Salah satu penyakit yang cukup sering disalahartikan dengan gejala DBD adalah campak.
Campak sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh paramyxovirus, yang ditularkan melalui kontak udara (airborne).
Campak juga menimbulkan gejala berupa munculnya ruam kemerahan di kulit yang disertai dengan demam tinggi.
Lalu, bagaimana cara membedakannya dengan bintik merah atau ruam pada pasien DBD?
1. Waktu kemunculannya
Hal yang menjadi pembeda ruam atau bintik merah DBD dengan campak adalah waktu kemunculannya. Gejala DBD biasanya akan muncul 2-5 hari setelah pasien pertama kali terpapar virus.
Gejala yang pertama kali muncul biasanya berupa demam, dan ruam baru akan muncul 2 hari sejak pasien pertama kali mengalami demam.
Berbeda dengan DBD, campak membutuhkan waktu 10-12 hari hingga gejala demam muncul pertama kali setelah paparan pertama virus.
Ditambah lagi, ruam pada penyakit campak biasanya timbul pada hari ke-3 setelah pasien mengalami demam, lalu akan bertambah banyak pada hari ke-6 dan ke-7. Ruam bahkan bisa bertahan selama 3 minggu.
2. Bekas yang ditinggalkan
Ruam dan bintik merah DBD dan campak sama-sama menghilang setelah 5-6 hari. Namun, bekas yang ditinggalkan biasanya akan berbeda.
Pada pasien DBD, ruam dan bintik yang menghilang tidak akan meninggalkan bekas sama sekali.
Sementara itu, campak biasanya akan menyebabkan pengelupasan pada area ruam, sehingga meninggalkan bekas kecoklatan pada kulit.
3. Gejala yang menyertainya
Bintik merah dan ruam DBD bisa juga dibedakan dengan campak berdasarkan gejala lain yang menyertainya.
Meski keduanya sama-sama ditandai dengan demam tinggi, terdapat sedikit perbedaan yang bisa Anda kenali.
Demam tinggi dan ruam akibat campak biasanya diikuti dengan gejala batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, serta mata merah (konjungtivitis).
Akan tetapi, ruam DBD tidak disertai dengan gejala-gejala tersebut.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi demam berdarah?
Jika ruam dan bintik merah yang muncul di kulit Anda sudah dipastikan sebagai gejala DBD, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan DBD yang tepat.
Pasalnya, penyakit demam berdarah berisiko berkembang menjadi semakin parah jika tidak ditangani dengan baik, bahkan berpotensi menimbulkan komplikasi DBD yang berbahaya.
Anda juga bisa melakukan langkah-langkah pencegahan DBD agar Anda dan orang-orang terdekat tidak terkena penyakit ini.
Berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam mencegah DBD.
- Melakukan langkah 3M (menguras penampungan air, menutup penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas).
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
- Menggunakan kelambu saat tidur.
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk.
- Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian serta menyimpan barang bekas di dalam rumah yang bisa menjadi tempat nyamuk berkumpul.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar