Menjelang kedatangan tamu bulanan, banyak wanita yang mengalami gejolak emosi tak menentu dan kadang tanpa alasan jelas — tadi marah, sekarang sedih, lima menit lagi bahagia. Masih pada hari yang sama, beberapa jam berikutnya Anda bisa merasa sangat jenuh dengan semua rutinitas dan mempertanyakan apa tujuan hidup Anda di dunia ini.
Gejala PMS ini terbilang wajar, meski mood swing yang berat bisa saja mengganggu aktivitas sehari-hari. Apa, sih, penyebab mood swing saat menstruasi? Dan, bagaimana cara mengatasinya? Simak semua informasi lengkapnya di bawah ini.
Penyebab mood swing saat menstruasi
Salah satu kemungkinan penyebab mood swing adalah ketidakseimbangan hormon dan senyawa kimia otak yang berhubungan dengan pengaturan suasana hati. Ini pun tergantung pada banyak faktor berbeda.
Mood swing saat menstruasi dilaporkan terkait dengan naik-turunnya kadar hormon estrogen di sepanjang siklus menstruasi. Estrogen mulai naik secara perlahan setelah menstruasi terakhir Anda usai, kemudian mencapai puncaknya dua minggu kemudian mendekati jadwal haid Anda selanjutnya.
Setelah itu, kadar estrogen dalam tubuh mulai menurun tajam sebelum mulai naik perlahan dan turun lagi menjelang siklus baru dimulai. Naik dan turunnya kadar hormon ini jugalah yang menyebabkan gejala PMS lainnya.
Gejolak emosi saat menstruasi juga dapat dipengaruhi oleh beragam hal lain. Misalnya, cuaca yang mendung cenderung membuat suasana hati gundah gulana karena tubuh kekurangan banyak endorfin (hormon mood bahagia), atau sistem imun yang memang sedang lemah.
Situasi stres, seperti perceraian atau kehilangan pekerjaan juga bisa memperburuk gejala PMS Anda. Menurunnya kadar hormon serotonin berkaitan dengan gejala depresi, mudah tersinggung, dan mengidam karbohidrat, yang semuanya bisa menjadi gejala mood swing saat menstruas.
Gejala mood swing saat PMS
PMS dapat menyebabkan gejolak perubahan suasana hati yang tidak terkendali pada beberapa wanita, mulai dari menangis sampai ledakan amarah serta kegelisahan, lalu kembali ke keadaan emosional yang stabil. Semua ini bisa terjadi dalam satu hari.
Gejala PMS emosional yang paling umum sebagai berikut.
- Mudah marah
- Depresi
- Menangis
- Sangat sensitif
- Gampang gugup dan cemas
Anda akan tahu bahwa gejolak emosi ini kemungkinan besar disebabkan oleh PMS jika gejala tersebut muncul secara konsisten dalam satu sampai dua minggu sebelum jadwal menstruasi Anda, dan berhenti satu atau dua hari setelah menstruasi dimulai.
Pasalnya, serangkaian gejala PMS, termasuk perubahan suasana hati, biasa terjadi pada fase siklus haid terakhir (luteal) yang dimulai setelah ovulasi, di hari 14 sampai 28 siklus menstruasi wanita. Begitu perdarahan haid mulai tampak, mood swings biasanya akan hilang.
Cara mengendalikan gejolak emosi saat menstruasi dan gejala PMS lainnya
Gaya hidup sehat merupakan langkah awal untuk menangani PMS, termasuk mood swings yang sering dialami oleh wanita. Bagi banyak wanita, pendekatan gaya hidup dapat mengurangi gejala PMS. Daftarnya sebagai berikut.
- Mengatasi stres karena stres dapat membuat gejala PMS semakin parah. Anda bisa mencoba teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, bernapas dalam, dan yoga untuk membantu Anda mengendalikan mood swings saat menstruasi.
- Minum banyak cairan, seperti air atau jus. Hindari minum soda, alkohol, ataupun kafein selam sedang haid. Hal ini akan membantu mengurangi rasa kembung, retensi cairan, dan gejala lainnya.
- Sering ngemil. Cobalah untuk menyempatkan ngemil setiap jeda 3 jam. Ingat, pilih camilan yang sehat dan tetap usahakan menghindari makan berlebih.
- Makan yang seimbang. Tambahkan biji-bijian, sayuran, dan buah dalam makanan Anda. Batasi asupan garam dan gula.
- Minum suplemen vitamin B6, kalsium, dan magnesium.
- Lakukan olahraga aerobik secara teratur.
- Perbaiki pola tidur malam Anda.
Gejala lainnya seperti sakit kepala, sakit punggung, kram menstruasi, nyeri payudara dapat diobati dengan obat-obatan pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, dan NSAID lainnya.
Jika Anda mengalami gejala PMS yang berat, konsultasikan ke dokter. Pada kasus mood swing saat menstruasi yang tergolong parah, dokter dapat memberikan obat antidepresan seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors).
[embed-health-tool-ovulation]