Tahukah Anda bahwa tidak semua suara bisa didengarkan oleh telinga manusia? Ya, bunyi yang dapat didengar manusia adalah terbatas. Suara dengan frekuensi yang terlalu keras atau kebisingan dapat merusak telinga Anda dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Lantas, bagaimana batasan frekuensi suara yang bisa didengar manusia? Simak penjelasannya berikut ini.
Suara desibel normal manusia
Proses mendengar yang Anda alami setiap hari diawali dengan suara yang diterima oleh telinga dalam bentuk gelombang suara.
Gelombang suara ini kemudian masuk ke telinga melalui telinga luar menuju ke gendang telinga.
Gelombang suara membuat gendang telinga bergetar yang kemudian menuju ke tiga tulang kecil dalam telinga tengah.
Selanjutnya, getaran suara memasuki telinga dalam (koklea) dan diubah menjadi sinyal untuk dikirim ke otak untuk diinterpretasikan.
Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah batasan frekuensi suara yang dapat ditangkap sistem pendengaran Anda. Ukuran frekuensi pendengaran dinilai dengan satuan Hertz (Hz).
Dikutip dari artikel yang dipublikasikan US National Library of Medicine, sistem pendengaran yang muda dan sehat dapat mendeteksi nada-nada tenang dengan frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
Cara membedakan bunyi yang dapat didengar oleh manusia lainnya adalah berdasarkan tingkat kebisingan yang diukur dengan desibel (dB).
Semakin tinggi kebisingan suara, semakin tinggi ukuran desibel, semakin bisa pula kemungkinan suara tersebut bisa merusak telinga Anda.
Para ahli menyebutkan bahwa paparan suara lebih dari 85 dB secara terus-menerus dapat merusak telinga Anda.
Berikut ini adalah tingkat desibel beberapa bunyi yang dapat didengar oleh manusia.
Suara menyakitkan (dari desibel 120 ke atas)
- 150 dB = suara kembang api yang berada kira-kira 1 meter di dekat Anda
- 140 dB = senjata api, mesin jet
- 120 dB = pesawat jet saat lepas landas, bunyi sirene
Sangat keras sekali (dari desibel 90 ke atas)
- 110 dB = suara maksimal beberapa MP3 player, gergaji
- 106 dB = alat pemotong rumput
- 100 dB = bor tangan, bor pneumatik
- 90 dB = kereta bawah tanah, sepeda motor
Sangat keras (dari desibel 70 ke atas)
- 80—90 dB = hair-dryer, blender
- 70 dB = lalu lintas sangat ramai, vacuum cleaner, alarm jam
Sedang (dari desibel 40 ke atas)
- 60 dB = percapakan biasa, alat pengering pakaian,alat pencuci piring
- 50 dB = suara curah hujan sedang
- 40 dB = kamar yang tenang
Lemah
- 30 dB = suara bisikan
Apa bahaya suara yang keras terhadap telinga kita?
Salah satu dampak paling buruk akibat mendengar suara terlalu keras adalah penyakit telinga berupa gangguan pendengaran secara permanen.
Sayangnya, kondisi ini tidak bisa diperbaiki lagi.
Pendengaran Anda bisa rusak karena suara keras dalam waktu singkat, seperti ledakan, atau yang terus-menerus Anda dengar.
Telinga Anda adalah organ yang sangat peka. Pada saat mendengarkan, kebisingan yang memasuki telinga Anda membuat gendang telinga bergetar.
Getaran tersebut dapat mencapai koklea (rumah siput). Pendengaran yang rusak terjadi akibat sel-sel rambut di sekitar koklea hancur. Umumnya, kondisi tersebut disebabkan oleh terlalu lamanya mendengarkan kebisingan.
Apa saja gejala gangguan pendengaran akibat kebisingan?
Terkadang, Anda mungkin tidak sadar bahwa kebisingan yang Anda dengarkan adalah di atas batas wajar bunyi yang dapat didengar oleh manusia.
Seperti saat Anda mendengarkan lagu kesukaan Anda menggunakan headset atau earphone Anda.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui ciri berikut yang menandakan bahwa kebisingan yang Anda dengarkan terlalu keras.
- Saat Anda berbicara, Anda harus meningkatkan volume suara Anda agar terdengar.
- Anda tidak dapat mendengar suara orang yang berada satu meter dari Anda.
- Anda tidak dapat mendengar, atau kebisingan di kuping terdengar teredam setelah Anda meninggalkan ruangan yang bising.
- Saat Anda sedang mendengarkan lagu menggunakan headphone atau earphone, orang lain di dekat Anda dapat mendengar suara musik yang Anda dengar.
- Telinga Anda terasa sakit atau berdenging (tinnitus) setelah Anda mendengar kebisingan.
Bagaimana saya dapat melindungi telinga dari kebisingan?
Sebenarnya, mudah saja Anda melindungi telinga Anda dari kebisingan dan menjaga kesehatan telinga, yaitu dengan menghindarinya.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk melindungi telinga Anda agar tetap berada pada batas wajar bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah berikut.
1. Gunakan alat pelindung telinga
Saat Anda mendengar kebisingan (bagi Anda yang bekerja di tempat bising, menonton konser, menggunakan hair-dryer, atau sering berada di jalanan yang bising), sebaiknya gunakan penutup telinga atau penyumbat telinga.
Penutup atau penyumbat telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar 15—30 dB bila digunakan dengan baik.
Hal ini tergantung dari bahan pembuatnya dan kesesuaiannya dengan ukuran telinga Anda.
2. Batas volume suara tidak lebih dari 60%
Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah kurang dari 140 dedibel. Sementara itu, MP3 Player atau ponsel Anda bisa memproduksi suara sampai 120 desibel.
Tingkatan tersebut setara dengan konser musik yang sudah cukup membuat telinga sakit.
Nah, pemakaian headset dengan volume setinggi itu bisa merusak pendengaran Anda hanya dalam 15 menit.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak menaikkan volume headset lebih dari 60% batas maksimal.
3. Memakai headset tidak lebih dari satu jam
Mendengarkan musik saat sedang bekerja pakai headset memang bisa membuat Anda terlalu nyaman.
Namun, kenyamanan tersebut bisa saja berubah menjadi bencana bagi pendengaran Anda.
Walaupun volume saat pakai headset sudah rendah, tidak menutup kemungkinan bahwa durasi waktu yang lama tetap dapat merusak telinga.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak mendengarkan lagu pakai headset lebih dari satu jam.
Biarkanlah telinga Anda beristirahat setelah satu jam menggunakan alat ini.
4. Jangan mengadu dua kebisingan dalam satu waktu
Jangan menggunakan mesin yang mengeluarkan kebisingan dalam waktu bersamaan di rumah, seperti tidak menggunakan radio dan televisi dengan bising di waktu bersamaan.
Anda juga tidak disarankan untuk mencoba meredam kebisingan yang Anda dengar di sekitar Anda dengan suara lainnya, misalnya, jangan menambah volume televisi saat Anda sedang menggunakan vacuum cleaner.
Jika Anda membeli peralatan yang mengeluarkan kebisingan, seperti blender, hair-dryer, vacuum cleaner, sebaiknya pilih produk yang mengeluarkan suara lebih halus.
Anda juga dapat menggunakan bahan penyerap kebisingan, seperti karpet dan gorden, untuk mengurangi kebisingan di rumah.
Kesimpulan
- Paparan suara di atas 85 dB secara terus‑menerus dapat merusak sel‑sel rambut di koklea dan menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Contoh sumber kebisingan yang sangat keras, antara lain musik di konser (105–110 dB), bor tangan, alat pemotong rumput, hingga kereta bawah tanah dan sepeda motor (90 dB ke atas).
- Gejalanya bisa berupa tinnitus (telinga berdenging), kesulitan mendengar setelah berada di lingkungan bising, atau membutuhkan suara yang lebih keras agar dapat mendengar pembicaraan normal.
- Perlindungan dapat dilakukan dengan membatasi durasi paparan, menjaga volume perangkat di bawah 60 %, membatasi penggunaan headphone maksimal satu jam, menghindari dua sumber kebisingan sekaligus, dan menggunakan earplug atau penutup telinga saat berada di lingkungan bising.