backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Empty Sella Syndrome

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 27/08/2023

Empty Sella Syndrome

Empty sella syndrome termasuk kelainan langka pada otak bagian sella turcica. Lalu, apa itu empty sella syndrome? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu empty sella syndrome?

Empty sella syndrome (ESS) adalah kelainan yang terjadi ketika rongga yang mengelilingi kelenjar pituitari pada otak, tepatnya bagian sella turcica, terisi oleh cairan serebrospinal (CSF).

Cairan serebrospinal (CSF) adalah cairan bening yang berada di dalam otak serta sekitar sumsum tulang belakang.

Saat bagian sella turcica terisi dengan CSF, kelenjar pituitari akan mengalami tekanan, sehingga terlihat seperti kosong atau bahkan hilang. 

Penyakit empty sella syndrome termasuk kelainan langka atau yang cukup jarang terjadi.

Mengutip dari Cleveland Clinic, penyakit ini memengaruhi sekitar 12% dari populasi di dunia. Sindrom ini pun dapat terjadi pada anak-anak maupun oang dewasa. 

Apa saja gejala empty sella syndrome?

efek samping lansoprazole berupa sakit kepala

Pada dasarnya, gejala yang ditimbulkan dari penyakit ESS dapat berbeda-beda pada setiap penderitanya.

Pada sebagian kasus pun, penderita penyakit ini mungkin tidak menunjukkan gejala yang khas. 

Gejala empty sella syndrome yang paling umum terjadi adalah sakit kepala kronis. Selain itu, berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin dapat timbul.

  • Keluarnya cairan yang menyerupai ASI dari puting payudara meski tidak sedang hamil atau menyusui (galaktorea).
  • Penurunan gairah seksual.
  • Disfungsi ereksi.
  • Menstruasi yang tidak teratur atau bahkan berhenti (amenore).
  • Mudah lelah.

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang dengan penyakit ini dapat mengalami beberapa gejala berikut.

  • Peningkatan tekanan di dalam otak.
  • Keluarnya cairan serebrospinal melalui hidung. 
  • Pembengkakan pada saraf mata akibat tekanan dalam otak (papilledema).
  • Hilangnya penglihatan secara jelas.

Kapan harus ke dokter?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sindrom ini terkadang tidak menunjukkan gejala yang khas. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk menentukan penyebab serta langkah penanganan yang tepat. 

Apa penyebab empty sella syndrome?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelainan yang bisa disebut juga dengan penyakit ESS ini terjadi karena kelenjar pituitari dalam otak tertekan atau mengecil.

Tergantung pada jenisnya, penyebab dan faktor risiko terjadinya penyakit ini bisa berbeda. Berikut adalah penjelasannya.

1. Empty sella syndrome primer

Penyakit ESS jenis primer terjadi ketika salah satu lapisan arachnoid, yaitu lapisan yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang, menonjol ke dalam sella turcica, sehingga kelenjar pituitari tertekan. 

Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, jenis sindrom satu ini lebih berisiko terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan tekanan darah tinggi. 

2. Empty sella syndrome sekunder

Berbeda dengan primer, jenis sekunder biasanya menyebabkan kelenjar pituitari mengecil akibat adanya beberapa kondisi atau penyakit.

Misalnya tumor otak, cedera, terapi radiasi, dan pembedahan di area otak.  

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?

Untuk mendiagnosis sindrom ini, dokter biasanya akan menanyakan gejala yang dialami serta riwayat kesehatan keluarga.

Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa tes penunjang, yang umumnya meliputi berikut ini.

  • CT scan, untuk mengetahui kondisi bagian dalam otak, termasuk letak kelenjar pituitari.
  • MRI kepala, untuk melihat bagaimana kondisi kelenjar pituitari, apakah tampak mendatar, mengecil, atau bahkan menghilang.
  • Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon dalam darah.
  • Bagaimana cara mengobati empty sella syndrome?

    dokter andrologi di jakarta

    Pada kebanyakan kasus, penderita penyakit ESS tidak memerlukan pengobatan khusus. 

    Pasalnya, meski terpengaruh, kelenjar pituitari sebagian besar penderitanya masih berfungsi secara normal.

    Meski begitu, pengobatan akan dokter berikan pada kondisi tertentu.

    Misalnya, saat penyakit ESS telah memengaruhi fungsi hormon dalam tubuh, dokter biasanya akan memberikan obat pengganti hormon. 

    Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan tidakan operasi saat cairan serebrospinal keluar melalui hidung. 

    Pasalnya, penyakit ESS yang tidak mendapaatkan penanganan dapat menimbulkan komplikasi. 

    Komplikasi penyakit ESS

    • Hipopituitarisme, yaitu penyakit akibat kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
    • Sindrom cushing, yaitu berbagai gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol terlalu tinggi. 

    Bagaimana cara mencegah empty sella syndrome?

    Sebenarnya, belum ada cara yang dapat mencegah penyakit ESS, terutama yang berjenis primer.

    Namun, Anda bisa membantu mengurangi faktor risiko penyakit ini dengan menerapkan pola hidup sehat.

    Apalagi, salah satu faktor risiko penyakit ini adalah obesitas dan tekanan darah tinggi. Untuk menerapkan pola hidup sehat, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.

    • Menjaga berat badan tetap ideal.
    • Menghindari kenaikan berat badan terlalu cepat.
    • Melakukan olahraga dengan rutin. 
    • Melakukan pengobatan tekanan darah tinggi, bila penderita memiliki riwayat penyakit hipertensi.

    Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, konsultasikan kepada dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 27/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan