Bagi kebanyakan orang, tersenyum, melangkahkan kaki, hingga berkedip sekalipun tidak memerlukan banyak tenaga. Berbagai fungsi tubuh dasar ini bahkan bisa Anda lakukan tanpa pikir panjang karena sudah diatur oleh koordinasi saraf dan otot yang baik. Namun, hal ini tidak dimiliki oleh segelintir orang yang mengalami sindrom Miller Fisher.
Apa itu sindrom Miller Fisher?
Nama sindrom Miller Fisher diambil dari nama penemunya, dr. C. Miller Fisher. Sindrom Miller Fisher (MFS) atau disingkat sindrom Fisher adalah salah satu “anak’ dari gangguan saraf langka yang bernama Guillain-Barre syndrome. Keduanya adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh justru berbalik menyerang sistem saraf sehat, bukannya melawan zat-zat asing penyebab penyakit. Namun, MFS tidak separah kondisi Guillain-Barre syndrome.
Gangguan saraf khas sindrom Fisher terjadi pada sistem saraf perifer, dan biasanya berkembang pesat dalam hitungan hari. Sindrom ini ditandai oleh 3 masalah utama: kelemahan otot wajah (kelopak mata terkulai dan sulit memunculkan ekspresi), koordinasi dan keseimbangan tubuh yang buruk, dan hilangnya refleks.
Apa penyebab sindrom Fisher?
Penyebab sindrom Fisher tidak sepenuhnya dipahami, tapi sering dipicu oleh infeksi virus. Paling sering virus flu atau virus penyebab gastroenteritis (flu perut). Gejala flu umum, mono, diare, atau penyakit lain biasa dilaporkan muncul mendahului gejala MFS.
Beberapa peneliti menduga bahwa antibodi yang diproduksi oleh tubuh ketika melawan infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada selubung myelin yang melapisi saraf perifer. Sistem saraf perifer berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat ke organ indera, seperti mata dan telinga, dan ke organ tubuh lainnya seperti otot, pembuluh darah, dan kelenjar.
Ketika mielin rusak, saraf tidak bisa mengirimkan sinyal sensorik dengan baik untuk sampai ke otot bagian tubuh yang ingin digerakkan. Itu kenapa kelemahan otot menjadi karakteristik utama dari sindrom ini.
Meskipun begitu, tidak semua orang yang terinfeksi virus akan otomatis mengalami sindrom Fisher. Sindrom ini termasuk kondisi yang sangat langka. Pada kebanyakan kasus tetap tidak diketahui jelas penyebabnya. Hanya saja, mereka tiba-tiba menunjukkan gejala Miller Fisher.
Siapa yang berisiko mengalami gangguan saraf ini?
Dilansir dalama laman Healthline, siapapun sebenarnya bisa mengalami MFS, tetapi beberapa orang memang lebih rentan mengalaminya.
Kelompok orang yang rentan mengalami Miller Fisher adalah:
- lak-laki . The Journal of American Osteopathic Association melaporkan bahwa pria dua kali lebih mungkin mengalami Miller Fisher dibandingkan wanita.
- Usia paruh baya. Usia rata-rata orang yang mengalami sindrom ini adalah 43 tahun.
- Ras Asia Timur, khususnya Taiwan atau Jepang.
Beberapa orang juga mungkin dapat terserang MFS setelah vaksinasi atau operasi.
Apa saja gejala sindrom Miller Fisher?
Gejala MFS biasanya datang cepat. Gejala sindrom Miller Fisher umumnya mulai muncul sekitar satu hingga empat minggu setelah terinfeksi virus. Kecepatan timbulnya gejala inilah yang membedakannya dari gangguan saraf bertahap lainnya seperti Alzheimer, Parkinson, atau ALS.
MFS umumnya dimulai dengan kelemahan pada otot mata yang berlanjut ke bagian bawah tubuh. Gejala sindrom Fisher termasuk:
- Hilangnya dan kontrol gerakan tubuh, termasuk kelemahan atau gerakan yang tidak terkontrol.
- Hilangnya refleks gerak, terutama di lutut dan pergelangan kaki.
- Pandangan kabur.
- Penglihatan ganda.
- Otot-otot wajah melemah, yang ditandai dengan wajah merosot terkulai.
- Tidak mampu tersenyum, bersiul, bicara menjadi cadel, kesulitan menjaga mata terbuka.
- Keseimbangan dan koordinasi tubuh yang memburuk, sehingga berpotensi mudah jatuh.
- Penglihatan kabur atau penglihatan ganda.
- Kesulitan buang air kecil, pada sejumlah kasus.
Banyak orang dengan MFS kesulitan berjalan tegap atau berjalan sangat lambat. Beberapa menunjukkan gaya berjalan terkedek-kedek seperti bebek.
Apa pilihan pengobatan sindrom Miller Fisher?
Tidak ada obat khusus untuk sindrom Miller Fisher. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), ada dua pilihan pengobatan utama untuk MFS. Yang pertama adalah suntikan immunoglobulin berisi protein dosis tinggi ke pembuluh darah. Tujuannya untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh melawan infeksi dan mempercepat pemulihan.
Alternatifnya adalah prosedur plasmaferesis, prosedur pertukaran plasma untuk membersihkan darah. Setelah dibersihkan, sel-sel darah tersebut dikembalikan lagi dalam tubuh. Prosedur ini memakan waktu hingga berjam-jam dan lebih sulit dari terapi imunoglobulin. Itu sebabnya kebanyakan dokter akan lebih memprioritaskan suntik immunogloblin dibanding dengan plasmafaresis.
Dalam kebanyakan kasus, pengobatan sindrom Miller Fisher dimulai dalam waktu 2-4 minggu sejak timbulnya gejala dan terus berjalan hingga 6 bulan. Kebanyakan orang bisa langsung pulih total setelah selesai terapi. Namun, beberapa orang bisa mengalami efek yang langgeng sehingga gejala bisa saja kambuh sewaktu-waktu, meski jarang terjadi.
[embed-health-tool-bmi]