Contohnya, ada pasien lansia yang sering melewatkan dosis obat karena tidak tahan dengan efek samping mual. Dengarkan keluhan pasien, lalu Anda bisa berkata, “Berarti, Bapak/Ibu sering lupa minum obat karena mualnya mengganggu, ya.”
Teknik komunikasi terapeutik yang satu ini bisa menunjukkan pasien kalau Anda benar-benar mendengarkan keluhannya. Pasien tentu akan merasa lebih dihargai.
14. Menyatakan keraguan
Menyatakan keraguan bisa menarik perhatian pasien untuk mendiskusikan kendala yang dialaminya lebih lanjut. Bahkan, pasien mungkin tidak akan ragu lagi untuk menceritakannya secara gamblang.
15. Memberikan harapan
Karena rumah sakit bisa jadi salah satu sumber stres pasien, penting untuk memberikan pasien harapan bahwa ia masih bisa bertahan dengan kondisinya saat ini.
Pasien tentu saja akan lebih bersemangat untuk sembuh dan berjuang mengusir penyakitnya.
16. Membandingkan kondisi pasien saat ini dengan sebelumnya
Jika dilakukan dengan cara dan situasi yang tepat, teknik komunikasi terapeutik yang satu ini bisa meningkatkan semangat pasien untuk sembuh.
Sebagai contoh, Anda bisa mengajak pasien yang kondisinya sudah membaik untuk membandingkan keadaannya saat ini dengan yang dulu.
Pasien akan menyadari bahwa kondisinya membaik seiring pengobatan. Hal ini akan memotivasi pasien untuk menjalani pengobatan dengan benar.
17. Menanyakan persepsi pasien
Bagi pasien yang sedang mengalami masalah sensori atau halusinasi, cara ini bisa membuat proses perawatan jadi lebih efektif.
Anda bisa mengajukan pertanyaan dengan kalimat, “Bapak/Ibu mendengar suara apa?” Kalimat tanya ini secara tidak langsung meminta pasien untuk menjelaskan apa yang dirasakannya.
Dari berbagai teknik komunikasi terapeutik di atas, bisa disimpulkan kalau tenaga kesehatan punya banyak cara untuk berkomunikasi secara efektif dengan pasiennya, bergantung kebutuhan pasien.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar