backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Manfaat dan Risiko Minuman Activated Charcoal

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 09/12/2022

    4 Manfaat dan Risiko Minuman Activated Charcoal

    Banyak produsen minuman kini menawarkan produk dengan activated charcoal. Produsen mengklaim bahwa minuman yang mengandung activated charcoal dapat menghilangkan racun tubuh. Benarkah begitu? Cari tahu faktanya!

    Apa itu activated charcoal?

    Activated charcoal (arang aktif) adalah karbon yang dihasilkan dari tempurung kelapa sawit tua, bambu, atau serbuk kayu yang dipanaskan pada suhu tinggi di mana gas dilepaskan.

    Arang aktif yang ditambahkan ke dalam minuman bukan berasal dari arang yang digunakan untuk memanggang alias arang briket.

    Proses pemanasan material tinggi karbon tersebut akan menghasilkan serbuk hitam halus. Permukaan serbuk ini berbentuk rongga-rongga mikroskopik. 

    Bubuk charcoal ini bisa dikemas sebagai suplemen atau ditambahkan ke berbagai produk makanan, minuman, dan non-makanan, mulai dari es krim hingga pasta gigi.

    Kandungan minuman charcoal

    activated charcoal arang aktif

    Salah satu minuman charcoal yang cukup dikenal adalah lemon charcoal yang merupakan campuran dari air, jus lemon asli, pemanis alami, dan arang aktif

    Berikut ini adalah kandungan zat gizi dalam 100 ml minuman lemon charcoal.

    • Kalori: 12 kkal.
    • Gula: 2,3 gram (g).
    • Karbohidrat: 2,92 g.
    • Vitamin C: 3,5 miligram (mg). 

    Berdasarkan komposisi zat gizi tersebut, minuman ini rendah kandungan kalori dan gizi untuk tubuh.

    Activated charcoal dalam minuman tidak dapat diserap oleh tubuh. Kandungan ini akan menetap di saluran cerna saat proses pencernaan berlangsung. 

    Permukaan arang aktif yang berongga menghasilkan aliran listrik yang dapat menarik racun dan gas di saluran cerna.

    Setelah itu, arang aktif yang mengikat racun dan gas berbahaya akan dikeluarkan dengan zat sisa hasil pencernaan lainnya melalui urine. 

    Apa manfaat minuman activated charcoal?

    Arang aktif diketahui memiliki efek membersihkan racun (detoksifikasi), 

    Akan tetapi, minuman charcoal hanya mengandung sekitar 1 – 2 sendok teh arang aktif, sehingga belum tentu efektif mengangkut racun keluar dari tubuh. 

    Ditambah lagi, efektivitas arang aktif untuk menghilangkan racun sebenarnya belum memiliki bukti klinis yang kuat. 

    Namun, sejumlah penelitian menemukan beberapa potensi lain yang dimiliki activated charcoal untuk kesehatan seperti berikut. 

    1. Menjaga kesehatan ginjal

    gejala sakit ginjal pada wanita

    Minuman charcoal diduga dapat membantu fungsi ginjal dengan menyaring racun dan obat yang tidak tercerna.

    Activated charcoal bisa menghilangkan racun yang berasal dari urea, produk limbah dari hasil pencernaan protein.

    Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa kandungan activated charcoal pada minuman dapat membantu meningkatkan fungsi ginjal. 

    Hal ini termasuk mengurangi kerusakan dan peradangan saluran pencernaan pada mereka yang menderita penyakit ginjal kronis.

    Sebuah studi dalam American journal of nephrology (2013) mengamati tikus dengan penyakit ginjal kronis yang diberikan 4 g/kg per hari bubuk charcoal

    Peneliti menemukan bahwa hewan tersebut mengalami penurunan dalam peradangan dan kerusakan usus.

    2. Mengatasi gangguan gas usus

    Bubuk activated charcoal dalam suplemen diduga mampu meringankan gangguan usus akibat gas berlebih.

    Cairan dan gas yang terperangkap dalam usus dapat terserap oleh pori-pori kecil pada arang aktif. Proses ini dapat menetralisasi usus. 

    Sebuah studi dalam Journal of ultrasound (2012) mengambil sampel kecil pada orang dengan riwayat gas berlebih di ususnya.

    Mereka diminta mengonsumsi 448 mg bubuk activated charcoal tiga kali sehari selama 2 hari sebelum menjalani pemeriksaan USG usus.

    Mereka juga meminum 672 mg lagi pada pagi hari saat pemeriksaan. Beberapa organ mengalami gas usus, terlihat lebih baik setelah meminum bubuk charcoal.

    3. Menyaring kandungan air

    Kandungan activated charcoal dalam minuman juga bertindak sebagai filter air alami. 

    Minuman dengan kandungan activated charcoal dapat menyerap berbagai racun, obat-obatan, virus, bakteri, jamur, dan bahan kimia di usus dan perut.

    Satu ulasan dalam Journal of dentistry (2015) menemukan bahwa sistem penyaringan minuman yang menggunakan charcoal menghilangkan sebanyak 100% kandungan fluorida pada 32 sampel air.

    4. Mengatasi diare

    Mengingat penggunaannya sebagai penetral racun di sistem pencernaan, beberapa penelitian menyarankan minuman charcoal sebagai pengobatan diare.

    Tinjauan dalam Current Medical Research and Opinion (2017) menyimpulkan bahwa minum activated activated dapat mencegah bakteri dan obat-obatan yang menyebabkan diare.

    Peneliti juga mencatat minuman activated charcoal berpotensi memiliki sedikit efek samping, terutama jika dibandingkan dengan obat antidiare biasa.

    Efek samping minuman activated charcoal

    Dalam kondisi darurat, misalnya overdosis obat, pengeluaran racun dalam jumlah besar akan membantu pemulihan pasien.

    Namun, jika Anda tidak sedang keracunan berat, rutin mengonsumsi minuman dengan arang aktif bukanlah pilihan yang tepat. 

    Arang aktif adalah zat detoksifikan yang sangat kuat. Selain menarik racun, activated charcoal juga dapat berikatan dengan sejumlah zat gizi.

    Beberapa zat gizi tersebut seperti vitamin C, niasin, pirodiksin (vitamin B6), tiamin (vitamin B1), dan biotin. Tubuh pun bisa kehilangan zat gizi penting.

    Arang aktif juga dapat menyerap kandungan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.

    Tubuh sebenarnya memiliki mekanismenya sendiri untuk menghilangkan racun dalam tubuh dengan bantuan ginjal. 

    Untuk itu, lebih baik menjaga kesehatan ginjal daripada hanya bergantung pada minuman arang untuk menghilangkan racun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 09/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan