Pernahkah Anda mendengar tentang pemeriksaan antropometri? Jenis tes yang satu ini disebut penting untuk mencari tahu status kesehatan Anda. Lantas, apa saja yang dilakukan pada tes antropometri? Berikut ulasannya.
Apa itu pemeriksaan antropometri?
Pemeriksaan antropometri adalah metode atau tes yang digunakan untuk menilai ukuran serta komposisi tubuh manusia. Metode ini umum digunakan pada anak dan orang dewasa.
Tes antropometri pada anak biasanya dilakukan untuk menilai status kesehatan secara umum, kecukupan gizi, serta pola pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sementara pada orang dewasa, metode pengukuran ini dapat membantu menilai status gizi dan kesehatan secara umum serta risiko penyakit yang mungkin terjadi di masa depan.
Bukan cuma itu, melansir StatPearls, tes antropometri pada orang dewasa juga bisa membantu mendiagnosis obesitas serta kondisi lain yang mendasari status gizinya.
Siapa yang perlu menjalani pemeriksaan antropometri?
Pemeriksaan antropometri umumnya perlu dilakukan pada setiap bayi dan anak, terutama di bawah usia 2 tahun, untuk memantau kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangannya.
Tes antropometri juga sebenarnya direkomendasikan untuk semua orang dewasa, baik pria maupun wanita, pada setiap kunjungannya ke dokter.
Selain mengetahui status kesehatannya, pengukuran ini diperlukan untuk menilai risiko penyakit yang mungkin akan dialaminya. Misalnya pada pengukuran jaringan adiposa subkutan.
Melansir CDC, seseorang dengan nilai yang tinggi pada pengukuran jaringan adiposa subkutan lebih berisiko pada hipertensi, diabetes, penyakit jantung, arthritis, batu empedu, dan beberapa jenis kanker.
Meski begitu, pengukuran antropometri pada orang dewasa paling umum dilakukan pada kelompok orang tertentu, seperti berikut ini.
- Seseorang yang sedang menjalani program olahraga atau latihan tertentu.
- Calon anggota kepolisian.
- Atlet.
- Ibu hamil.
- Penderita obesitas.
- Lansia.
Pada atlet, menurut StatPearls, penilaian komposisi tubuh dapat membantu memaksimalkan kinerja kompetitifnya serta mengetahui masalah medis yang mungkin memengaruhinya, seperti gangguan makan.
Bukan cuma itu, pengukuran ini juga terbukti dapat meningkatkan kebugaran dan kekuatan kardiorespirasi (jantung, pembuluh darah, dan paru-paru) yang mendukung performanya.
Tahukah Anda?
Apa saja yang diukur pada pemeriksaan antropometri?
Ada dua hal yang umum akan dinilai pada tes atau pemeriksaan antropometri, yaitu ukuran tubuh serta komposisi tubuh.
Penilaian ukuran tubuh pada antropometri dilakukan dengan mengukur tinggi, berat, dan lingkar tubuh (pinggang, pinggul, dan anggota badan) untuk mengetahui indeks massa tubuh (body mass index/BMI) serta waist-to-hip ratio (WHR).
Sementara komposisi tubuh bisa dinilai berdasarkan massa lemak tubuh serta massa bebas lemak, termasuk ketebalan lipatan kulit (jaringan adiposa subkutan).
Khusus pada bayi dan anak, tes antropometri juga melibatkan pengukuran lingkar kepala.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa elemen pemeriksaan atau pengukuran antropometri pada orang dewasa.
1. Berat badan
Seperti pada umumnya, pengukuran berat badan pada antropometri juga menggunakan timbangan berat badan digital dalam satuan kilogram.
2. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan dalam dua posisi, yaitu berdiri dan duduk, menggunakan stadiometer. Anda akan disediakan tempat duduk khusus untuk mengukur tinggi pada posisi ini.
Dalam posisi berdiri, tinggi diukur dari kepala hingga ke tumit dengan kondisi badan tegak dan tumit bersentuhan di bagian belakang.
3. Indeks massa tubuh
Pengukuran berat dan tinggi badan di atas digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh.
Menghitung indeks massa tubuh pada antropometri dapat membantu mendiagnosis obesitas sesuai indikator pada tabel di bawah ini.
Kategori | Nilai BMI |
---|---|
Underweight | <18,5 |
Normal | 18,5—24,9 |
Overweight | 25—29,9 |
Obesitas tahap 1 | 30—34,9 |
Obesitas tahap 2 | 35—39,9 |
Obesitas tahap 3 | >40 |
4. Pengukuran anggota badan
Panjang tungkai kaki atas serta rentang lengan juga akan diukur. Pada lansia usia 60 tahun ke atas, pengukuran anggota badan ini juga mencakup tinggi lutut.
Dalam pengukuran tinggi lutut, pasien diminta untuk duduk dengan posisi lutut dan pergelangan kaki berada pada sudut 90 derajat.
5. Lingkar tubuh
Pada pemeriksaan antropometri, lingkar tubuh sering kali meliputi beberapa bagian berikut.
- Lengan.
- Perut atau pinggang.
- Pinggul atau bokong.
- Paha atau tungkai kaki atas.
Lingkar pinggang dan pinggul dapat menentukan waist-to-hip ratio (WHR). Melansir laman The University of Alabama at Birmingham, lingkar pinggang yang lebih besar dari lingkar pinggul dikategorikan sebagai obesitas intra-abdominal.
Adapun orang dengan kondisi ini lebih berisiko pada diabetes dan penyakit jantung. Berikut adalah tabel kategori risiko lingkar pinggang pada orang dewasa.
Kategori risiko | Wanita | Pria |
---|---|---|
Sangat rendah | <70 cm | <80 cm |
Rendah | 70—89 cm | 80—99 cm |
Tinggi | 90—109 cm | 100—120 cm |
Sangat tinggi | >110 cm | >120 cm |
6. Pengukuran lipatan kulit
Lipatan kulit di beberapa bagian tubuh akan diukur menggunakan alat khusus yang dikenal dengan nama kaliper lipatan kulit.
Bagian lipatan kulit yang diukur meliputi trisep, bisep, paha, betis, krista iliaka, subscapular, perut, dan dada.
Hasil pengukuran lipatan kulit yang tinggi sering dikaitkan dengan faktor risiko gagal jantung kongestif.
Sementara lipatan kulit yang terlalu rendah sering ditemukan pada orang-orang dengan demensia.
Beberapa jenis pengukuran lainnya mungkin akan dilakukan oleh tim medis. Untuk mengetahui jenis pengukuran yang Anda perlukan, tanyakan lebih lanjut pada dokter atau tim medis yang Anda temui.
[embed-health-tool-bmi]