Meski umumnya berwarna merah, warna darah haid juga bisa cokelat. Warna darah menstruasi setiap wanita bisa bervariasi, tergantung pada tingkat kekentalan atau volume darah. Namun, beberapa wanita kerap mengeluhkan darah menstruasi yang justru berwarna cokelat. Apakah kondisi ini normal? Berikut faktanya.
Apakah normal jika darah haid berwarna cokelat?
Pada kebanyakan kasus, darah haid warna cokelat termasuk normal. Warna cokelat menandakan darah sudah cukup lama berada di rahim sehingga warnanya tak lagi segar.
Mengutip Mount Sinai, darah warna cokelat biasanya muncul di awal dan akhir siklus menstruasi.
Jika darah berwarna cokelat muncul di awal hari menstruasi Anda, ini bisa jadi merupakan sisa darah dari siklus sebelumnya yang dikeluarkan terlambat.
Sementara itu, darah menstruasi berwarna cokelat yang muncul di akhir siklus menandakan darah sudah berada di titik penghabisan.
Ini karena kerja rahim untuk meluruhkan dindingnya sudah melambat.
Meski umumnya normal, pada beberapa kondisi, darah haid berwarna cokelat juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu, terutama jika disertai dengan gejala tambahan.
Gejala darah haid warna cokelat yang tidak normal
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, warna darah haid cokelat umumnya normal dan tidak berbahaya.
Namun, jika Anda mengalami darah haid berwarna cokelat dan berlendir disertai dengan tanda berikut, artinya Anda harus segera berkonsultasi kepada dokter.
Berikut adalah beberapa gejala yang perlu Anda waspadai.
- Lama menstruasi lebih dari 7 hari.
- Haid tidak teratur (jaraknya sangat cepat antara dua siklus atau malah berjarak lebih dari 35 hari).
- Tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 3—6 bulan.
- Perdarahan vagina di tengah dua siklus menstruasi.
- Keluar darah setelah berhubungan intim.
- Perdarahan terjadi setelah menopause.
- Bercak terjadi setiap saat bahkan ketika tidak menstruasi.
- Nyeri atau sakit pada vagina atau perut bagian bawah.
- Demam (bisa menandakan adanya infeksi).
- Kelelahan.
- Perdarahan berwarna cokelat yang terjadi setelah penggunaan alat kontrasepsi.
- Perdarahan berwarna cokelat saat menggunakan tamoxifen, yaitu obat untuk kanker payudara.
Apa penyebab darah menstruasi berwarna cokelat?
Selain karena darah yang sudah menua di rahim, ada banyak hal lainnya yang bisa menyebabkan darah haid cokelat.
Beberapa di antaranya juga sama-sama normal, sedangkan yang lainnya mungkin perlu Anda periksakan ke dokter. Berikut sejumlah kemungkinan penyebab darah haid warna cokelat.
1. Efek samping KB
Warna darah haid yang merah gelap kecokelatan biasanya menandakan tingkat estrogen berlebih sehingga menyebabkan lapisan dinding rahim jadi sangat tebal.
Alhasil, volume darah haid Anda akan lebih banyak dan berwarna lebih pekat.
Nah, pil KB mengandung hormon estrogen tiruan sehingga efeknya dalam tubuh bisa mengacaukan kadar estrogen dan progesteron alami.
Efek samping pemakaian pil KB dapat membuat darah haid Anda berubah warna cokelat setidaknya selama tiga bulan pertama.
Penggunaan KB implan, seperti nexplanon, juga menjadi penyebab munculnya darah haid cokelat.
2. Kehamilan
Bercak cokelat setelah Anda merasa telat bisa jadi gejala awal kehamilan. Bercak darah ini dikenal dengan nama perdarahan implantasi.
Anda mungkin melihat 1—2 tetes darah dan biasanya hanya berlangsung sekitar beberapa jam (maksimal 1—2 hari). Adapun ini adalah kondisi yang normal.
Namun jika setelah Anda dinyatakan hamil muncul perdarahan berwarna merah atau cokelat yang berlangsung selama 5 atau 7 hari, ini tidak normal.
Ini bisa jadi tanda keguguran, terutama jika disertai dengan gejala, seperti:
- sakit perut dan kram,
- sakit bahu,
- merasa pusing dan lemah, serta
- tidak mengalami mual atau gejala kehamilan normal lainnya.
3. Perimenopause
Perimenopause adalah fase sebelum menopause. Pada fase ini, Anda akan menemukan warna darah haid cokelat.
Asalkan tidak disertai gejala abnormal lainnya, keluarnya darah haid warna cokelat menjelang usia menopause termasuk aman.
Jika setelah menopause Anda masih mengalami perdarahan warna cokelat dari vagina, ini mungkin menandakan kondisi-kondisi tertentu.
Misalnya, adanya pembengkakan di lapisan vagina, polip nonkanker di leher rahim, atau masalah lainnya di rahim Anda, termasuk kanker.
Jika Anda sudah menopause tetapi masih mengalami perdarahan, segera konsultasikan kepada dokter untuk mencari tahu penyebabnya.