukan untuk memperbaiki otot vagina yang kendur, dokter mungkin akan membuang kulit atau jaringan yang kendur atau menjahit bagian yang kendur ke dalam vagina.
Durasi vaginoplasty berbeda-beda tergantung dengan kondisi pasien. Beberapa operasi vaginoplasty bisa memakan waktu waktu beberapa jam, atau lebih dari 10 jam.
2. Labiaplasty

Salah satu jenis operasi Miss V yang umum dilakukan oleh dokter adalah labiaplasty. Prosedur bedah ini melibatkan tindakan mengecilkan atau memperbesar labia atau bibir vagina.
Prosedur ini biasanya dilakukan pada wanita yang merasa tidak nyaman dengan ukuran labia mereka yang tidak simetris.
Selain terasa tidak nyaman, vagina tidak simetris bisa menimbulkan rasa nyeri atau iritasi saat olahraga maupun berhubungan intim.
Untuk mengecilkan labia, dokter biasanya akan mulai memotong jaringan kecil di area vagina.
Sebaliknya, bila ingin memperbesar ukurannya, dokter akan mengambil lemak dari area tubuh lain, seperti perut atau paha lalu menyuntikkannya ke labia mayora Anda.
3. Perineoplasty
Jenis operasi vagina lainnya yang umum dilakukan adalah perineoplasty. Prosedur bedah ini bertujuan untuk memperkuat atau mengencangkan area perineum, yakni area antara anus dan vagina.
Operasi perineoplasty juga bisa dilakukan untuk mempersempit lubang vagina, memperbaiki kulit yang kendur, bekas luka, atau rusak di sekitar vagina akibat melahirkan, penurunan berat badan, atau trauma.
Mengutip Cleveland Clinic, perineoplasty dilakukan dengan membuat sayatan pada lubang bagina.
Selanjutnya, dokter akan memotong kelebihan kulit atau jaringan parut dan memperbaiki lapisan otot di sekitar vagina. Prosedur ini biasanya memakan waktu selama 1 jam.
4. Hymenoplasty
Hymenoplasty atau disebut juga dengan operasi selaput dara merupakan operasi vagina yang dilakukan untuk memperbaiki selaput dara (hymen) yang robek.
Selaput dara memang bisa robek saat melakukan hubungan intim pertama kali, tetapi robeknya selaput dara juga bisa disebabkan oleh penggunaan tampon, cedera, masturbasi, atau kecelakaan.
Robeknya selaput dara umumnya tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, hal ini mungkin bisa memengaruhi aktivitas seks, terutama jika kondisi robeknya cukup parah.
Untuk melakukan operasi vagina ini, dokter akan mengambil sisa selaput dara yang terdapat dinding vagina, kemudian menyatukannya kembali dengan jahitan khusus.
Jika kerusakan pada selaput dara cukup parah, dokter mungkin akan merekatkan selaput dara buatan.
5. Clitoral hood reduction

Clitoral hood reduction adalah prosedur bedah yang bertujuan untuk mengurangi lipatan kulit yang menutupi bagian klitoris.
Mengutip American Society of Plastic Surgeons, operasi ini biasanya dilakukan dengan tujuan estetika untuk memperbaiki penampilan organ intim wanita. Prosedur ini juga biasanya dilakukan bersamaan dengan labiaplasty.
Ketika prosedur bedah dimulai, dokter akan memotong area kulit atau jaringan berlebih yang menutupi klitoris.
Prosedur pemotongan ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu jaringan dan saraf kelenjar klitoris. Setelah selesai, dokter akan menutup bekas luka dengan jahitan.
6. Monsplasty
Monsplasty adalah operasi vagina untuk menghilangkan kulit ekstra atau jaringan lemak di mons pubis, yakni area berlemak di atas tulang kemaluan.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengurangi tonjolan berlebih di area mons pubis yang membuat sebagian wanita merasa malu menggunakan celana ketat.
Untuk melakukan prosedur ini, dokter biasanya akan memberikan anestesi umum (bius total) guna mengurangi rasa sakit. Selanjutnya, dokter bedah akan membuat sayatan horizontal pada mon pubis.
Kemudian, dokter bedah akan memotong jaringan lemak dan kulit yang berlebih dan mengencangkannya kembali dengan jahitan.
7. Penambahan G-spot
Operasi Miss V selanjutnya yang bisa dilakukan oleh dokter adalah penambahan G-spot atau disebut dengan G-spot augmentation.
G-spot adalah titik rangsangan sensitif pada organ intim wanita yang bisa membuat wanita lebih cepat mencapai orgasme.
Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan zat tertentu, seperti lemak atau kolagen, ke dalam area yang diyakini sebagai G-spot.
Dengan peningkatan volume pada area G-spot, wanita dapat merasakan stimulasi atau rangsangan yang lebih intens ketika berhubungan intim dan mempercepat mencapai orgasme.
Nah, itulah macam-macam operasi vagina, baik untuk tujuan medis, rekonstruktif organ, maupun estetika.
Setiap prosedur memiliki manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang.
Jadi, pastikan berkonsultasi dengan dokter tepercaya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan menentukan prosedur terbaik sesuai kondisi Anda.
Kesimpulan
Terdapat berbagai operasi vagina yang bisa dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
- Vaginoplasty.
- Labioplasty.
- Perineoplasty.
- Hymenoplasty.
- Clitoral hood reduction.
- Monsplasty.
- Penambahan G-spot.
[embed-health-tool-ovulation]