backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Lapatinib

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 18/07/2022

Lapatinib

Guna mengobati kanker payudara, terutama jika sel kankernya sudah menyebar atau bermetastasis, dokter sering meresepkan pasiennya terapi dengan lapatinib.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan, aturan pakai, hingga efek sampingnya.

Golongan obat: sitotoksik

Merek dagang lapatinib: Tykerb

Apa itu lapatinib?

obat aspirin mencegah kanker hati

Lapatinib adalah salah satu obat yang digunakan dalam pengobatan kanker payudara stadium lanjut.

Obat ini diberikan kepada pasien dengan kanker payudara yang telah menyebar (bermetastasis) atau pernah menerima pengobatan kanker lainnya, tetapi tidak mengalami perbaikan kondisi.

Lapatinib umumnya diberikan dalam kombinasi bersama capecitabine. Dokter juga dapat memberikan obat ini bersama letrozole untuk mengobati wanita pascamenopause yang mengalami kanker payudara metastasis.

Cara kerja obat ini yaitu dengan mengganggu pertumbuhan sel kanker hingga membuat sel tersebut mati.

Karena pertumbuhan sel-sel normal ikut terpengaruh, penggunaan obat ini mungkin menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Dosis lapatinib

Pemberian lapatinib disesuaikan dengan kondisi dan luas permukaan tubuh (LPT) pasien. Berikut merupakan dosis lapatinib pada setiap kondisi.

Kanker payudara stadium lanjut atau metastasis

  • Dewasa: pasien yang sebelumnya telah menerima terapi dengan taxane, trastuzumab, dan antrasiklin mendapatkan dosis sebesar 1.250 mg sekali sehari selama 21 hari, dikombinasi dengan capecitabine 2.000 mg/m2 dua kali sehari pada hari ke-1 sampai 14 siklus.
  • Wanita pascamenopause: 1.500 mg sekali sehari, diberikan dalam kombinasi dengan letrozole 2,5 mg sekali sehari.

Aturan pakai lapatinib

Minumlah obat persis seperti yang sudah diarahkan oleh dokter Anda. Jangan meminumnya lebih banyak atau kurang dari dosis yang tertera di etiket.

Anda dapat mengonsumsi obat ini secara oral (lewat mulut) setidaknya satu jam sebelum atau sesudah makan.

Karena obat ini diberikan dalam kombinasi dengan capecitabin dan letrozole, Anda perlu bertanya kepada dokter terkait kapan penggunaan yang tepat untuk masing-masing obat.

Jika Anda melewatkan satu dosis lapatinib, minumlah segera saat Anda ingat. Akan tetapi, jika waktu minum obat selanjutnya sudah tiba, lewati saja dosis tadi dan kembali ikuti jadwal awal Anda.

Efek samping lapatinib

efek samping lapatinib rambut rontok

Pengobatan kanker payudara dengan lapatinib bisa menimbulkan efek samping yang tidak Anda inginkan. Anda perlu memberi tahu dokter bila mengalami efek samping obat ini.

Efek samping umum

Periksakan diri Anda ke dokter jika terjadi efek samping umum seperti:

  • batuk,
  • diare,
  • sesak napas,
  • ruam kulit,
  • gatal-gatal,
  • mimisan,
  • nyeri di sekitar kuku,
  • pembengkakan dan nyeri pada kulit,
  • dada sesak,
  • kesemutan pada tangan dan kaki,
  • kelelahan yang tidak biasa,
  • susah tidur,
  • rambut rontok, dan
  • kulit kering.

Efek samping langka

Lapatinib juga dapat menimbulkan efek samping langka yang lebih serius. Beri tahu dokter jika Anda mengalami efek seperti:

  • nyeri dada,
  • lebih jarang buang air kecil,
  • pembuluh vena leher melebar,
  • kelelahan yang ekstrem,
  • detak jantung tidak teratur,
  • pernapasan tidak teratur,
  • pembengkakan pada wajah, jari, kaki, atau tungkai bawah, serta
  • peningkatan berat badan.

Peringatan dan perhatian saat menggunakan lapatinib

obat pengobatan kanker lambung perut bisa sembuh

Penggunaan obat kanker memang memerlukan perhatian khusus dan ada banyak hal yang perlu Anda ketahui, terutama risiko yang harus dihadapi.

Sebelum menggunakan terapi, Anda harus memberi tahu dokter jika pernah mengalami reaksi yang tidak biasa, alergi pada obat ini, maupun alergi terhadap obat lainnya.

Beri tahu dokter juga jika Anda mempunyai jenis alergi lain, misalnya alergi terhadap pengawet, pewarna, makanan, atau hewan.

Gejalanya dapat ditunjukkan dengan kemerahan pada kulit, ruam kulit, kulit mengelupas, jerawat parah, luka atau borok pada kulit, demam, atau kedinginan.

Karena kulit jadi lebih sensitif terhadap sinar matahari selama menggunakan lapatinib, Anda harus selalu menggunakan tabir surya dan mengurangi aktivitas yang membuat Anda terkena sinar matahari secara langsung.

Masalah medis yang Anda alami dapat memengaruhi efek lapatinib dalam tubuh. Untuk itu, pastikan Anda memberi tahu dokter jika mempunyai kondisi seperti:

  • diare,
  • penyakit hati,
  • penyakit jantung,
  • gangguan irama jantung,
  • penyakit paru-paru, seperti pneumonitis,
  • hipokalemia (kalium rendah dalam darah), dan
  • hipomagnesemia (magnesium rendah dalam darah).

Masalah jantung juga dapat terjadi saat menggunakan obat ini. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami detak jantung yang cepat dan tidak teratur, jantung berdebar, masalah pernapasan, atau kelelahan yang tidak biasa.

Jika muncul gejala seperti nyeri pada perut bagian atas, urine gelap, penurunan nafsu makan, mual, atau mata menguning, bisa jadi ini merupakan gejala penyakit hati yang serius.

Pembengkakan pada paru-paru yang mengancam jiwa juga dapat terjadi jika Anda menggunakan lapatinib.

Gejalanya mirip dengan kanker paru-paru, seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Anda harus segera mendapatkan bantuan medis bila mengalaminya.

Pasien yang menggunakan obat ini juga harus menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Anda harus tetap menggunakannya setidaknya satu minggu setelah dosis terakhir selesai.

Apakah lapatinib aman untuk ibu hamil dan menyusui?

lapatinib untuk ibu menyusi aman?

Sesuai yang dikemukakan oleh Food and Drug Administration (FDA), lapatinib termasuk ke dalam kategori D yang berarti terbukti berdampak negatif pada janin.

Untuk saat ini, belum ditemukan penelitian yang memadai tentang pengaruh lapatinib terhadap bayi yang menyusui. Namun, Anda tetap harus mengonsultasikannya kepada dokter sebelum menerima terapi dengan obat ini.

Interaksi lapatinib dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengurangi efektivitas obat atau menimbulkan efek yang berbahaya. Beberapa obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama lapatinib yaitu:

  • bepridil,
  • cisapride,
  • kolkisin,
  • dronedarone,
  • flukonazol,
  • mesoridazin,
  • nelfinavir,
  • pimozida,
  • piperaquine,
  • terfenadin,
  • tioridazina, dan
  • ziprasidone.

Anda juga tidak boleh memberikan obat ini bersamaan dengan St. John’s Wort karena dapat menurunkan efeknya.

Penggunaan alkohol dan tembakau dengan lapatinib juga bisa menyebabkan terjadinya interaksi. Maka dari itu, Anda tidak diperbolehkan untuk mengonsumsinya selama menjalani terapi lapatinib.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 18/07/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan