backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

8 Dampak Negatif Internet pada Anak dan Cara Mencegahnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 30/05/2022

    8 Dampak Negatif Internet pada Anak dan Cara Mencegahnya

    Tidak dapat dipungkiri, internet telah menjadi bagian besar dari kegiatan sehari-hari banyak orang, tidak terkecuali anak-anak. Meski internet memang dapat memberi banyak manfaat bagi anak, sayangnya kini tidak jarang ditemui kasus terjadinya dampak negatif dari internet pada anak-anak. Oleh karena itu, ada baiknya orangtua memahami dampak negatif dari internet yang dapat dialami oleh anak sebelum mengizinkan untuk menggunakannya.  

    Apa saja dampak negatif internet bagi anak?

    dampak negatif internet bagi anak

    Saat ini, dampak negatif dari kemajuan teknologi sudah sangat sulit untuk dihindarkan dari anak-anak, salah satunya yaitu kecanduan internet.

    Akses terhadap internet sudah semakin mudah didapat oleh anak-anak. Anak dapat menggunakan internet bukan hanya dari komputer, tetapi juga dari berbagai perangkat elektronik (gadget) lainnya, seperti smartphone, tablet, dan bahan televisi (TV).  

    Terlebih, kini anak juga diharuskan untuk belajar melalui internet setelah diberlakukannya sekolah online selama masa pandemi

    Meski manfaat internet nyata dirasakan oleh setiap penggunanya, termasuk oleh anak-anak, dampak negatif internet bagi anak juga sering kali tidak dapat dihindari.

    Terdapat beberapa dampak negatif internet yang berisiko dialami oleh anak, seperti berikut.

    1. Sulit berkonsentrasi 

    Menghabiskan terlalu banyak waktu menggunakan gadget (gawai) dapat membuat anak lebih sulit untuk berkonsentrasi. 

    Konsentrasi anak menjadi mudah terganggu akibat semakin banyak pemberitahuan atau notifikasi yang masuk ke dalam gawai anak.

    Akses internet yang semakin terjangkau membuat anak semakin mudah mendapat informasi yang diinginkan. Tak jarang, informasi tersebut mengharuskan anak mendapat pemberitahuan setiap saat. 

    Akibat hal tersebut, konsentrasi anak saat sedang melakukan suatu kegiatan dapat terganggu karena ingin melihat pemberitahuan yang ia terima. 

    Melansir dari National University, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kanada, diketahui bahwa sejak sekitar tahun 2000 rata-rata kemampuan konsentrasi manusia telah menurun dari 12 detik menjadi hanya 8 detik.  

    Inilah mengapa jika tidak dicermati dengan baik, ada dampak negatif internet bagi anak.

    2. Kesulitan bersosialisasi

    Jika terlalu banyak menghabiskan waktu sendirian dengan bermain gawai, anak berisiko mengalami penurunan kemampuan dalam berinteraksi sosial. 

    Hal ini karena anak akan lebih jarang berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitarnya.

    Walaupun anak mungkin juga melakukan interaksi dengan orang lain secara online melalui internet, interaksi tersebut dapat menimbulkan perilaku yang berbeda ketimbang saat anak berinteraksi secara langsung.   

    Itu sebabnya, tidak jarang sifat seseorang bisa berbeda saat bertemu langsung dan saat berinteraksi di dunia maya. Kondisi ini bukan hanya dapat dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak.    

    Anak mungkin akan lebih mudah merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. 

    3. Gangguan perilaku

    Anak-anak cenderung memiliki imajinasi yang lebih luas dari orang dewasa. Oleh karena itu, anak terkadang kesulitan dalam membedakan sesuatu yang nyata dan tidak. 

    Akibatnya, anak-anak lebih berisiko menirukan apa yang ia lihat, termasuk konten-konten yang ada di internet tanpa mengetahui apakah hal tersebut nyata atau bisa dilakukan. 

    Sebagai contoh, ketika melihat konten yang mengandung adegan kekerasan, anak mungkin merasa tertarik untuk mencoba melakukan hal yang sama. Hal ini dapat membuat anak menjadi seseorang yang berperilaku kasar. 

    Sebaliknya, saat melihat konten yang terlalu menyeramkan bagi anak seusianya, anak dapat merasakan ketakutan secara berlebihan hingga menjadi seorang yang penakut.      

    4. Gangguan kesehatan 

    Dampak negatif dari internet bagi anak bukan hanya berpengaruh pada mental dan perilaku, tetapi juga pada kesehatan fisiknya. 

    Saat terlalu lama mengakses internet melalui gadget, anak akan mencari posisi duduk yang nyaman. Padahal, posisi tersebut belum tentu baik dan aman untuk kesehatannya secara fisik. 

    Terdapat beberapa gangguan kesehatan yang dapat dialami akibat posisi duduk yang salah, di antaranya: 

    • gangguan penglihatan, 
    • nyeri leher, 
    • kelainan postur tulang, 
    • mati rasa pada lengan, tangan, dan jari, serta 
    • tubuh terasa tegang. 

    Selain itu, duduk untuk waktu yang sangat lama saat bermain internet juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami obesitas

    Duduk terlalu lama membuat anak menjadi kurang aktif bergerak. Akibatnya, lemak lebih mudah menumpuk di dalam tubuh anak dan berat badan jadi gampang meningkat. 

    5. Sulit tidur 

    Anak-anak yang mengalami kecanduan internet dapat mengalami gangguan tidur

    Sama seperti orang dewasa, jika terlalu lama menggunakan gadget untuk mengakses internet, anak dapat mengalami kecanduan sehingga sulit untuk berhenti. 

    Anak mungkin akan menggunakan sebagian besar waktunya hanya untuk bermain internet melalui gadget. 

    Akibatnya, anak menjadi lupa dengan kebutuhan lainnya yang perlu ia lakukan, tidak terkecuali tidur. 

    Jika dibiarkan terjadi terus-menerus, anak dapat mengalami gangguan tidur, seperti insomnia maupun penurunan kualitas tidur akibat tidak memiliki waktu tidur yang cukup. 

    6. Cyber bullying 

    Cyber bullying telah menjadi salah satu masalah yang sering kali dialami oleh pengguna internet, termasuk anak-anak.

    Kondisi ini dapat menjadi hal yang serius dan berbahaya hingga dapat mengancam nyawa seseorang yang mengalaminya. 

    Itu sebabnya, cyber bullying termasuk satu dari beberapa dampak negatif internet bagi anak.

    Cyber bullying terjadi ketika seorang pengguna internet menyerang pengguna lainnya dengan kata-kata, seperti kata kasar atau bahkan mengancam. 

    Saat menggunakan internet, anak berisiko mengalami cyber bullying dari pengguna internet lain, baik seseorang yang ia kenal maupun orang asing yang belum pernah bertemu secara langsung.   

    7. Depresi 

    Saat jarang bersosialisasi akibat terlalu lama bermain internet sendirian, anak dapat merasa kesepian hingga berisiko mengalami depresi.

    Semakin kesepian, anak akan semakin berisiko mengalami depresi. Anak juga dapat mengalami gangguan emosional, seperti bersifat agresif atau menutup diri sepenuhnya dari orang lain, termasuk orangtuanya. 

    Oleh karena itu, jika anak menunjukan tanda dan gejala kesepian akibat depresi, seperti sering menyendiri dan mudah cemas, sebaiknya segera cari pertolongan medis atau ahli, misalnya konsultasi dengan psikolog. 

    8. Penurunan prestasi 

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, meski dapat membantu anak belajar dan mencari informasi baru, internet juga bisa mengganggu konsentrasi anak.

    Anak mungkin akan mudah teralihkan konsentrasinya saat ada pemberitahuan baru di gawainya, bahkan hanya ingin menggunakan internet untuk bermain.

    Akibatnya, anak akan lebih sulit fokus saat belajar. Hal ini akan mengganggu aktivitas belajar anak hingga dapat berdampak pada prestasinya di sekolah.      

    Cara mencegah dampak negatif internet bagi anak

    dampak negatif internet bagi anak

    Meskipun terkadang sulit untuk dicegah, dampak negatif internet bagi anak dapat dihindari jika pencegahan dilakukan secara disiplin dan terus-menerus.

    Sebagai orangtua, penting untuk bisa membimbing anak dalam menggunakan internet agar bisa terhindari dari dampak negatif yang telah disebutkan di atas. 

    Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak negatif internet bagi anak.

    • Membatasi waktu anak untuk menggunakan gadget
    • Mengawasi konten-konten yang anak lihat melalui internet, termasuk permainan, foto, film, dan musik. 
    • Mengajak anak berinteraksi secara langsung, misalnya dengan berbicara atau bermain bersama. 
    • Membimbing anak saat belajar melalui internet agar anak tetap konsentrasi dan fokus.  
    • Menjaga kedekatan hubungan dengan anak agar anak bisa terbuka tentang apa saja yang ia alami, termasuk jika ia mengalami cyber bullying.  

    Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan anak bisa lebih aman dan terjaga dalam menggunakan internet sehari-hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 30/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan