backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Hidung Saya Merah Terus Padahal Tidak Pilek?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 03/06/2021

    Kenapa Hidung Saya Merah Terus Padahal Tidak Pilek?

    Kebanyakan orang pernah mengalami hidung merah setelah demam, flu, atau akibat reaksi alergi. Akan tetapi, beberapa orang tertentu punya warna hidung yang cenderung kemerahan meskipun tidak sedang flu atau alergi. Nah, hidung juga bisa berubah menjadi merah karena masalah kulit dan pembuluh darah, peradangan kronis, alergi dan beberapa kondisi lainnya.

    Bila kulit teriritasi atau meradang, hidung bisa terlihat memerah sementara. Pembuluh darah di hidung juga bisa membengkak atau terbuka, dan menciptakan tampilan merah atau bengkak. Hidung merah terkadang bisa membuat Anda tidak nyaman, tapi hidung merah jarang menimbulkan kekhawatiran yang serius.

    Penyebab umum hidung merah selain flu

    Berikut penyebab mengapa hidung merah selain karena flu.

    1. Rosacea

    Rosacea adalah penyakit kulit umum yang menyebabkan perubahan warna merah pada hidung. Tak hanya pada hidung, rosacea juga bisa terjadi pada dagu, pipi, dan dahi.

    Kondisi ini sering menyebabkan luka merah, bahkan benjolan merah. Seiring berjalannya waktu, kulit akan semakin merah dan pembuluh darah akan semakin jelas terlihat.

    Pada beberapa orang, rosacea muncul sebagai reaksi seseorang saat tersipu malu. Tanda dan gejala rosacea dapat muncul dan bertahan dalam beberapa minggu hingga bulan, lalu menghilang.

    Rosacea dapat diobati, tapi beberapa orang dengan rosacea mengalami kemerahan permanen pada kulit mereka.

    Berikut adalah empat jenis rosacea yang dapat menyebabkan hidung menjadi merah.

    • Erythematotelangiectatic rosacea, berupa kemerahan pada wajah dan pembuluh darah yang terlihat.
    • Okular rosacea, yang mengiritasi mata dan kelopak mata, tapi biasanya tidak memengaruhi hidung. Namun, orang dengan rosacea ini dapat mengalami jenis rosacea lainnya.
    • Papulopustular rosacea, berupa benjolan seperti jerawat dan sering terjadi pada wanita paruh baya.
    • Phenomosa rosacea, yang menyebabkan kulit menebal dan bertekstur seperti gelombang.

    2. Rhinophyma

    Rhinophyma adalah efek samping dari rosacea yang tidak diobati yang menyebabkan kelenjar minyak menebal.

    Respons ini dapat mengubah bentuk hidung, membuatnya terlihat bergelombang dan keras. Rhinophyma dapat memperlihatkan pembuluh darah yang pecah pada bagian hidung.

    Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh hormon pria, termasuk hormon testosteron.

    3. Kulit kering

    Kulit yang sangat kering bisa membuat hidung terlihat memerah. Beberapa orang yang memiliki kulit kering dan iritasi sering menyeka hidung mereka, hal inilah yang membuat perubahan pada warna hidung.

    Kondisi kulit kering seperti eksim, juga bisa membuat hidung terlihat merah, bersisik atau terasa sakit.

    Kemerahan biasanya bersifat sementara, namun pada beberapa kondisi yang jarang terjadi, kemerahan dapat menyebabkan seperti rasa terbakar atau perih.

    4. Lupus

    Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Banyak orang dengan lupus memiliki ruam berbentuk kupu-kupu di hidung dan pipi mereka.

    Ruam ini yang disebut ruam malar, yang bisa membuat hidung terlihat merah dan bergelombang.

    Obat-obat yang dikonsumsi oleh orang dengan lupus dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan masalah kulit terkait lupus, termasuk hidung yang memerah.

    5. Kemungkinan lainnya

    Beberapa faktor lain dapat menyebabkan kemerahan sementara yaitu perubahan suhu, minum alkohol, dan makan makanan pedas.

    Saat Anda tersipu malu juga dapat menyebabkan hidung dan pipi Anda memerah. Semua hal ini dikaitkan dengan pelebaran pembuluh darah di wajah, khususnya pada hidung. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 03/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan