Bukan hanya manusia, kucing juga bisa mengalami stres. Pada kucing pun, ada ciri-ciri tertentu yang menandakan ia sedang stres. Jadi, jika Anda memelihara dan merawat kucing, penting bagi Anda untuk mengenali ciri-ciri dan tanda stres ini. Untuk itu, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Apa saja ciri-ciri kucing stres?
Kucing, seperti manusia dan hewan lainnya, bisa mengalami stres.
Ciri-ciri kucing yang stres dapat berbeda-beda pada setiap kucing, tetapi beberapa tanda umum yang mungkin Anda lihat meliputi berikut ini.
1. Menyembunyikan diri
Ketika kucing merasa terancam, takut, atau stres, ia cenderung mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
Kucing mungkin juga menjadi lebih menarik diri dan kurang berminat untuk bermain atau bersosialisasi dengan orang atau kucing lain.
Hal ini merupakan cara alami bagi kucing untuk melindungi diri dan merasa lebih aman.
2. Perilaku agresif atau defensif
Beberapa kucing yang stres mungkin akan bersembunyi, tetapi yang lainnya bisa meresponsnya dengan perilaku agresif atau defensif sebagai cara melindungi diri.
Kucing mungkin menunjukkan sikap agresif dengan menggeram, mengepalkan kaki dan cakar, atau menyerang jika merasa terancam.
Sikap agresif tersebut bisa ditunjukkan kepada pemiliknya atau hewan peliharaan lain di dalam rumah.
3. Menjilat berlebihan
Salah satu respons umum kucing terhadap stres adalah menjilat (grooming) secara berlebihan.
Kucing yang stres dapat mulai menjilat diri mereka sendiri secara berlebihan, terutama pada area tertentu seperti kaki, perut, atau area genital.
Hal tersebut dapat mengakibatkan bulu kucing rontok dan masalah kulit, seperti iritasi atau lecet.
4. Perubahan kebiasaan makan
Kucing yang stres mungkin kehilangan selera makan. Bisa jadi, kucing tidak mau makan makanan yang diberikan atau hanya makan dalam jumlah yang sangat sedikit.
Kucing juga bisa menjadi lebih pemilih dalam hal makanan, sehingga hanya mau makan jenis makanan tertentu atau menolak makanan yang biasanya mereka sukai.
Namun, ada juga kucing yang merespons stres dengan mengalami peningkatan nafsu makan atau makan lebih banyak dari biasanya.
Dilansir dari Cats, pada beberapa kucing, stres juga dapat memengaruhi sistem pencernaannya dan menyebabkan masalah kesehatan seperti muntah atau diare.
5. Perubahan kebiasaan buang air
Stres dapat menyebabkan perubahan dalam kebiasaan buang air pada kucing. Misalnya buang air kecil di luar kotak pasir kucing, termasuk di sudut ruangan atau karpet.
Sebaliknya, kucing yang stres juga mungkin menjadi lebih jarang buang air. Ini bisa terjadi karena kucing mungkin menahan diri untuk buang air atau bahkan menolak buang air sama sekali.
Stres juga dapat memengaruhi sistem pencernaan kucing, sehingga menyebabkan perubahan pada tekstur kotoran, seperti diare atau sembelit.
Beberapa kucing yang merasa stres juga mungkin ingin mencakar kotorannya sendiri setelah buang air. Hal ini bisa menjadi tanda kucing merasa tidak aman atau cemas.
6. Perubahan postur tubuh
Perubahan postur tubuh adalah respons fisik yang dapat menjadi ciri-ciri kucing stres dan menandakan perasaan cemas atau tidak nyaman.
Kucing yang merasa terancam atau cemas mungkin menunduk dengan badan mendekat ke lantai, telinga ditekuk ke belakang, dan ekor mungkin tertutup rapat di sekitar tubuh.
Kucing yang stres juga bisa berdiam dalam posisi tertentu, seperti menghentikan gerakan dan merasa kaku.
Saat merasa terancam, kucing bisa meningkatkan penjagaan dan kewaspadaan dengan tubuh lebih tegang dan siap untuk bergerak cepat jika dibutuhkan.
Perlu Anda Ketahui
7. Perubahan nada suara
Ketika kucing merasa cemas, takut, atau stres, perubahan dalam nada suara mereka bisa menjadi ciri-ciri yang sangat jelas.
Beberapa kucing mungkin merespons stres dengan menjadi lebih vokal dan mengeong lebih keras atau lebih sering daripada biasanya.
Kucing juga bisa terdengar mengeluarkan suara yang berbeda, seperti meraung atau bahkan berteriak.
Namun, ada juga kucing yang menjadi lebih diam atau kurang vokal saat stres. Kucing mungkin merespons stres dengan menunduk atau tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Jika merasa sangat stres, kucing juga bisa mengeluarkan suara yang gemetar. Hal ini bisa menjadi tanda perasaan yang cemas.
8. Perubahan pola tidur
Stres bisa menyebabkan perubahan dalam pola tidur, sehingga kucing bisa tidur pada waktu yang tidak biasa atau mengalami gangguan tidur.
Beberapa kucing merespons stres dengan tidur lebih sering dari biasanya. Ini bisa menjadi cara kucing untuk menghindari situasi yang membuat ia stres atau untuk merasa lebih aman.
Sebaliknya, ada juga kucing yang mungkin mengalami insomnia atau tidur lebih sedikit ketika mereka merasa stres. Stres bisa membuat kucing tetap terjaga dan waspada.
Kucing yang stres mungkin juga bisa menunjukkan perilaku tidur yang tidak biasa.
Misalnya tidur dengan mata terbuka, tidur dengan postur tubuh yang tidak nyaman, atau tidur di tempat-tempat yang biasanya tidak digunakan untuk tidur.
Apa penyebab kucing stres?
Kucing dapat mengalami stres karena berbagai alasan. Beberapa penyebab umum stres pada kucing termasuk berikut ini.
- Perubahan lingkungan, seperti pindah rumah, kedatangan hewan peliharaan baru, atau renovasi rumah yang dapat membuat kucing merasa tidak nyaman.
- Perubahan rutinitas seperti jadwal makan, bermain, atau interaksi dengan pemiliknya.
- Perkelahian dengan hewan peliharaan lain, misal sesama kucing atau bahkan anjing.
- Kurang perhatian atau interaksi dari pemiliknya.
- Kesehatan yang buruk, seperti kucing sakit atau cedera.
- Kegelisahan dan ketakutan, misalnya akibat suara keras, benda asing, atau situasi yang tidak dikenal.
- Overstimulasi atau terlalu banyak rangsangan, seperti terlalu banyak mainan di rumah.
- Kurangnya tempat berlindung, sehingga merasa terancam dan stres.