Setelah persalinan, sebagian bayi baru lahir mungkin membutuhkan perawatan intensif di ruang NICU. Lantas, apa yang dimaksud dengan NICU? Kondisi seperti apa saja yang membuat bayi memerlukan perawatan ini? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu NICU?
NICU adalah singkatan dari Neonatal Intensive Care Unit. Ini merupakan unit perawatan intensif yang dirancang untuk memberikan perawatan medis pada bayi yang baru lahir (neonatus).
Bayi yang masuk ruang NICU umumnya memiliki kondisi khusus, seperti lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau mengidap gangguan kesehatan tertentu.
NICU di rumah sakit dilengkapi dengan peralatan medis canggih. Unit ini juga melibatkan tenaga medis terlatih yang terdiri dari dokter spesialis dan perawat khusus.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa keberadaan NICU bertujuan untuk menyediakan perawatan intensif guna menangani kondisi medis pada bayi baru lahir.
Selain itu, tenaga medis yang bertugas di Neonatal Intensive Care Unit juga membantu memastikan keadaan bayi tetap stabil sembari memaksimalkan tumbuh-kembangnya.
Berapa lama bayi bisa dirawat di NICU?
Kenapa bayi baru lahir harus masuk ruang NICU?
Bayi baru lahir masuk ruang NICU karena beberapa alasan. Pertama, bayi yang lahir prematur atau sebelum minggu ke-37 kehamilan rentan mengalami masalah kesehatan.
Adanya infeksi, gangguan pernapasan, kelainan jantung, atau gangguan metabolik pada bayi baru lahir juga mengharuskan mereka dirawat di unit perawatan intensif ini.
Di samping itu, beberapa faktor dari bayi sendiri, ibu yang baru melahirkan, dan proses persalinan juga dapat menjadi penyebab bayi harus masuk ruang NICU.
Faktor bayi
Perawatan di Neonatal Intensive Care Unit pada umumnya diperlukan jika bayi yang baru lahir memiliki kondisi kesehatan seperti berikut ini.
- Lahir prematur atau sebelum minggu ke-37 kehamilan.
- Berat badan lahir rendah, yakni kurang dari 2.500 gram (g).
- Kesulitan bernapas, misalnya akibat respiratory distress syndrome (RDS) pada bayi prematur atau infeksi saluran pernapasan.
- Kadar gula darah rendah (hipoglikemia) atau bilirubin darah tinggi (hiperbilirubinemia).
- Terkena penyakit infeksi, seperti infeksi streptokokus grup B, meningitis, dan pneumonia.
- Mengalami cacat lahir yang serius, seperti spina bifida, kelainan jantung, atau kelainan genetik yang memerlukan pembedahan atau perawatan khusus di NICU.
Faktor ibu melahirkan
Kondisi dan kebiasaan ibu selama masa kehamilan seperti berikut ini juga dapat menyebabkan bayinya harus masuk ruang NICU setelah lahir.
- Infeksi saat hamil yang menular ke bayi, seperti HIV, hepatitis B atau C, dan TORCH.
- Komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia dan diabetes gestational.
- Gangguan pada plasenta, seperti terlepasnya plasenta sebelum bayi lahir (abruptio plasenta) dan plasenta menutupi serviks (plasenta previa).
- Riwayat merokok, kecanduan alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
- Menjalani kehamilan dengan jarak terlalu dekat, yakni kurang dari 18 bulan.
- Melahirkan pada usia kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun.
- Ketuban pecah dini jauh sebelum hari perkiraan lahir (HPL).
- Mengalami kehamilan kembar.
- Melakukan operasi caesar.
Faktor persalinan
Sejumlah faktor yang terjadi selama proses persalinan juga bisa menyebabkan bayi baru lahir masuk ke ruang NICU. Berikut beberapa di antaranya.
- Posisi bayi sungsang selama persalinan.
- Pasokan oksigen ke tubuh bayi terganggu selama proses persalinan atau setelah lahir (asfiksia neonatal).
- Bayi mengalami cedera fisik selama persalinan, seperti cedera kepala atau patah tulang.
- Keracunan akibat minum air ketuban yang bercampur feses pertama bayi (mekonium).
- Bayi terlilit tali pusar sehingga harus dilahirkan dengan operasi caesar.