Terdapat banyak spesialisasi ilmu kedokteran. Salah satunya adalah spesialis penyakit dalam alias internis. Seperti namanya, spesialis penyakit dalam menangani berbagai kondisi pada organ dalam manusia, misalnya, paru-paru, jantung, pankreas, hati, usus, dan lambung. Ketahui lebih lanjut kelainan atau gangguan apa saja yang ditangani internis.
Daftar penyakit yang ditangani dokter penyakit dalam
Berikut ini macam-macam penyakit dalam yang ditangani oleh internis.
1. Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi saluran pernapasan bawah.
Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh virus , bakteri, dan jamur.
Penyakit infeksi saluran pernapasan atas contohnya adalah tonsilitis (radang amandel), sinusitis, dan laringitis. Tanda dan gejalanya berupa hidung berair dan tersumbat, batuk, dan bersin.
Sementara itu, infeksi saluran pernapasan bawah yang umum yaitu pneumonia dan tuberkulosis. Gejalanya yaitu sesak napas, batuk berdahak, demam, berkeringat dingin, serta penurunan berat badan.
2. Hipertensi
Internis bertanggung jawab mendiagnosis tekanan darah tinggi (hipertensi) pada pasien.
Diagnosis hipertensi didasarkan pada pengukuran tekanan darah yang berulang, 3 kali dengan jeda waktu masing-masing 5 menit, selama periode waktu tertentu.
Hipertensi biasanya terjadi ketika tekanan darah sistolik (angka pertama) lebih dari atau sama dengan 140 mmHg, atau tekanan darah diastolik (angka kedua) lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Selain mendiagnosis, dokter internis berperan dalam pengelolaan hipertensi, pemantauan, pemberian obat, dan penanganan komplikasi pada pasien.
3. Diabetes
Gangguan lain yang dapat ditangani spesialis penyakit dalam yaitu diabetes. Kondisi ini sangat umum diderita oleh masyarakat, terutama diabetes tipe 2.
Diabetes terjadi karena kekurangan atau kerusakan hormon insulin, sehingga gula darah dalam tubuh meningkat dan memunculkan berbagai gejala.
Internis berperan dalam memberikan diagnosis, pemberian obat, pemantauan kondisi, penanganan komplikasi, dan pemberian saran medis pada pasien diabetes.
Selain terapi obat, internis memberikan saran modifikasi gaya hidup agar kualitas hidup pasien meningkat.
4. Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.
Nah, dokter spesialis penyakit dalam berperan dalam mendiagnosis kolesterol tinggi ini.
Diagnosis biasanya didasarkan pada hasil tes darah yang menunjukkan kadar kolesterol total yang tinggi, kadar kolesterol LDL yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, serta kadar HDL (high-density lipoprotein) yang rendah.
Internis juga memberikan informasi dan edukasi, meresepkan obat, mengatasi komplikasi, hingga menentukan pengawasan dan tindak lanjut.
5. Gangguan pada hati, lambung, dan kandung empedu
Kerusakan pada organ sistem pencernaan juga termasuk dalam bidang keahlian dokter spesialis penyakit dalam.
Beberapa penyakit organ pencernaan yang ditangani oleh internis yaitu kista hati, hepatitis, sirosis, tukak lambung, hernia lambung, gastritis, perlemakan hati, dan refluks empedu.
Internis biasanya memberikan diagnosis, perawatan, memberikan resep obat, saran diet, dan perubahan gaya hidup. Dokter mungkin juga akan menyarankan dan melakukan metode bedah jika dianggap perlu.
6. Kelainan ginjal
Penyakit ginjal merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditangani oleh dokter penyakit dalam.
Penyakit ginjal merujuk pada sekelompok kondisi yang menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal. Beberapa penyakitnya yaitu radang ginjal, batu ginjal, kista, infeksi saluran kemih, serta gagal ginjal akut dan kronis.
Internis juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien yang mengalami gejala atau tanda-tanda penyakit ginjal.
Mereka menggunakan berbagai tes dan pemeriksaan untuk mendiagnosis jenis dan tingkat keparahan penyakit ginjal.
Diagnosis ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes laboratorium, termasuk tes darah dan urine. Selain itu, dokter juga memberikan obat, menangani komplikasi, dan melakukan bedah jika diperlukan.
7. Penyakit menular
Dokter internis juga menangani berbagai penyakit menular yang umum dialami masyarakat.
Penyakit menular yang biasanya ditangani oleh internis yaitu infeksi saluran kemih, kulit, diare, hepatitis, penyakit parasit, brucellosis, influenza, HIV, dan, penyakit menular seksual.
Internis juga memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendiagnosis gangguan ini melalui pemeriksaan fisik, anamnesis (wawancara medis), dan pemeriksaan laboratorium atau tes diagnostik lainnya.
8. Gangguan tiroid
Tiroid merupakan salah satu organ yang menentukan tingkat metabolisme tubuh dan menghasilkan hormon penting.
Jika fungsi tiroid terganggu atau bahkan tidak berfungsi, gangguan kesehatan bisa muncul, seperti tiroiditis, gondok, hipertiroidisme, hipotiroid, hingga autoimun.
Dalam pengobatan gangguan tiroid, dokter internis berperan dalam mendiagnosis, mengelola, memantau, dan menangani komplikasi.
Dokter juga bisa merujuk pasien ke spesialis endokrinologi jika dibutuhkan perawatan lebih lanjut, atau terdapat kasus-kasus yang lebih kompleks dalam penanganan penyakit tiroid.
9. Anemia dan kelainan darah
Dokter spesialis penyakit dalam juga menangani anemia dan kelainan pada darah. Mengutip Medical University of The Americas, subspesialis ini disebut dengan bidang hematologi.
Spesialis hematologi berfokus pada diagnosis, pengobatan, dan pengelolaan masalah yang berkaitan dengan darah dan sistem hematologi.
Selain itu, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien yang mengalami gejala anemia atau kelainan darah lainnya, seperti leukimia, polisitemia vera, dan multipel myeloma.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat medis pasien, serta melakukan tes darah dan tes laboratorium lainnya untuk mendiagnosis penyebab dan jenis kelainan darah.
10. Gangguan muskuloskeletal
Jika Anda mengalami gejala gangguan muskuloskeletal, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter internis.
Gangguan muskuloskeletal yang umum yaitu osteoarthritis (radang sendi) dan osteoporosis (pengapuran tulang), rheumatoid arthritis, dan spondyloarthritis.
Internis berperan dalam melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat medis pasien, serta melakukan tes dan pemeriksaan diagnostik, seperti radiografi, MRI, atau tes laboratorium, untuk mendiagnosis kondisi muskuloskeletal.
Kesimpulan
Nah, sekarang Anda sudah tahu kan penyakit apa saja yang ditangani dokter spesialis penyakit dalam. Internis akan memberikan obat, memberi edukasi, dan merujuk ke spesialis lain bila diperlukan. Dokter spesialis dalam juga bekerja sama dengan termasuk fisioterapis, ahli gizi, atau ahli bedah untuk menangani kondisi pasien. [embed-health-tool-bmi]