Banyak yang menganggap penyakit hernia atau yang biasa dikenal dengan turun berok, hanya terjadi pada pria. Namun, nyatanya kaum wanita juga bisa mengalaminya. Meski mengalami penyakit yang sama, ternyata hernia pada wanita dan pria itu beda. Apa saja perbedaannya?
Beda hernia pada wanita dengan pria
Hernia adalah kondisi yang terjadi ketika bagian dari organ atau jaringan (seperti bagian dari usus) menonjol dan membentuk tonjolan di dalam kulit.
Bagian organ tersebut muncul melalui bukaan atau rongga dinding otot.
Walaupun bisa dialami siapa pun, ada perbedaan jenis, proses pemeriksaan, hingga pengobatan hernia pada pria dan wanita.
1. Jenis hernia yang sering terjadi
Penyakit turun berok ini terdiri dari banyak jenis jika dilihat dari lokasi kemunculannya. Pada pria, jenis hernia yang paling umum terjadi adalah hernia inguinal.
Tipe hernia ini terjadi ketika isi perut yang biasanya berupa lemak atau bagian dari usus kecil menonjol ke dinding perut bagian bawah dekat selangkangan.
Risikonya lebih tinggi pada pria karena terdapat lubang kecil di dekat otot pangkal paha pria. Lubang inilah yang memungkinkan pembuluh darah dan tali spermatika dapat turun ke daerah testis.
Sementara pada wanita, tipe hernia yang sering terjadi pada wanita adalah hernia femoralis dan hernia umbilikal.
Hernia femoralis terjadi ketika sebagian usus menonjol keluar karena lemahnya otot paha atas, tepat di bawah selangkangan.
Turun berok jenis ini paling sering dialami wanita karena ada kaitannya dengan bentuk panggul yang mendukung proses persalinan.
Sementara hernia umbilikal terjadi ketika jaringan yang melapisi perut menonjol ke daerah pusar. Jenis hernia ini paling sering terjadi pada ibu hamil.
Walaupun begitu, risiko hernia umbilikal pada wanita akan sama dengan pria seiring bertambahnya usia.
Perlu Anda Ketahui
2. Gejala hernia yang dialami
Beda jenis hernia pada pria dan wanita tentu menimbulkan gejala yang berbeda pula. Pada pria, hernia inguinal cenderung menimbulkan gejala berupa benjolan di selangkangan.
Area tersebut menimbulkan sensasi terbakar, gatal, dan tidak nyaman yang sangat terasa ketika bersin atau batuk. Kadang testis juga bisa mengalami pembengkakan.
Sementara hernia femoralis pada wanita umumnya menimbulkan gejala benjolan di paha atas sebelah selangkangan.
Jarang terjadi, timbul rasa tidak nyaman di selangkangan yang memburuk saat berdiri, mengangkat benda berat, atau ketika mengejan.
Dalam kasus parah, jenis hernia ini bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan, seperti sakit perut, mual, dan muntah.
Menurut situs Mayo Clinic, hernia umbilikalis membentuk benjolan lunak di dekat pusar. Jika terjadi pada bayi, tonjolannya hanya akan terlihat ketika ia menangis, batuk, dan mengejan.
Sementara pada orang dewasa, kemunculan benjolan biasanya disertai rasa nyeri mengganggu.
3. Tes diagnosis yang harus diikuti
Beda hernia pada wanita dan pria juga bisa diamati dari tes kesehatan yang diikuti untuk menegakkan diagnosis hernia.
Memang hampir semua jenis hernia perlu pemeriksaan fisik, yakni mengecek benjolan yang muncul di perut maupun selangkangan.
Pada kasus hernia umbilikal pada bayi dan wanita, tes pencitraan dijadikan tes tambahan jika dokter mencurigai kondisinya sudah menyebabkan komplikasi atau benjolannya tidak terlihat.
Jenis hernia ini lebih fokus untuk mengecek kemunculan benjolan dengan meminta pasien untuk batuk, berdiri, dan mengejan.
Sementara, hernia inguinalis pada pria dan femoralis pada wanita perlu dilakukan tes pencitraan, seperti USG, CT Scan, dan MRI karena lokasinya yang berdekatan.
Pasien yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau sedang hamil sangat perlu melakukan tes tersebut.
Kadang, jenis hernia ini baru diketahui ketika pasien menjalani prosedur pembedahan perut.