Rasa haus setelah olahraga, makan, atau terkena terik matahari bisa diatasi dengan minum cairan. Namun, jika rasa haus begitu ekstrem dan tidak juga menghilang setelah Anda minum, ini mungkin menandakan polidipsia.
Apa itu polidipsia?
Polidipsia adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi saat seseorang selalu merasa haus, bahkan setelah banyak minum air putih.
Kondisi tersebut bisa terjadi selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan bahkan lebih lama lagi, tergantung dengan penyebabnya.
Umumnya, kebutuhan cairan orang dewasa setiap hari adalah dua liter. Asupan cairan kurang dari ini akan membuat Anda rentan dehidrasi.
Anda mungkin perlu lebih banyak cairan saat berada dalam kondisi yang menimbulkan rasa haus. Namun, rasa haus tersebut biasanya akan hilang setelah Anda minum.
Maka, jika rasa haus tidak juga hilang meski Anda sudah minum banyak cairan, ini bisa menandakan polidipsia. Begitu juga bila rasa haus ekstrem kerap muncul tanpa alasan tertentu.
Tanda dan gejala polidipsia
Selain rasa haus ekstrem yang tidak hilang bahkan setelah minum, berikut merupakan gejala lainnya dari polidipsia.
- Mulut kering.
- Sering buang air kecil, lebih dari 3 liter per hari.
- Cepat lelah.
- Penglihatan kabur.
- Polifagia atau rasa lapar yang berlebihan.
- Kram dan tremor.
- Proses penyembuhan luka yang lambat.
Selain gejala di atas, Anda mungkin juga merasakan tanda-tanda lain sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas disertai rasa haus ekstrem, segera hubungi dokter. Jika dibiarkan, polidipsia mungkin berakibat lebih serius bagi tubuh Anda.
Penyebab polidipsia
Polidipsia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit tertentu, contohnya diabetes melitus.
Selain itu, polydipsia juga bisa diakibatkan oleh beberapa kondisi berikut.
1. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus merupakan gangguan pada pengaturan cairan tubuh yang disebabkan oleh masalah pada hormon antidiuretik (ADH).
Masalah kesehatan ini akan membuat pengidapnya mengeluarkan lebih banyak urine. Dengan begitu, mereka akan terus minum untuk mengganti cairan yang terbuang.
Meski memiliki nama yang mirip, diabetes insipidus tidak ada kaitannya dengan diabetes melitus.
2. Kadar kalium darah rendah (hipokalemia)
Hipokalemia terjadi ketika kadar kalium dalam tubuh Anda terlalu rendah. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang sedang diare atau muntah-muntah.
Ketika diare atau muntah, ada banyak cairan yang terbuang sehingga Anda akan merasa terus kekurangan cairan.
3. Gangguan mental
Beberapa jenis gangguan mental, seperti gangguan kecemasan dan skizofrenia, dapat membuat pengidapnya merasa harus terus-menerus minum.
Mengutip dari buku Primary Polydipsia yang diterbitkan StatPearls Publishing, polydipsia karena masalah kesehatan juga dikenal sebagai polidipsia psikogenik.
4. Sepsis
Penyakit infeksi yang tidak terkendali hingga menimbulkan reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan (sepsis) juga bisa ditandai dengan polidipsia.
Selain rasa haus yang tidak kunjung hilang, sepsis juga ditandai dengan penurunan suhu tubuh secara drastis, peningkatan denyut nadi, hingga keringat berlebih. Kondisi ini perlu segera ditangani secara medis.
5. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan seperti kortikosteroid dosis tinggi, pil diuretik, dan pemberian cairan garam (oralit atau infus) juga bisa menyebabkan rasa haus berlebih.
Kondisi ini seharusnya tidak bertahan lama. Setelah Anda tidak lagi mengonsumsi obat tersebut, rasa haus seharusnya segera menghilang.
Jika Anda masih terus merasa kehausan meski sudah menghentikan pengobatan, segera hubungi dokter.
Komplikasi polidipsia
Meski kelebihan cairan dalam tubuh akan dibuang dalam bentuk urine, cairan yang menumpuk dalam tubuh bisa mengakibatkan beberapa komplikasi serius seperti berikut.
- Pelebaran kandung kemih.
- Hidronefrosis atau pembengkakan ginjal.
- Darah menjadi lebih encer sehingga menyebabkan hiponatremia (kadar natrium darah rendah).
- Ketoasidosis diabetik atau komplikasi diabetes.
- Gagal ginjal.
Oleh karena itu, jika Anda terus merasa haus meski sudah minum banyak air dan kondisi tersebut berlangsung selama berhari-hari, segera hubungi dokter.
Diagnosis polidipsia
Pada awal pemeriksaan, dokter akan bertanya mengenai seberapa sering Anda buang air kecil setiap hari, banyaknya cairan yang masuk ke dalam tubuh, dan kebiasaan Anda sehari-hari.
Setelah mendapatkan jawabannya, berikut merupakan beberapa tes yang akan Anda jalani untuk memastikan hasil diagnosis.
- Tes glukosa.
- Tes kalsium darah.
- Pemeriksaan darah lengkap.
- Tes kadar natrium.
- Pemeriksaan urine.
- Pemeriksaan elektrolit dalam darah.
Tes lain mungkin diperlukan sesuai dengan kondisi medis yang menyertai.
Pengobatan polidipsia
Mengingat polidipsia merupakan gejala suatu penyakit, maka kondisi ini akan diobati sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
Jika polidipsia disebabkan oleh diabetes melitus, pengobatan akan berfokus untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah.
Pengobatan diabetes melitus dapat meliputi pemberian insulin, konsumsi metformin, dan perubahan gaya hidup.
Jika rasa haus ekstrem yang Anda alami disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, Anda bisa membicarakan solusinya dengan dokter.
Dokter akan menyesuaikan dosis atau mengganti obat dengan obat lain dengan fungsi serupa.
Sementara itu, apabila polidipsia disebabkan oleh gangguan mental, pengobatan akan dilakukan dengan cara konseling dan terapi yang terkontrol.
Semua tentang polidipsia
- Ditandai dengan rasa haus ekstrem meski tubuh sudah mendapat cairan yang cukup.
- Merupakan gejala dari berbagai kondisi medis, seperti diabetes melitus, gangguan kejiwaan, hipokalemia, sepsis, dan efek penggunaan obat.
- Perlu diatasi sesuai dengan kondisi medis yang mendasarinya.
- Dapat menyebabkan komplikasi berupa pelebaran kandung kemih, hidronefrosis, hingga gagal ginjal.
[embed-health-tool-bmi]