backup og meta

Kulit Gatal Berlebihan Hingga Mengelupas Setelah Minum Obat? Waspada Gejala Stevens-Johnson Syndrome

Kulit Gatal Berlebihan Hingga Mengelupas Setelah Minum Obat? Waspada Gejala Stevens-Johnson Syndrome

Sindrom Steven-Johnson (SJS) termasuk penyakit yang cukup jarang di Indonesia, namun merupakan kondisi yang serius. Penyakit ini menyebabkan kulit penderitanya gatal-gatal, melepuh, bahkan sampai mengelupas akibat dari reaksi berlebihan terhadap obat dan infeksi tertentu.

Orang yang terkena Stevens-Johnson Syndrome harus buru-buru dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sedangkan masa pemulihannya bisa memakan waktu berminggu-minggu. Bahkan jika gejalanya sangat parah, penyakit ini bisa mengakibatkan kematian. Baca terus untuk mengetahui sindrom Steven-Johnson selengkapnya.

Apa itu sindrom Steven-Johnson?

Sindrom Stevens-Johnson adalah suatu sindrom (kumpulan gejala) langka yang terjadi karena kulit dan membran mukosa menimbulkan reaksi berlebihan terhadap suatu obat atau infeksi. Membran mukosa adalah lapisan kulit dalam yang melapisi berbagai rongga tubuh yang memiliki kontak dengan lingkungan luar dan organ internal tubuh. Di beberapa bagian tubuh, membran mukosa menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang hidung, bibir, pipi dalam, telinga, daerah kemaluan, dan anus.

Apa saja tanda dan gejala sindrom Steven-Johnson?

Sindrom ini diawali dengan gejala mirip flu seperti demam, batuk, mata terasa panas, dan radang tenggorokan. Namun setelah beberapa hari akan  diikuti ruam merah atau keunguan di kulit yang terasa sakit dan menyebar atau bahkan melepuh, nyeri persendian, hingga pembengkakan di wajah dan lidah. Dalam berbagai kasus, sel-sel di lapisan kulit terluar akan mati sehingga kulitnya mulai mengelupas.

Apa saja penyebab munculnya sindrom Steven-Johnson?

Sindrom langka ini umumnya dipicu oleh penggunaan obat. Ada beberapa jenis obat-obatan yang paling sering memicu sindrom Steven-Johnson antara lain adalah sebagai berikut:

  • Obat-obat anti-asam urat, misalnya allopurinol
  • Obat-obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) yang banyak dipakai untuk meredakan nyeri, misalnya asam mefenamat, ibuprofen, asam salisilat, piroxicam
  • Obat antibiotik, khususnya Penicillin
  • Obat kejang, biasanya dipakai oleh pengidap epilepsi.

Meski demikian, gejala Steven-Johnson pada sebagian orang bisa juga dipicu oleh infeksi virus atau kuman tertentu, antara lain sebagai berikut.

Dalam kasus tertentu, Stevens-Johnson Syndrome juga bisa dipicu oleh rangsang fisik seperti radioterapi dan sinar ultraviolet. Namun kadang-kadang, penyebab pastinya tidak selalu bisa dipastikan sehingga sulit untuk dicegah. 

Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat sindrom Steven-Johnson?

Beberapa komplikasi yang akan muncul akibat sindrom Steven-Johnson, yaitu:

  • Infeksi kulit sekunder (selulitis). Selulitis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk sepsis.
  • Infeksi darah (sepsis). Sepsis terjadi ketika bakteri dari infeksi memasuki aliran darah Anda dan menyebar ke seluruh tubuh Anda. Sepsis adalah kondisi yang cepat berkembang dan mengancam jiwa yang dapat menyebabkan kegagalan perfusi dan organ.
  • Masalah mata. Ruam yang disebabkan oleh sindrom Stevens-Johnson juga dapat menyebabkan peradangan di mata Anda. Dalam kasus ringan, sindrom ini bisa menyebabkan iritasi dan mata kering. Pada kasus yang parah, dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang luas dan jaringan parut yang menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
  • Keterlibatan paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal napas akut.
  • Kerusakan kulit permanen. Ketika kulit Anda tumbuh kembali, mungkin ada kulit Anda tidak akan bisa 100 persen kembali seperti semua. Umumnya terdapat benjolan, kelainan warna, dan sangat mungkin akan menimbulkan bekas luka. Selain masalah kulit, sindrom ini juga akan menyebabkan rambut Anda rontok, dan kuku jari tangan dan kuku kaki Anda mungkin tidak tumbuh normal.

Bagaimana cara pengobatan sindrom Stevens-Johnson?

Pertolongan pertama untuk mengatasi alergi obat pada sindrome Stevens-Johnson adalah menghentikan konsumsi obat yang memicu alergi. Selanjutnya, penderita sindrom Steve Johnson harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Beberapa obat yang biasanya diberikan dokter untuk mengatasi sindrom Steven-Johnson adalah memberikan obat antialergi (antihistamin) untuk meredakan gejala, atau kortikosteroid untuk mengontrol peradangan yang terjadi jika gejalanya cukup parah.

Selain itu, terapi penunjang yang diberikan di rumah sakit meliputi rehidrasi atau penggantian cairan tubuh yang hilang dengan menggunakan infus. Jika terjadi luka, lapisan kulit mati harus dibersihkan kemudian lukanya ditutup dengan perban supaya tidak terjadi infeksi.

Bagaimana cara mencegah sindrom Steven-Johnson?

Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sindrom langka ini, yaitu:

  • Umumnya bagi masyarakat Asia, dianjurkan untuk melakukan uji genetika sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti carbamzepine.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda memang memiliki riwayat penyakit ini.
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu kekambuhan jika sebelumnya Anda pernah mengalami sindrom Steven-Johnson. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Steven Johnson Syndrome (SJS) – http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/stevens-johnson-syndrome#1 diakses pada 15 Juni 2017

Steven Johnson Syndrome http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stevens-johnson-syndrome/symptoms-causes/dxc-20317107 diakses pada 15 Juni 2017

Steven Johnson Overview – http://emedicine.medscape.com/article/1197450-overview#a3 diakses pada 15 Juni 2017

Causes and Treatment Outcomes of Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis In 82 Adult Patients – https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3372805/ diakses pada 15 Juni 2017

Versi Terbaru

20/06/2022

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Beragam Pilihan Obat dan Metode Pengobatan untuk Alergi

Kenapa Rasa Gatal Malah Semakin Parah Jika Digaruk?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 20/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan