Istilah inflamasi sering dikaitkan dengan kondisi luka tubuh bagian luar, seperti pembengkakan atau luka terbuka. Pada kenyataannya, proses terjadinya inflamasi merupakan hal yang lebih kompleks.
Proses inflamasi terjadi pada berbagai jenis penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, penyakit Alzheimer, hingga depresi. Meski terkesan merugikan, proses ini ternyata juga diperlukan sebagai pertahanan tubuh.
Apa itu proses inflamasi?
Proses inflamasi adalah mekanisme yang termasuk bagian dari respons sistem imun atau kekebalan tubuh.
Mekanisme inflamasi ini hanya diperlukan dalam kondisi tertentu dalam waktu yang tidak lama.
Misalnya, ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme inflamasi akan membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebaliknya, saat inflamasi terjadi dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan, hal tersebut cenderung bersifat merugikan.
Pentingnya proses inflamasi dalam tubuh

Inflamasi dimulai ketika sel tubuh mengalami kerusakan dan terjadi pelepasan zat kimia tubuh sebagai tanda bagi sistem imun.
Inflamasi dibutuhkan sebagai respons imun pertama yang bertujuan untuk merusak zat atau objek asing yang dianggap merugikan, baik itu sel yang rusak, bakteri, atau virus.
Melansir dari Cleveland Clinic, menghilangkan zat atau objek asing tersebut penting untuk memulai proses penyembuhan.
Dengan kata lain, inflamasi memang akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal tersebut penting dalam proses penyembuhan.
Bahaya jika inflamasi tidak kunjung reda
Meski penting, jika terjadi dalam waktu yang lama, inflamasi yang terjadi sebagai respons imun dapat merusak tubuh.
Ini karena organisme atau zat pemicu inflamasi dapat bertahan lama pada pembuluh darah dan mengakibatkan penumpukan plak.
Plak dalam pembuluh darah tersebut justru dianggap sebagai zat berbahaya dan akibatnya proses inflamasi kembali terjadi.
Akhirnya, terjadilah kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan akibat adanya sel inflamasi dapat terjadi pada pembuluh darah tubuh, jantung, hingga otak.
Perbedaan jenis inflamasi akut dan kronis

Inflamasi dapat terjadi secara akut dalam waktu singkat atau secara kronis dan menetap dalam waktu yang lama.
- bronkitis akut,
- radang tenggorokan atau mengalami flu,
- kulit lecet,
- dermatitis akut,
- cedera,
- olahraga berat,
- tonsillitis akut (penyakit amandel), dan
- sinusitis akut.
- asma,
- tuberkulosis,
- periodontitis kronis,
- sinusitis kronis,
- ulcerative colitis dan penyakit Crohn, dan
- hepatitis kronis.
- Rheumatoid arthritis, yaitu inflamasi pada jaringan persendian dan sekitarnya, terkadang organ tubuh lainnya.
- Ankylosing spondylitis, yaitu inflamasi pada tulang belakang, otot, dan jaringan penghubung antar tulang.
- Penyakit celiac, yaitu inflamasi dan kerusakan dinding usus halus.
- Psoriasis, yaitu inflamasi pada kulit.
- Fibrosis paru idiopatik, yaitu inflamasi pada alveoli paru.
- Diabetes tipe 1, yaitu inflamasi pada berbagai bagian tubuh ketika diabetes tidak terkendali.
- Alergi, yaitu termasuk semua alergi yang dialami bagian tubuh.
Kesimpulan
Inflamasi adalah bagian dari mekanisme sistem kekebalan tubuh. Mekanisme inflamasi diperlukan untuk menghilangkan sel yang rusak atau objek asing yang dianggap merugikan, seperti bakteri atau virus, serta mempercepat proses penyembuhan. Meski begitu, inflamasi yang terjadi dalam waktu yang lebih lama cenderung bersifat merugikan. Inflamasi yang lebih lama (kronis) terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatasi masalah tersebut dengan cepat, paparan penyebab inflamasi secara terus-menerus, atau sebagai bentuk respons autoimun.
[embed-health-tool-bmi]