Kehadiran penyakit lupus sering kali tidak disadari banyak orang karena gejala awalnya terasa sangat ringan dan sulit untuk didiagnosis. Padahal, penyakit lupus dapat menyebabkan komplikasi kesehatan apabila dibiarkan begitu saja.
Apa saja komplikasi tersebut? Bisakah diobati?
Komplikasi lupus yang dapat terjadi
Lupus adalah salah satu penyakit yang sulit untuk didiagnosis karena mempunyai gejala yang mirip dengan beberapa penyakit lain.
Hal tersebut membuat orang dengan lupus (ODAPUS) sering tidak sadar jika mereka sedang mengidap penyakit autoimun ini.
Ketidaksadaran akan adanya penyakit lupus membuat pengidapnya tidak melakukan pengobatan dengan segera. Akibatnya, penyakit menjadi semakin parah serta menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan.
Beberapa komplikasi lupus yang perlu diwaspadai yakni sebagai berikut.
1. Ulkus mulut
Sekitar 50% komplikasi lupus bisa menyebabkan ulkus mulut. Ini juga merupakan salah satu gejala lupus pada wanita yang sangat umum.
Kondisi ini ditandai dengan adanya luka seperti sariawan yang tidak nyeri pada langit-langit mulut, gusi, pipi bagian dalam, dan bibir.
2. Sindrom Sjogren sekunder
Dalam beberapa kasus, lupus dapat menyebabkan sindrom Sjogren sekunder, yang ditandai dengan mata dan mulut kering.
Gangguan autoimun ini terjadi ketika sistem ketahanan tubuh Anda menyerang kelenjar air liur dan air mata.
3. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Tidak sedikit ODAPUS yang mengeluhkan nyeri dada, rasa terbakar pada dada (heartburn), hingga nyeri saat menelan makanan dan minuman.
Masalah ini terjadi karena lupus dapat menyebabkan peradangan pada kerongkongan dan melemahkan otot penghubungnya ke perut.
4. Penumpukan cairan dalam rongga perut (asites)
Orang dengan lupus umumnya mengeluhkan adanya penumpukan cairan di dalam rongga perut atau asites.
Sejumlah gejala yang dapat menyertai asites antara lain pembengkakan pada perut, peningkatan berat badan, kembung, hingga hemoroid (wasir).
5. Pankreatitis
Komplikasi radang pankreas (pankreatitis) dapat dialami oleh sekitar 0,9-4,2% ODAPUS. Penyebabnya mulai dari kondisi lupus yang aktif, kadar trigliserida tinggi, batu empedu, minum alkohol, hingga infeksi virus.
Orang dengan lupus yang mengalami pankreatitis umumnya mengeluhkan nyeri perut hebat yang dapat terasa sampai ke punggung. Gejala lain juga dapat berupa mual, muntah, dan demam.
6. Hepatitis autoimun
Hepatitis autoimun merupakan komplikasi lupus yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati yang sehat. Beberapa gejalanya yakni mual, muntah, demam, dan nyeri sendi.
7. Pleuritis dan efusi pleura
Lupus dapat memicu komplikasi pada paru-paru, seperti pleuritis dan efusi pleura. Risiko terjadinya komplikasi kedua penyakit ini pada pengidap lupus diketahui mencapai 34 persen.
Pleuritis merupakan kondisi yang disebabkan oleh adanya peradangan pada selaput pembungkus paru. Sementara efusi pleura merupakan hadirnya cairan berlebih pada rongga di antara dua lapisan pembungkus paru (pleura).
8. Pneumonia lupus akut
Pneumonia merupakan komplikasi lupus yang jarang terjadi dan gejalanya sering muncul secara tiba-tiba.
Jika penyebabnya berasal dari infeksi bakteri dan jamur, pneumonitis sebagai komplikasi lupus biasanya dipicu oleh penyakit itu sendiri.
Pneumonia mengakibatkan peradangan pada kantong udara paru-paru. Selain itu, sering timbul juga bercak-bercak dan timbunan cairan pada paru-paru ODAPUS akibat penyakit ini.
9. Hipertensi arteri pulmonal
Angka kejadian hipertensi arteri pulmonal pada ODAPUS cukup sering terjadi, yaitu sekitar 9,3–14 persen. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada arteri pulmonalis (pembuluh arteri menuju paru).
Hipertensi arteri pulmonal dapat mengurangi darah yang masuk ke dalam paru-paru. Akibatnya, oksigen di dalam aliran darah ke paru-paru menjadi berkurang sehingga pasokan oksigen untuk seluruh tubuh tidak dapat terpenuhi dengan baik.
10. Emboli paru
ODAPUS berisiko 20 kali lebih tinggi untuk mengalami emboli paru ketimbang populasi pada umumnya. Apalagi, kurang-lebih 30-50% pengidap lupus memiliki sindrom antibodi fosfolipid, penyakit lain yang sering menyertai lupus.
Komplikasi lupus ini menyebabkan penyumbatan pada arteri paru. Jika tidak segera ditangani, pasokan darah ke paru-paru akan terhambat dan dapat menyebabkan masalah lain yang lebih parah.
11. Kanker
Menurut studi berjudul Cancer and Systemic Lupus Erythematosus, lupus dapat meningkatkan risiko kanker pada pengidapnya, khususnya limfoma non-Hodgkin meskipun persentasenya kecil.
Di sisi lain, penyakit ini disebut dapat mengurangi risiko kanker payudara. Hanya saja, penelitian lebih lanjut masih diperlukan terkait hal tersebut.
12. Depresi
Dalam beberapa kasus, lupus dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi. Meski terbilang sangat jarang, ODAPUS dapat mengalami gejala-gejala seperti delusi, halusinasi, dan episode manik.
Komplikasi lupus yang pada masing-masing pengidapnya dapat berbeda satu sama lain.
Anda bisa melakukan pengobatan lupus sesegera mungkin dan menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Bisakah komplikasi lupus diobati?
Jika Anda seorang ODAPUS, ada baiknya untuk tidak mengabaikan gangguan pada saluran pencernaan dan pernapasan.
Pasalnya, masalah pada kedua sistem tersebut dapat menjadi tanda adanya komplikasi kesehatan akibat lupus.
Segera sampaikan keluhan yang Anda alami pada dokter. Diagnosis sejak dini dan pemberian penanganan yang tepat diharapkan dapat membantu mencegah komplikasi dan kerusakan organ-organ tubuh akibat lupus.
Cara mengobati komplikasi lupus harus disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi yang mendasarinya.
Pengobatan yang dilakukan mungkin tidak akan membuat Anda sembuh total, tapi setidaknya Anda bisa lebih membaik dan risiko perburukan penyakit dapat dicegah.
Kesimpulan
Lupus dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan jika tidak segera ditangani. Beberapa yang perlu diwaspadai mulai dari pankreatitis, hepatitis autoimun, GERD, emboli paru, hipertensi arteri pulmonal, hingga depresi.
[embed-health-tool-bmi]