Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh saat akan dan sudah memasuki masa menopause. Inilah mengapa beberapa wanita ingin bersiap menghadapi menopause dengan tahu cara memprediksi kedatangannya. Lantas, adakah cara menghitung kapan menopause datang?
Bagaimana caranya? Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya waktu menopause? Cek ulasan di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Bagaimana cara menghitung masa menopause?
Sebenarnya, tidak ada cara atau rumus tertentu untuk menghitung waktu datangnya menopause. Menopause umumnya bisa terjadi kapan saja antara usia 45—55 tahun.
Sebelum memasuki masa menopause atau ketika menstruasi Anda benar-benar terhenti, Anda umumnya akan melalui masa transisi atau yang disebut perimenopause.
Perimenopause bisa mulai terjadi pada usia berapa pun. Namun biasanya, masa ini dimulai saat Anda berusia 40-an atau pertengahan usia 30 tahun.
Pada masa transisi ini, Anda umumnya sudah mulai merasakan adanya perubahan pada tubuh karena produksi hormon yang mulai menurun.
Seperti contohnya, haid yang tidak teratur, perubahan suasana hati, hot flashes dan masalah tidur, hingga vagina yang kering.
Gejala-gejala menopause tersebut bisa bertahan dalam beberapa bulan (biasanya 4—8 bulan atau lebih) hingga akhirnya haid Anda benar-benar berhenti atau menopause terjadi.
Adapun Anda dikatakan sudah memasuki masa menopause bila tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Meski begitu, perlu Anda memahami bahwa kapan dimulainya perimenopause dan menopause tidak sama pada setiap orang.
Meski tidak ada cara menghitung yang pasti, Anda bisa memperhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi cepat atau lambatnya waktu menopause Anda.
Selain menghitung, adakah cara lain untuk memprediksi waktu menopause?
Memang tidak ada cara atau rumus tertentu untuk menghitung atau memprediksi kapan waktu menopause datang.
Meski begitu, Anda bisa melakukan tes AMH (anti-müllerian hormone) untuk mengetahui apakah Anda sudah mendekati menopause atau justru telah memasuki masa ini.
Tes AMH juga bisa Anda lakukan untuk memeriksa apakah Anda mengalami menopause dini, yaitu menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Namun, apa itu tes AMH?
Tes AMH itu sendiri merupakan tes yang mengukur kadar AMH dalam darah. Pada wanita, AMH dibuat di ovarium, yaitu organ yang memproduksi sel telur dan beberapa hormon wanita.
Pada wanita usia subur, kadar AMH yang tinggi menandakan persedian sel telurnya banyak. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel telur yang berkurang menyebabkan kadar AMH menurun.
Inilah mengapa tes AMH sering digunakan untuk mengetahui kedatangan menopause. Pasalnya, wanita lanjut usia yang memiliki kadar AMH rendah bisa berarti sudah mendekati masa menopause.
Sementara jika kadar AMH-nya nol berarti tidak ada sel telur yang tersisa di ovarium. Artinya, Anda sudah tidak bisa menstruasi lagi dan telah memasuki masa menopause.
Meski begitu, MedlinePlus menekankan bahwa tes AMH tidak dapat digunakan sebagai cara untuk menghitung atau memprediksi datangnya waktu menopause.
Sejauh ini, rata-rata usia seseorang mengalami menopause, yaitu ketika berusia 52 tahun.
Perlu Anda Ketahui
Studi pada jurnal Przeglad menopauzalny = Menopause review mengungkapkan fakta bahwa tes AMH menjadi cara yang paling efektif untuk menghitung atau memprediksi datangnya menopause, baik pada wanita muda atau yang sedang perimenopause.
Meski begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan serta mengembangkan metodenya.
Faktor yang menentukan cepat atau lambatnya menopause
Meski tak ada cara yang tepat untuk menghitung menopause, Anda bisa memperhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi cepat atau lambatnya waktu menopause Anda.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemunculan menopause pada wanita.
1. Genetik
Faktor genetik bisa memengaruhi kapan Anda akan menopause. Melansir jurnal Case Reports in Women’s Health, usia ibu Anda saat menopause dapat memengaruhi kapan Anda akan memasuki masa ini.
Bukan cuma itu, genetik juga diketahui merupakan salah satu faktor risiko dari menopause dini. Artinya, jika ada riwayat keluarga dengan menopause dini, Anda pun berisiko mengalaminya.
2. Gaya hidup
Gaya hidup merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi usia menopause seseorang. Merokok dan berolahraga berat diketahui menjadi faktor risiko dari menopause yang lebih cepat.
Sementara mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang (tidak berlebihan) dapat memperlambat terjadinya menopause.
3. Asupan makanan
Menurut studi pada Journal of Mid-Life Health, asupan sayur dan buah yang tinggi menunda munculnya menopause dan memperpanjang masa reproduksi Anda.
Asupan total kalori, karbohidrat, serta protein yang tinggi juga merupakan asupan yang dapat memengaruhi menopause, terutama menunda kemunculannya.
4. Pengobatan yang dijalani
Pengobatan yang Anda jalani juga bisa memengaruhi kapan Anda akan menopause. Operasi angkat rahim bisa menyebabkan menopause dini, terutama bila ovariumnya ikut diangkat.
Kemoterapi atau radioterapi untuk mengobati kanker juga disebut bisa mempercepat datangnya menopause pada wanita.
Jadi, meski tak ada cara untuk menghitung menopause, Anda bisa menunda datangnya menopause dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Adapun menunda datangnya menopause dapat memperpanjang masa reproduksi serta mengurangi risiko osteoporosis serta kematian akibat penyakit jantung.
[embed-health-tool-ovulation]