backup og meta

9 Kandungan yang Tidak Boleh untuk Kulit Sensitif

9 Kandungan yang Tidak Boleh untuk Kulit Sensitif

Pada kulit sensitif, gatal-gatal atau kemerahan bisa muncul setelah pakai produk skincare yang salah. Beberapa orang bahkan sampai mengeluhkan kulit perih, kering, bersisik, dan mengelupas. Masalah ini adalah reaksi kulit terhadap kandungan produk. Apa saja kandungan produk yang harus dihindari pemilik kulit sensitif?

Kandungan yang tidak boleh untuk kulit sensitif

Kulit sensitif adalah kondisi kulit yang mudah mengalami kemerahan, gatal, dan meradang setelah memakai produk dengan kandungan tertentu yang merangsang reaksi kulit.

Untuk mencegah hal ini, pemilik kulit sensitif perlu memilih produk yang diformulasikan secara khusus dan bebas dari kandungan yang memicu iritasi kulit.

Berikut kandungan yang harus dihindari untuk kulit sensitif dan berjerawat pada semua jenis produk skincare.

1. Methylisothiazolinone 

Methylisothiazolinone (MI) adalah bahan pengawet yang umum ditemukan dalam produk perawatan kulit, termasuk tisu basah, sampo, kondisioner, sabun mandi, pelembap, tabir surya (sunscreen), deodoran, dan sejumlah produk kosmetik.

MI adalah penyebab paling umum dari alergi dermatitis kontak atau radang kulit akibat paparan zat.

Methylisothiazolinone punya beberapa nama alias. Hindari produk-produk yang mencantumkan nama-nama ini dalam label komposisinya.

  • 2-Methylisothiazol-3(2H)-one.
  • 2-Methyl-4-isothiazolin-3-one.

2. Minyak esensial

minyak esensial mengobati sembelit

Tidak semua produk kecantikan yang berlabel organik atau alami aman untuk kulit sensitif. Pasalnya, bisa jadi produk perawatan kulit tersebut mengandung minyak esensial.

Minyak esensial merupakan kandungan yang tidak boleh untuk kulit sensitif karena berpotensi menyebabkan iritasi. 

Mengutip studi terbitan International Journal of Women’s Dermatology (2021), beberapa kandungan minyak esensial bisa merusak permukaan kulit terluar. Reaksi iritasi biasanya langsung terjadi sesaat setelah mengoleskannya.

Beberapa jenis minyak esensial yang memicu iritasi kulit, di antaranya:

  • minyak bergamot,
  • minyak chamomile,
  • minyak kayu manis,
  • minyak melati,
  • minyak serai,
  • minyak oregano, dan
  • minyak kenanga.

3. Sodium lauryl sulphate (SLS) dan sodium laureth sulphate (SLES)

SLS dan SLES adalah bahan kimia yang menghasilkan busa dalam sabun, sampo, kondisioner, dan deterjen. Keduanya adalah surfaktan yang berguna untuk mencampurkan air dan minyak.

Kandungan ini bisa memicu dermatitis kontak bila digunakan dalam waktu lama, terutama pada pemilik kulit sensitif.

Paparan SLS dan SLES bisa merusak lapisan pelindung kulit atau sawar kulit (skin barrier). Akibatnya, kulit mengalami iritasi dan kadar air di permukaan pun berkurang sehingga terasa kering.

4. Parfum atau wewangian

Untuk merawat kulit sensitif, hindari produk kosmetik atau skincare yang mengandung pewangi atau parfum jenis apa pun.

Bahan-bahan kimiawi maupun alami yang dijadikan sebagai pewangi dapat menyebabkan kulit yang sensitif mengalami iritasi.

Bila paparan parfum dengan konsentrasi yang tinggi sering terjadi, hal ini bisa memicu dermatitis kontak. Gejala yang umum yang muncul, yaitu kemerahan, bentol bengkak, dan lepuhan.

5. Alkohol denat

Kandungan skincare lain yang tidak boleh untuk kulit sensitif adalah alkohol denat.

Kandungan ini bisa merusak sawar kulit dan mengeringkan kulit. Akhirnya, kulit akan iritasi dan semakin sensitif. 

Kulit yang terlalu kering juga memicu produksi minyak berlebih sehingga membuat lebih rentan berjerawat. Berapa jenis alkohol denat yang perlu dihindari, yaitu:

  • ethyl alcohol,
  • methyl alcohol,
  • isopropyl alcohol, dan
  • methanol.

6. Glycolic acid konsentrasi tinggi

serum niacinamide

Glycolic acid merupakan salah satu jenis asam alfa hidroksi atau alpha hydroxy acid (AHA) yang digunakan untuk tindakan chemical peeling wajah

Kandungan ini memiliki molekul yang paling kecil bila dibandingkan dengan AHA lainnya, seperti lactic acid dan mandelic acid.

Hal ini membuat glycolic acid bisa menembus lapisan kulit dengan lebih mudah dan mengelupas sel-sel kulit mati.

Meski begitu, glycolic acid dengan konsentrasi tinggi memiliki daya eksfoliasi yang cukup tinggi. Hal ini bisa membuat kulit sensitif mengalami kemerahan, perih, kering, hingga luka bakar kimiawi.

Tips skincare kulit sensitif

Sebaiknya, pilih produk berbahan glycolic acid dengan konsentrasi di bawah 10 persen. Penggunaan konsentrasi di atas 10 – 70% hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis kulit.

7. Retinoid konsentrasi tinggi

Retinoid adalah turunan vitamin A yang biasa ditemukan pada produk skincare dalam bentuk retinol

Bahan ini sebenarnya membantu mengatasi jerawat, merangsang pembentukan kolagen agar kulit tetap kencang, hingga mengangkat sel-sel kulit mati. 

Meski begitu, retinoid dengan konsentrasi tinggi bisa menimbulkan iritasi pada kulit sensitif. Hal ini membuat kulit kering, mengelupas, dan kemerahan. 

Tidak heran bila retinoid konsentrasi tinggi merupakan kandungan yang tidak boleh untuk kulit sensitif. Sebaiknya, pilih produk retinol dengan kadar di bawah 1 persen.

8. Scrub dengan butiran besar

Scrub merupakan salah satu kandungan yang harus dihindari untuk pemilik kulit sensitif dan berjerawat. 

Alih-alih mengangkat kulit mati, scrub justru bisa memberi gesekan di permukaan kulit. Hal ini bisa menyebabkan iritasi, bahkan luka. 

Kulit yang terluka bisa meningkatkan risiko infeksi dan memperparah jerawat.

Scrub juga bisa merusak sawar kulit sehingga membuat kadar air pada kulit berkurang. Akibatnya, kulit pun menjadi lebih kering. 

9. Mineral oil

Obat bintitan alami

Mineral oil yang sering dijumpai pada baby oil merupakan kandungan yang harus dihindari untuk kulit berminyak, sensitif, dan berjerawat.

Bahan-bahan produk perawatan kulit berbahan dasar minyak bisa menyebabkan pori-pori tersumbat. Lama-kelamaan, timbul komedo. 

Dalam kondisi yang semakin parah, komedo bisa menyebabkan peradangan dan timbul jerawat di kulit.

Kandungan yang tidak boleh untuk kulit sensitif sebaiknya tidak mudah mengiritasi kulit dan tidak mengandung minyak. 

Selain menghindari kandungan aktif yang terlalu keras, pilihlanh produk yang memang dirancang untuk tipe kulit sensitif. Pastikan Anda selalu melakukan tes produk terlebih dulu di tangan untuk melihat tanda iritasi atau reaksi alergi.  

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rios Scherrer, M. A., Rocha, V. B., & Coelho Andrade, A. R. (2015). Contact dermatitis to methylisothiazolinone. Anais Brasileiros de Dermatologia, 90(6), 912-914. https://doi.org/10.1590/abd1806-4841.20153992

Methylisothiazolinone allergy (MI) | DermNet. (2023). Retrieved 3 April 2023, from https://dermnetnz.org/topics/methylisothiazolinone-allergy

Aromatherapy: Do Essential Oils Really Work?. (2021). Retrieved 3 April 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/aromatherapy-do-essential-oils-really-work

Sindle, A., & Martin, K. (2021). Art of Prevention: Essential Oils – Natural Products Not Necessarily Safe. International Journal of Women’s Dermatology, 7(3), 304-308. https://doi.org/10.1016/j.ijwd.2020.10.013

Atopic Dermatitis Treatment — DermNet . (2023). Retrieved 3 April 2023, from https://dermnetnz.org/topics/treatment-of-atopic-dermatitis

Ofenloch, R. F., Cazzaniga, S., Elsner, P., Gonçalo, M., Naldi, L., Svensson, Å., Bruze, M., & Schuttelaar, L. A. (2021). Skin exposure to scented products used in daily life and fragrance contact allergy in the European general population ‐ The EDEN Fragrance Study. Contact Dermatitis, 84(6), 385-394. https://doi.org/10.1111/cod.13807

Cosmetics and Alcohol Free Labeling. (2022). Retrieved 30 August 2022, from https://www.fda.gov/cosmetics/cosmetics-labeling-claims/alcohol-free

Sharad, J. (2013). Glycolic acid peel therapy – a current review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 6, 281-288. https://doi.org/10.2147/CCID.S34029

Petunjuk Teknis Pengawasan Alpha Hydroxy Acid (AHA) dalam Kosmetik. (2006). Retrieved 10 April 2023, from https://notifkos.pom.go.id/upload/informasi/20170926043712.pdf

Zasada, M., & Budzisz, E. (2019). Retinoids: Active molecules influencing skin structure formation in cosmetic and dermatological treatments. Advances in Dermatology and Allergology/Postȩpy Dermatologii i Alergologii, 36(4), 392-397. https://doi.org/10.5114/ada.2019.87443

Motamedi, M., Chehade, A., Sanghera, R., & Grewal, P. (2022). A Clinician’s Guide to Topical Retinoids. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery, 26(1), 71-78. https://doi.org/10.1177/12034754211035091

How to control oily skin. (2023). Retrieved 13 April 2023, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/dry/oily-skin

Clogged Pores: What They Are, Causes, Treatment & Prevention. (2023). Retrieved 13 April 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22773-clogged-pores

Versi Terbaru

25/04/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Pantangan Kulit Sensitif yang Wajib Anda Ketahui

Inilah 6 Perbedaan Tipe Kulit Kering dan Berminyak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 25/04/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan