backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk Menyelamatkan Nyawa

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 26/10/2023

Mengenal Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk Menyelamatkan Nyawa

Situasi darurat yang mengancam nyawa bisa menimpa orang lain di sekitar Anda secara tiba-tiba. Untuk meningkatkan peluang keselamatan korban, penting untuk memahami bantuan hidup dasar seperti di bawah ini.

Apa itu bantuan hidup dasar?

pertolongan pertama saat jatuh

Bantuan hidup dasar atau disingkat BHD adalah serangkaian tindakan untuk membantu orang yang mengalami keadaan darurat medis, seperti henti jantung atau henti napas. 

Tujuan dari BHD adalah untuk mempertahankan aliran darah dan oksigen ke otak serta organ tubuh lainnya selama menunggu kedatangan tenaga medis darurat.

Kekurangan oksigen yang parah dapat berakibat fatal. Bahkan, kerusakan permanen pada otak hingga kematian dapat terjadi dalam 10 menit setelah pasokan oksigen terputus.

Secara umum, BHD penting untuk dikuasai oleh siapa pun, bukan hanya oleh tenaga medis atau petugas pertolongan pertama

Tindakan cepat dan tepat ini dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang yang membutuhkannya.

Langkah-langkah melakukan bantuan hidup dasar

BHD harus Anda lakukan saat seseorang tidak sadar dan tidak bernapas. Tindakan ini mungkin diperlukan bila seseorang mengalami serangan jantung atau terlibat kecelakaan.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, berikut ini urutan untuk melakukan BHD terbaru yang perlu Anda perhatikan.

1. Pastikan keamanan sekitar

Pertolongan pertama pada orang pingsan

Sebelum mulai memberikan bantuan hidup dasar, Anda harus memastikan keselamatan serta keamanan diri Anda dan korban terlebih dulu.

Perhatikan potensi bahaya dari lingkungan sekitar. Mungkin ada pecahan benda tajam maupun percikan api yang berpotensi membahayakan Anda berdua.

Segera cari cara untuk menghindari bahaya tersebut. Apabila memungkinkan, Anda dapat juga memindahkan korban ke tempat yang lebih aman.

2. Jika harus memindahkan korban, lakukan dengan hati-hati

Anda perlu berhati-hati saat hendak mengangkat dan memindahkan tubuh korban ke tempat yang lebih aman, khususnya pada korban kecelakaan lalu lintas.

Pemindahan tubuh korban kecelakaan harus dilakukan oleh minimal tiga orang. Pastikan posisi tubuh korban tidak terlalu banyak berubah saat diangkat dan dipindahkan.

Selain itu, pastikan kepala korban tetap dalam posisi stabil dan sejajar tubuh korban. Hal ini bertujuan untuk mencegah makin parahnya cedera akibat pada patah leher dan tulang belakang.

3. Periksa respons korban

Setelah korban terbaring di tempat yang aman, segera periksa respons dan kesadaran korban.

Coba untuk membangunkan korban dengan cara menepuk-nepuk atau menggoyangkan bahu korban. Lakukan hal ini sembari berteriak keras, “Pak! Bu!” untuk mengecek responsnya.

Apabila korban mengalami penurunan kesadaran, tidak sadar, atau tidak merespons, segera panggil bantuan medis darurat agar korban cepat mendapatkan pertolongan.

4. Hubungi ambulans

Langkah BHD selanjutnya adalah segera menghubungi ambulans atau bantuan medis darurat.

Lakukan panggilan ke nomor darurat (112) atau nomor ambulans (118 dan 119). Jika Anda sibuk menolong korban, mintalah bantuan orang lain untuk melakukan panggilan.

Selama panggilan, pastikan untuk memberikan informasi detail tentang lokasi kejadian, status korban, dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan korban.

5. Cek denyut nadi dan napas korban

Untuk memeriksa denyut nadi korban, tempatkan telunjuk dan jari tengah pada pada sisi leher, tepatnya di bawah rahang dan samping tenggorokan.

Tekan dengan lembut untuk merasakan denyut nadi. Jika Anda tidak menemukannya, cobalah tekan lebih keras atau gerakkan jari Anda.

Sambil melakukan hal ini, periksa juga napas korban. Pastikan saluran napas tidak tersumbat, baik itu karena muntah, darah, maupun gigi yang patah.

Apabila denyut nadi dan napas tidak terdeteksi setelah 10 detik, segera lakukan tindakan CPR (resusitasi jantung-paru).

Pengecekan MARCH

Kemenkes RI juga menyarankan untuk menilai kondisi korban dengan MARCH, yang terdiri atas:
  • massive hemorrhage (perdarahan hebat),
  • airway (jalan napas),
  • respiration (laju pernapasan),
  • circulation (sirkulasi darah), dan
  • hypothermia (penurunan suhu tubuh di bawah 35°C).

6. Lakukan CPR

teknik cpr napas buatan

Salah satu aspek penting dalam bantuan hidup dasar adalah tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Prosedur ini juga dikenal sebagai resusitasi jantung-paru atau RJP.

Bagi kalangan awam, para ahli akan menyarankan untuk melakukan hands-only CPR atau RJP dengan tangan.

Menurut American Heart Association, hands-only CPR sama efektifnya dengan tindakan CPR dengan napas buatan bila diberikan beberapa menit pertama setelah henti jantung.

Untuk melakukan tindakan RJP dengan tangan, perhatikan langkah-langkah berikut ini.

  1. Baringkan tubuh korban dalam posisi telentang pada permukaan yang datar dan keras.
  2. Posisikan diri Anda dengan berlutut tepat di samping dada korban.
  3. Letakkan salah satu telapak tangan Anda pada bagian tengah dada pasien dan tepat di antara kedua puting korban. 
  4. Lalu, letakkan telapak tangan satunya di atas tangan pertama dan kaitkan jari-jari Anda.
  5. Saat siap memberi kompresi, pastikan posisi lengan dan bahu Anda tegak lurus dengan tubuh korban.
  6. Dengan menggunakan berat badan bagian atas, tekan dada ke bawah sampai sedalam 5 sentimeter (cm). Lalu, lepaskan tekanan dan biarkan dada terangkat sepenuhnya.
  7. Proses menekan dan melepaskan dada disebut satu kompresi. Lakukan hal ini dengan kecepatan sekitar 100–120 kompresi per menit.

7. Gunakan AED

AED atau automated external defibrillator adalah perangkat medis portabel yang menggunakan arus listrik untuk mengembalikan detak jantung yang tidak teratur atau berhenti.

Selalu ikuti petunjuk penggunaan dan panduan suara dari perangkat AED. Hati-hati untuk tidak menyentuh tubuh korban saat perangkat ini memberikan “shock” atau kejutan listrik.

Perangkat ini umumnya ditemukan di tempat-tempat umum, seperti bandara, kantor, dan pusat perbelanjaan. Penggunaan AED dan CPR bisa membantu menyelamatkan nyawa korban.

Terus berikan bantuan hidup dasar hingga tenaga medis tiba di lokasi kejadian. Kecepatan dan ketepatan dalam melakukan BHD dapat meningkatkan peluang keselamatan korban.

Bantuan hidup dasar perlu dipelajari semua orang. Keterampilan ini tentu akan sangat berguna saat Anda menghadapi situasi darurat yang mengancam nyawa orang lain.

Kesimpulan

  • Bantuan hidup dasar atau BHD adalah kunci untuk meningkatkan peluang keselamatan korban pada situasi darurat yang mengancam nyawa.
  • Langkah-langkah BHD yaitu memeriksa respons korban, menghubungi ambulans, memeriksa denyut nadi dan napas, serta memberikan tindakan CPR.
  • BHD perlu dipelajari oleh semua orang. Tindakan yang cepat dan tepat dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain dalam situasi darurat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 26/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan