HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV pada wanita bisa berbeda dengan pria dan sering kali tidak disadari hingga virus berkembang ke tahap yang lebih parah. Berikut penjelasan gejala HIV pada wanita dari tahap awal hingga kronis.
Gejala HIV pada wanita
Gejala HIV pada wanita sering kali tidak spesifik dan mirip dengan penyakit umum lainnya. Ini sebabnya banyak yang tidak menyadarinya hingga infeksi berkembang ke tahap lebih lanjut.
Padahal, mengenali gejala sejak dini sangat penting agar untuk mencegah komplikasi serius.
Berikut ini berbagai ciri-ciri HIV pada wanita yang perlu diketahui.
1. Gejala seperti flu
Gejala awal HIV atau disebut juga tahap akut pada wanita maupun pria biasanya muncul 2 – 4 minggu setelah seseorang terinfeksi.
Gejalanya bisa tampak seperti flu parah, seperti demam dan menggigil, sakit kepala, dan kelelahan.
HIV tahap akut juga menimbulkan gejala kelenjar getah bening membengkak, ruam kulit akibat HIV, nyeri sendi, dan penurunan berat badan drastis.
Keluhan ini hilang dalam waktu seminggu atau sebulan. Kemudian, gejala yang lebih serius akan muncul bertahun-tahun setelah seseorang pertama kali tertular virus ini.
2. Infeksi jamur vagina yang berulang
Infeksi jamur vagina yang sering kambuh dapat menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melemah. Kondisi ini bisa terjadi pada wanita dengan infeksi HIV di tahap awal.
Saat daya tahan tubuh menurun, infeksi jamur seperti Candida lebih mudah berkembang meski tubuh masih berusaha melawan virus.
Ciri-ciri HIV yang umum dirasakan meliputi gatal dan iritasi pada kemaluan wanita, keluarnya cairan putih kental seperti keju, serta rasa terbakar saat buang air kecil atau berhubungan intim.
Infeksi ini tergolong berulang jika terjadi lebih dari empat kali dalam setahun, sering kambuh meskipun sudah diobati, dan gejalanya cenderung lebih parah serta sulit disembuhkan.
3. Infeksi saluran kemih
Pada tahap awal HIV, wanita bisa mengalami infeksi saluran kemih (ISK) yang lebih sering atau sulit disembuhkan.
Meskipun ISK bukan gejala khusus HIV, sistem kekebalan yang mulai melemah akibat infeksi HIV dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk ISK.
Kondisi ini muncul karena ketidakseimbangan bakteri sehat di area genital sehingga memicu infeksi.
Selain itu, HIV dapat menyebabkan peradangan pada saluran kemih sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
4. Perubahan siklus menstruasi

Seorang wanita yang terkena infeksi virus HIV tahap awal mungkin dapat mengalami haid yang tidak teratur, volume darah yang lebih ringan atau lebih berat, bahkan amenore.
Hal ini karena HIV yang mulai menyerang sistem kekebalan tubuh dapat memengaruhi fungsi organ, termasuk sistem reproduksi.
Selain itu, salah satu gejala awal HIV adalah berat badan turun drastis yang dapat menyebabkan siklus haid terganggu.
HIV juga bisa meningkatkan risiko infeksi lain di area reproduksi, yang turut memengaruhi siklus menstruasi.
5. Gejala PMS yang parah
Dikutip dari HIV.gov, gejala HIV pada wanita juga mengalami premenstrual syndrome yang parah dibandingkan biasanya.
HIV dapat memengaruhi keseimbangan hormon reproduksi sehingga gejala PMS menjadi lebih parah.
Selain itu, imunitas yang terganggu membuat tubuh lebih sensitif terhadap perubahan hormonal.
Saat PMS, wanita mungkin akan mengalami ledakan emosi, mudah marah, cemas, atau sedih berlebihan, kelelahan ekstrem, sulit tidur, perubahan nafsu makan, atau sakit kepala.
6. Muncul luka di area genital
Pada tahap awal HIV, munculnya luka di area genital bisa menjadi salah satu gejala yang perlu diwaspadai.
Luka ini biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) yang lebih mudah berkembang karena sistem kekebalan tubuh mulai melemah akibat infeksi HIV.
Luka kecil yang tidak disadari bisa berkembang menjadi infeksi karena kemampuan tubuh melawan bakteri dan virus menurun.
Luka bisa berbentuk luka terbuka di sekitar vulva, vagina, atau anus. Selain luka, gejala lain dapat muncul, seperti nyeri, gatal, dan kemerahan.
7. Menopause dini
Pada tahap awal infeksi HIV, wanita mungkin belum langsung mengalami menopause dini.
Jika infeksi HIV tidak segera ditangani, risiko mengalami menopause lebih awal bisa meningkat.
HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan reproduksi.
Seiring waktu, virus ini dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti lebih awal dari usia normal menopause, yaitu sebelum usia 40 – 45 tahun.
Faktor lain seperti penurunan berat badan, stres, dan infeksi sekunder juga turut mempercepat terjadinya menopause dini.
8. Osteoporosis

Osteoporosis bisa menjadi salah satu gejala komplikasi HIV jangka panjang pada wanita, terutama jika infeksi tidak segera ditangani.
Hal ini terjadi karena HIV menyebabkan peradangan jangka panjang dalam tubuh, yang dapat mempercepat penurunan massa tulang.
Selain itu, beberapa jenis obat antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk mengendalikan HIV dapat memengaruhi kesehatan tulang.
HIV dapat mempercepat menopause, yang juga berisiko mempercepat penurunan kepadatan tulang pada wanita. Penurunan berat badan drastis akibat HIV juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
9. Gangguan kesuburan
Gangguan kesuburan bisa menjadi salah satu gejala dari infeksi HIV pada wanita, terutama jika tidak segera ditangani.
Meskipun banyak wanita dengan HIV tetap bisa hamil dan memiliki anak, infeksi ini dapat memengaruhi sistem reproduksi dan mengurangi peluang kehamilan.
HIV dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali, yang tentunya berdampak pada masa subur.
Selain itu, infeksi ini bisa memicu perubahan hormon serta menyebabkan peradangan pada organ reproduksi, seperti rahim dan ovarium.
HIV juga menyebabkan banyak wanita mengalami stres dan penurunan berat badan yang memengaruhi hormon dan proses ovulasi sehingga mengalami gangguan kesuburan.
Gejala HIV pada wanita sering kali muncul tidak disadari pada tahap awal. Dengan tes HIV lebih dini dan pengobatan yang tepat, wanita dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif.
Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
Kesimpulan
Berikut gejala HIV pada wanita dari tahap awal hingga serius.
- Gejala seperti flu.
- Infeksi jamur vagina yang berulang.
- Infeksi saluran kemih.
- Perubahan siklus menstruasi.
- Gejala PMS yang parah.
- Muncul luka di area genital.
- Menopause dini.
- Osteoporosis.
- Gangguan kesuburan.
[embed-health-tool-ovulation]