Memasuki pergantian musim, cuaca umumnya jadi tidak menentu. Selama musim pancaroba inilah kasus penyakit demam berdarah dengue alias DBD biasanya meningkat. Demam berdarah itu sendiri terjadi dalam beberapa fase kemunculan penyakit. Apa yang harus diketahui soal siklus atau fase demam berdarah?
Proses terjadinya demam berdarah (DBD)
Penularan demam berdarah atau DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus betina.
Mengutip laman Centre for Health Protection, nyamuk Aedes betina dapat terinfeksi virus dengue jika sebelumnya mengisap darah manusia yang sedang mengalami viremia (kondisi ketika virus memasuki aliran darah).
Virus dengue akan mendekam dahulu dalam tubuh nyamuk yang sehat selama 12 hari sesudahnya. Proses ini disebut juga sebagai masa inkubasi.
Setelah masa inkubasi selesai, artinya virus sudah aktif. Jika nyamuk pembawa virus itu menggigit manusia, virusnya akan masuk ke dalam darah dan menginfeksi sel-sel tubuh yang sehat.
Ketika tubuh mendeteksi kedatangan virus tersebut, sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawannya.
Keseluruhan proses ini termasuk ke dalam masa inkubasi demam berdarah pada tubuh manusia, yang kemudian diakhiri dengan munculnya berbagai gejala DBD.
Gejala biasanya mulai muncul sekitar empat hingga 15 hari masa inkubasi, setelah gigitan nyamuk pembawa virus DBD pertama kalinya.
Fase penyakit demam berdarah (DBD)
Orang yang sakit demam berdarah atau DBD biasanya melalui tiga fase penyakit. Siklus DBD ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang berperang melawan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk.
Berikut adalah penjelasan dari fase atau siklus demam berdarah (DBD) yang harus Anda ketahui.
1. Fase demam
Fase demam adalah fase pertama demam berdarah yang terjadi segera setelah virus mulai menginfeksi.
Gejala paling khas yang muncul pada fase ini adalah demam tinggi lebih dari 40 derajat Celsius yang muncul tiba-tiba. Demam tinggi biasanya berlangsung selama 2–7 hari.
Gejala yang harus diperhatikan selama fase awal
Berbarengan dengan demam tinggi, gejala DBD pada fase pertama sering meliputi munculnya ruam dan bintik merah khas demam berdarah pada sekujur badan dan kulit wajah.
Pada fase ini, akan muncul juga keluhan berupa nyeri sendi dan otot pada seluruh tubuh serta sakit kepala.
Pada beberapa kasus, ditemukan pula gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, penurunan nafsu makan, hingga mual dan muntah.
Gejala-gejala awal ini disertai penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit pada hasil laboratorium. Inilah yang biasanya mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.
Apabila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, kemungkinan demam tersebut bukanlah karena demam berdarah.
Sementara pada anak kecil yang terkena DBD, fase demam berdarah awal dapat ditandai dengan kejang dan demam tinggi. Anak juga mungkin akan mengalami dehidrasi.
Dibandingkan orang dewasa, anak-anak cenderung lebih mudah kekurangan cairan saat demam tinggi.
Penanganan fase demam berdarah awal
Berbagai gejala DBD tahap awal dapat membuat pasien kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Kebanyakan orang mungkin jadi harus cuti sakit atau absen sekolah karena badannya terasa sangat lemah.
Maka, selama fase pertama ini, pasien demam berdarah dianjurkan banyak minum air putih untuk membantu menurunkan demam dan mencegah dehidrasi.
Jika demam cepat mereda, kemungkinan besar penyakitnya tidak begitu parah. Namun, pasien juga harus terus dipantau karena fase DBD yang satu ini bisa beralih menjadi fase kritis.
2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, orang yang sakit demam berdarah rentan mengalami fase kritis yang sering kali mengecoh.
Pada tahap ini, demam akan turun drastis hingga mencapai suhu tubuh normal (sekitar 37 derajat Celcius) sehingga pasien merasa sudah sembuh.
Beberapa orang bahkan sudah kembali beraktivitas seperti biasa, padahal justru di sinilah kondisi Anda bisa berubah fatal.
Jika fase ini diabaikan dan tidak ditangani dengan tepat, trombosit darah akan semakin turun drastis.
Kadar trombosit yang sangat rendah (trombositopenia) dapat menyebabkan perdarahan yang tidak disadari.
Gejala yang harus diperhatikan selama fase kritis
Selama masa peralihan dari fase demam ke kritis, pasien berisiko tinggi untuk mengalami kebocoran plasma darah dari pembuluh darah, kerusakan organ tubuh, dan perdarahan hebat.
Kebocoran pembuluh darah dapat terjadi selama 3 sampai 7 hari pertama setelah lewat dari fase demam. Mulai dari sinilah Anda memasuki fase kritis demam berdarah.
Tanda kebocoran pembuluh darah pada fase demam berdarah ini dapat berupa munculnya cairan pada paru, cairan pada perut, turunnya kadar albumin darah, atau peningkatan kadar hematokrit darah.
Ketika fase kritis, pasien demam berdarah bisa terus-menerus mimisan dan muntah-muntah hingga merasakan sakit perut yang tidak tertahankan.
Pemeriksaan di laboratorium juga menunjukkan pasien mengalami peningkatan enzim hati. Pasien bahkan bisa mengalami semua ini tanpa perdarahan luar.
Jadi, meskipun dari luar Anda tidak tampak mengalami mimisan atau gusi berdarah, sebetulnya tubuh Anda sedang mengalami perdarahan dalam yang lebih parah.
Hal yang bisa dilakukan selama fase kritis demam berdarah
Orang yang sedang berada pada tahap ini sebetulnya harus tetap melanjutkan pengobatan DBD meskipun tampak sehat. Pasalnya, tubuh orang tersebut belum pulih sepenuhnya.
Jika tidak segera ditangani, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis sehingga mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari.
Oleh sebab itu, satu-satunya cara untuk melewati siklus atau masa kritis DBD adalah pemberian penanganan medis sesegera mungkin.
Pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24–38 jam.
3. Fase penyembuhan
Pasien demam berdarah yang sudah berhasil melewati fase kritis umumnya akan kembali mengalami demam.
Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Demam selama fase ini justru menandakan bahwa pasien demam berdarah mulai sembuh.
Pasalnya, seiring dengan naiknya suhu tubuh, trombosit juga akan perlahan ikut naik ke taraf normal.
Kadar cairan tubuh yang tadinya menurun selama dua fase pertama juga pelan-pelan mulai kembali normal pada 48–72 jam setelahnya.
Masa penyembuhan demam berdarah juga dapat dilihat dari peningkatan nafsu makan, sakit perut yang mereda, serta rutinitas berkemih yang juga kembali normal.
Secara umum, orang yang sakit DBD bisa dikatakan akan sembuh jika jumlah trombosit dan sel darah putihnya kembali normal setelah dilihat melalui tes darah khusus DBD.
Waktu yang umumnya dibutuhkan bagi pasien demam berdarah untuk sembuh sepenuhnya adalah satu minggu.
Tahukah Anda?
Fase penyakit demam berdarah sering juga disebut sebagai Siklus Pelana Kuda. Ini lantaran jika digambarkan, laju perkembangan penyakit demam berdarah terlihat tinggi-rendah-tinggi, mirip seperti alas duduk orang berkuda.
Perawatan selama berlangsungnya siklus demam berdarah
Hal pertama dan yang paling penting untuk dilakukan adalah segera pergi ke dokter begitu Anda merasakan gejala-gejala siklus awal DBD.
Dokter nantinya akan mendiagnosis seberapa parah kondisi DBD Anda, dan menentukan apakah Anda harus diopname di rumah sakit atau istirahat di rumah saja.
Selama pemulihan, berikut adalah beberapa perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan.
- Memperbanyak asupan cairan, baik dari air mineral maupun makanan berkuah.
- Mengonsumsi minuman mengandung elektrolit seperti minuman isotonik, susu, oralit, dan jus buah. Pada awal siklus demam berdarah, cairan elektrolit baik diminum untuk mencegah kebocoran plasma yang menjadi risiko fase kritis.
- Mengonsumsi buah-buahan untuk pasien DBD, salah satunya jambu biji merah. Meski tidak secara langsung meningkatkan trombosit, makan jambu merah bisa membantu mencegah dehidrasi.
- Beristirahat total untuk mempercepat pemulihan tubuh.
Istirahat dengan berbaring di tempat tidur, konsumsi obat pereda nyeri, serta asupan cairan dan makanan penambah trombosit bisa mengurangi risiko komplikasi parah dari DBD.