Namun, sebagian orang cenderung mencari jawaban yang cepat, bukan jawaban dari penelitian ilmiah yang sulit dicerna dan bisa berubah bila ada penelitian baru.
Jawaban cepat ini belum tentu benar, tetapi bisa memberikan rasa nyaman bagi penerimanya.
Sebagai contoh, pada awal pandemi Anda mungkin merasa tidak nyaman saat tidak tahu apa pun tentang virus SARS-CoV-2 dan COVID-19.
Berita yang simpang-siur membuat Anda kian bingung dan was-was. Pada saat inilah, teori konspirasi muncul untuk menghilangkan rasa takut dan tidak nyaman tersebut.
Anda awalnya akan mencari informasi dari internet, buku, atau siaran yang mendukung teori itu. Informasi tersebut pada akhirnya akan membekas dalam pikiran Anda. Meski tidak benar, setidaknya Anda kini mengetahui sesuatu yang lebih pasti.
Lambat laun, hal ini bisa membuat Anda makin keliru. Jika tidak dibarengi dengan informasi dari sumber yang tepercaya, tanpa disadari Anda telah percaya pada teori konspirasi.
2. Keinginan untuk memegang kendali dan merasa aman

Selain senang bertanya, manusia umumnya juga senang memegang kendali atas hidupnya. Inilah yang membuat Anda merasa aman, stabil, dan tenang menjalani kehidupan sehari-hari. Pada kasus ini, kendali yang Anda cari berbentuk informasi.
Teori konspirasi membuat orang-orang yang memercayainya merasa aman dan punya kendali. Fenomena ini biasanya lebih kentara ketika teori konspirasi tersebut berkaitan dengan hal-hal yang mengancam kesejahteraan diri mereka.
Sebagai gambaran, jika pemanasan global disebabkan oleh kegiatan manusia, artinya Anda harus melakukan perubahan untuk mencegahnya semakin parah.
Bagi beberapa orang, perubahan ini mungkin terasa sulit, tidak nyaman, dan merepotkan. Akan tetapi, Anda tentu tak perlu melakukan perubahan apa pun bila pemanasan global adalah hoaks yang dikarang para elit politik penguasa dunia.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar