Kanker payudara merupakan penyakit yang perlu mendapatkan penanganan serius. Setelah didiagnosis positif, pengobatan harus segera dilakukan agar kondisi Anda tidak semakin parah. Lantas, apa saja pengobatan dan obat kanker payudara yang umumnya diberikan?
Beragam pengobatan dan obat untuk kanker payudara
Sebelum pengobatan, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan kanker payudara untuk memastikan apakah gejala yang Anda alami benar disebabkan penyakit tersebut.
Jika Anda terbukti mengidap kanker payudara, pengobatan akan segera dilakukan. Namun, sebelum itu, dokter akan lebih dulu mempertimbangkan beberapa hal berikut.
- Jenis kanker payudara yang Anda miliki.
- Ukuran dan letak benjolan atau tumor payudara.
- Penyebaran sel kanker atau stadium kanker payudara.
- Status protein HER2, estrogen, dan progesteron.
- Usia, termasuk apakah Anda sudah menopause.
- Hasil skrining atau tes.
- Kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
- Keinginan diri sendiri.
Setelah mempertimbangkan hal tersebut, nantinya pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi Anda. Berikut beberapa pengobatan kanker payudara yang umum dilakukan.
1. Operasi
Operasi merupakan cara utama yang umumnya dipilih untuk pengobatan kanker payudara. Berikut beberapa jenis operasi kanker payudara yang umumnya dilakukan.
- Operasi konservasi payudara: operasi yang disebut lumpektomi ini dilakukan dengan mengangkat bagian payudara yang terkena kanker beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya.
- Mastektomi: operasi mastektomi merupakan prosedur pengangkatan payudara, baik salah satu atau keduanya, untuk menghilangkan sel kanker.
- Pengangkatan kelenjar getah bening: operasi ini merupakan bentuk biopsi payudara yang dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar payudara.
- Rekonstruksi payudara: operasi rekonstruksi payudara bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan penampilan payudara setelah dilakukan pengangkatan jaringan.
2. Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi kanker payudara dilakukan menggunakan sinar-X bertenaga tinggi. Tujuan terapi ini untuk membunuh sel kanker yang lolos atau tak terangkat saat operasi.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti:
- setelah lumpektomi,
- setelah mastektomi,
- saat kanker telah menyebar, atau
- kanker payudara stadium lanjut.
3. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi kanker payudara dilakukan dengan menyuntikkan obat langsung ke pembuluh darah atau secara oral (diminum).
Umumnya, dokter akan melakukan prosedur ini dalam kondisi berikut.
- Setelah operasi (kemoterapi adjuvant) untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
- Sebelum operasi (kemoterapi neoadjuvant) untuk mengecilkan ukuran tumor.
- Kanker payudara stadium lanjut untuk memperpanjang angka harapan hidup pasien.
4. Terapi target
Terapi target merupakan pengobatan kanker payudara dengan membunuh sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.
Umumnya, pengobatan ini diberikan jika sel-sel kanker payudara menunjukkan HER2 positif (perubahan genetik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker).
Obat-obatan dalam terapi target dirancang untuk memblokir pertumbuhan dan penyebaran sel kanker yang terlokalisir. Obat-obatan yang biasa digunakan dalam terapi ini adalah sebagai berikut.
- Trastuzumab (Herceptin) untuk pasien stadium awal dan lanjut.
- Pertuzumab (Perjeta) untuk sebelum atau setelah operasi kanker payudara stadium awal dan lanjut.
- Ado-trastuzumab emtansine (Kadcyla atau TDM-1) untuk setelah operasi pada pasien stadium awal atau stadium lanjut yang sebelumnya pernah diberikan trastuzumab atau kemoterapi.
- Fam-trastuzumab deruxtecan (Enhertu) untuk mengobati kanker payudara yang tidak dapat dihilangkan dengan operasi atau telah menyebar ke bagian tubuh lain.
- Lapatinib (Tykerb) untuk pasien stadium lanjut.
- Neratinib (Nerlynx) untuk pasien stadium awal setelah pengobatan dengan trastuzumab selama setahun.
- Tucatinib (Tukysa) untuk mengobati pasien stadium lanjut.
- Inhibitor mTOR (mammalian target of rapamycin) untuk memblokir mTOR, protein yang membantu sel kanker tumbuh dan membelah.
Waspadai kemungkinan terjadinya resistensi obat
Beberapa orang bisa resisten (kebal) terhadap obat kanker payudara, seperti lapatinib. Jika Anda merasakan gejala resistensi obat, konsultasikan ke dokter untuk dicarikan alternatifnya. 5. Terapi hormon
Terapi hormon cocok untuk mengatasi kanker payudara yang disebabkan hormon estrogen berlebih dalam tubuh. Terapi ini menjaga kadar estrogen tetap normal agar tidak mendorong pertumbuhan sel kanker.
Terapi hormon untuk kanker payudara merupakan bentuk terapi sistemik. Dengan kata lain, obat bisa masuk ke dalam sel kanker pada semua bagian tubuh, termasuk payudara.
Dalam melakukan terapi hormon, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut rinciannya.
- Menghambat reseptor estrogen dengan obat terapi hormon kanker payudara yang biasa digunakan, yaitu selective reseptor estrogen modulator (SERM), seperti tamoxifen, raloxifen, dan toremifene.
- Menurunkan kadar estrogen menggunakan inhibitor aromatase (penghambat produksi estrogen), seperti letrozole, anastrozole, dan exemestane.
- Menghilangkan atau mengurangi fungsi ovarium menggunakan goserelin dan leuprolide.
Dokter bisa memberikan terapi hormon sebelum dan sesudah operasi. Sesudah operasi, terapi ini membantu mengurangi risko kembalinya kanker.
Sementara itu, terapi hormon sebelum operasi bertujuan untuk mengecilkan tumor. Dengan begitu, tumor menjadi lebih mudah diangkat saat operasi.
6. Imunoterapi
Dilansir dari Mayo Clinic, imunoterapi merupakan cara mengobati kanker payudara menggunakan obat yang merangsang sistem imun untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker.
Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan obat dalam imunoterapi kanker payudara justru menghapus kendali sistem kekebalan tubuh. Akibatnya sistem imun malah menyerang bagian tubuh yang sehat.
Efek samping ini dapat menyebabkan masalah serius yang mengancam nyawa. Oleh sebab itu, segeralah berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang membahayakan tubuh.
Efek samping pengobatan kanker payudara
Berikut sejumlah efek samping obat dan terapi kanker payudara beserta cara mengatasinya.
1. Nyeri tulang dan sendi
Efek samping ini biasa terjadi setelah Anda menjalani pengobatan terapi hormon. Selain mengonsumsi obat dari dokter, Anda juga bisa mengatasi nyeri tulang dan sendi dengan:
- kompres hangat atau dingin,
- akupuntur,
- menjaga berat badan ideal,
- menerapkan pola makan sehat,
- pijat, serta
- berolahraga rutin.
2. Hot flashes
Hot flashes biasa terjadi pada pengidap kanker yang menjalani terapi hormon. Bila Anda merasakan serangan hawa panas, Anda bisa coba mengatasinya dengan:
- menggunakan pakaian berbahan tipis,
- mendinginkan tubuh di ruangan AC atau kipas angin,
- mandi sebelum tidur,
- yoga, atau
- membatasi asupan makanan berlemak.
3. Kelelahan
Kelelahan merupakan efek samping yang sering terjadi saat pasien menjalani terapi kanker payudara. Cara mengatasi kelelahan bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas-aktivitas berikut.
- Konsumsi makanan sehat.
- Olahraga secara teratur.
- Sempatkan tidur siang.
- Menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi, pijat, atau yoga.
4. Rambut rontok
Rambut rontok memang identik dengan pengobatan kanker, termasuk kanker payudara. Bila ini terjadi pada Anda, cara mengatasinya bisa dengan:
- memilih potongan rambut yang sangat pendek,
- menggunakan tabir surya untuk melindungi kepala,
- menjaga kepala agar tetap hangat,
- menggunakan wig, dan
- memakai topi.
5. Mual
Mual memang sering terjadi ketika Anda menjalani kemoterapi maupun terapi lainnya dalam perawatan kanker payudara. Untuk mengatasinya, Anda perlu:
- makan dengan porsi sedikit tetapi sering,
- mengonsumsi makanan yang tidak membuat mual,
- menghindari makanan berminyak,
- konsumsi minuman jahe, serta
- duduk setelah makan.
Komplikasi dari pengobatan kanker payudara yang mungkin terjadi
Selain efek samping jangka pendek, obat dan pengobatan kanker payudara pun bisa menimbulkan komplikasi. Meski demikian, tidak semua pasien akan mengalami komplikasi ini.
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin timbul.
- Masalah gigi.
- Osteoporosis.
- Masalah jantung.
- Penggumpalan darah.
- Kehilangan memori dan fungsi kognitif.
- Limfedema atau pembengkakan akibat penumpukan cairan getah bening.
Untuk membantu mengurangi risiko komplikasi, Anda bisa menerapkan pola hidup sehat. Pilih makanan untuk kanker payudara yang mengandung serat, protein, antioksidan, dan beta karoten.
Aktivitas fisik atau olahraga ringan pun dibutuhkan agar tubuh tetap fit. Konsultasikan dengan dokter mengenai aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi Anda.
[embed-health-tool-bmi]