backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

17

Tanya Dokter
Simpan

Cara yang Benar dan Salah Saat Membersihkan Vagina (Hayo, yang Mana Cara Anda?)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/02/2023

    Cara yang Benar dan Salah Saat Membersihkan Vagina (Hayo, yang Mana Cara Anda?)

    Bagaimana cara Anda membersihkan vagina? Saat Anda mau mulai mandi atau justru setelah Anda selesai mandi? Anda menggunakan tangan atau dengan alat penggosok tubuh? Atau jangan-jangan selama ini Anda masih menggunakan cara yang salah untuk membersihkan vagina? Anda bisa cek di artikel ini.

    Kesalahan yang mungkin sering Anda buat saat membersihkan vagina

    1. Menggosok terlalu keras

    Jika Anda pikir menggosok vagina adalah sebuah keharusan agar vagina Anda bersih dari kuman, dan bakteri, Anda salah besar. Menurut Pari Ghodsi seorang dokter spesialis kandungan dan ginekologi di San Fernando Valley di Northridge Hospital di Los Angeles mengatakan bahwa menggosok vagina tidak diperlukan.

    Anda harus ingat bahwa yang sedang Anda bersihkan adalah bagian kulit yang cukup sensitif, jadi cukup basuh dengan lembut agar tidak menyebabkan rasa sakit, iritasi, dan membuat kulit Anda merah serta gatal.

    2. Melakukan douching vagina

    Jika Anda belum pernah mendengar istilah ini, itu berarti Anda belum pernah melakukannya dan ini adalah hal yang bagus untuk Anda. Jika suatu hari Anda mengetahui metode untuk membersihkan vagina ini, Anda bisa pertimbangkan untuk melakukannya atau tidak.

    Douching adalah membersihkan vagina dengan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia. Biasanya cairan douching mengandung air, baking soda, cuka, pewangi, dan antiseptik. Cairan tersebut dikemas dalam sebuah douche, yaitu kantong dengan selang atau semprotan yang berfungsi untuk menyemprotkan cairan pada area kewanitaan.

    Sebenarnya, Anda tidak perlu repot-repot melakukan douching vagina. Vagina Anda memiliki cara sendiri untuk membersihkan diri dan menangkal bakteri.

    Menurut Mary Jane Minkin, M.D, seorang profesor di Department of Obstetrics Gynecology and Reproductive Sciences di Yale University School of Medicine, douching vagina justru bisa merusak asam basa atau pH vagina dan hal ini meningkatkan risiko vagina untuk terkena infeksi.

    3. Membersihkan area dalam vagina

    Banyak wanita yang berusaha untuk membersihkan area luar sekaligus area dalam vaginanya. Padahal area bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan.

    Bagian dalam organ vital wanita ini, sebenarnya sudah ada mekanisme alami berupa adanya bakteri baik bernama laktobasili yang memang berkembang biak pada dalam organ intim wanita dan membantu menjaga kebersihan bagian dalam wanita.

    Karena adanya bakteri baik inilah, Anda tidak perlu membersihkan bagian dalam vagina dan cukup mencuci bagian luar vagina saja. Untuk bagian dalam vagina, Anda hanya perlu sesekali membasuhnya dengan memakai air bersih.

    4. Membersihkan terlalu lama dan terlalu sering

    Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh wanita saat membersihkan vagina adalah dengan membersihkannya cukup lama dan terlalu sering,  tujuannya pasti ingin membuat vagina lebih bersih.

    Padahal, Anda sebaiknya tidak membersihkan vagina lebih lama dari satu menit karena jika Anda menggosoknya lebih lama dari waktu yang disarankan, vagina Anda justru bisa mengalami iritasi dan kehilangan kelembaban alaminya.

    Lalu, bagaimana cara memberihkan vagina yang benar?

    1. Bersihkan hanya bagian vulva

    Bagian vagina yang perlu dibersihkan hanya bagian vulva, termasuk labira mayora dan minora (bibir vagina luar dan dalam, yang besar maupun yang kecil). Bagian dalam vagina (mulai dari lubang hingga masuk ke dalam tubuh) mampu membersihkan dirinya sendiri.

    Menurut Jessica Shepherd, MD, ahli kebidanan dan kandungan University of Illinois di Chicago, Anda tak perlu mengutak-atik bagian dalam agar tak merusak flora vagina.

    2. Pilih pembersih wanita yang mengandung povidine iodine

    Vagina seharusnya memiliki pH antara 3,5-4,5. Menurut Shepherd, pH vagina harus dijaga agar flora yang baik tetap hidup dan jamur serta bakteri ‘enggan mampir’. Ketika Anda membersihkan vagina dengan cairan pembersih tubuh yang mengandung parfum (pH antara 7-8), berarti Anda sudah merusak pH normal vagina.

    Hal Ini bisa menyebabkan gatal-gatal, iritasi, dan bau tak sedap. Pembersih tanpa pewangi adalah pilihan terbaik karena tidak mengandung zat yang berpotensi menyebabkan iritasi.

    Anda juga bisa memilih pembersih vagina yang mengandung povidine iodine karena menurut sebuah penelitian kandungan povidone iodine mampu mengembalikan kadar flora normal di vagina Anda sehingga bisa membantu menjaga kadar pH vagina Anda tetap normal.

    3. Perhatikan frekuensi

    Jika frekuensi Anda membersihkan vagina kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa. Jika vagina dibersihkan secara berlebihan, Anda bisa mengganggu keseimbangan asam basa vagina.

    Membersihkan vagina dengan tangan juga lebih baik dibandingkan menggunakan loofah (alat penggosok tubuh). Tekstur loofah bisa membuat luka dan jika pasangan Anda memiliki risiko penyakit menular seksual, penyakit ini mudah ditularkan lewat luka luka tadi. Bersihkan vagina satu atau dua kali sehari sudah cukup.

    4. Keringkan dengan handuk lembut

    Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih dan lembut. Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai area intim Anda benar-benar kering. Jaga area intim tetap kering dengan mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam kondisi normal.

    Setelah buang air kecil, cuci vagina dengan air bersih, lalu langsung keringkan. Perhatikan arah basuh dubur setelah buang air besar, jangan dari belakang ke depan. Itu sama saja Anda menyebarkan kuman dari dubur ke vagina.

    Intinya, secara fisiologis, vagina diciptakan mampu mengurus dirinya sendiri dengan cara mendorong keluar kotoran lewat cairan khas yang Anda lihat sehari-hari. Tugas Anda cuma membersihkan sekresi cairan itu di bagian vulva, menjaganya tidak lembab berlebih, dan mempertahankan pH seimbangnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan