Meskipun umum terjadi, terutama pada anak-anak, diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai di Indonesia. Bahkan, berdasarkan WHO, diare diketahui sebagai pembunuh nomor tiga pada anak di bawah usia 5 tahun. Maka dari itu, penting untuk mengetahui pertolongan pertama anak diare yang perlu dilakukan. Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Pertolongan pertama saat anak diare
Sebagian besar kasus pada anak-anak yang mengalami diare akut disebabkan oleh virus. Salah satu yang paling umum adalah infeksi rotavirus pada anak.
Namun, tidak perlu langsung panik dan tidak perlu tergesa-gesa membawa anak ke rumah sakit saat ia diare.
Pengobatan diare pada anak difokuskan pada mengembalikan cairan tubuh untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Berikut langkah-langkah pertolongan pertama pada anak yang sedang mencret atau diare.
1. Berikan cairan rehidrasi oral (ORS)
Langkah pertama dan paling penting dalam pertolongan pertama untuk anak diare adalah memberikan cairan rehidrasi oral (oralit) atau ORS.
ORS membantu menggantikan cairan dan garam tubuh yang hilang akibat diare.
Anak di bawah 2 tahun bisa diberi sekitar 1—2 sendok teh ORS setiap 1—2 menit. Anak yang lebih besar bisa diberi setengah sampai satu gelas kecil setiap kali selesai buang air besar.
2. Tetap berikan ASI atau makanan
Jangan hentikan pemberian ASI atau makanan saat anak diare. ASI justru membantu melawan infeksi dan menjaga tubuh anak tetap kuat.
Setelah kondisi membaik, anak boleh mulai makan seperti biasa, dimulai dari porsi kecil tapi sering.
3. Tambahkan suplemen zinc
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar anak yang diare diberi suplemen zinc selama 10—14 hari.
Dosisnya biasanya 10 mg per hari untuk anak di bawah 6 bulan dan 20 mg untuk anak di atas 6 bulan.
Zinc untuk anak diare bisa membantu menyembuhkan usus dan mengurangi lama serta parahnya diare.
4. Pertimbangkan pemberian probiotik
Probiotik seperti Lactobacillus atau Saccharomyces boulardii juga bisa menjadi pertolongan pertama saat anak diare untuk membantu mempercepat pemulihan.
Namun, tidak semua probiotik bekerja dengan baik, dan tidak semua anak perlu meminumnya. Jadi, sebaiknya dikonsultasikan dulu kepada dokter.
5. Gunakan obat tambahan jika diperlukan
Obat seperti racecadotril bisa membantu mengurangi frekuensi buang air besar. Ada juga obat seperti diosmectite yang bisa melindungi dinding usus.
Namun, obat antimotilitas seperti loperamide tidak boleh digunakan untuk anak kecil, karena bisa berbahaya.
6. Hindari penggunaan antibiotik sembarangan
Antibiotik tidak selalu dibutuhkan sebagai pertolongan pertama untuk anak diare.
Jenis obat ini sebaiknya hanya diberikan jika ada tanda infeksi serius seperti diare berdarah, demam tinggi, atau hasil pemeriksaan menunjukkan infeksi bakteri.
Penggunaan antibiotik yang salah tanpa anjuran dari dokter justru bisa membuat anak tambah sakit.
7. Perhatikan kebersihan dan perawatan kulit
Cuci tangan sebelum berinteraksi dengan anak atau saat akan menyiapkan makanan anak. Jangan lupa ajarkan anak cuci tangan secara rutin dengan sabun.
Untuk anak yang masih bayi, ganti popok anak sesering mungkin dan bersihkan area bokong dengan air hangat.
Gunakan krim pelindung seperti salep zinc oxide agar kulit tidak iritasi atau lecet.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Kapan anak diare harus dibawa ke rumah sakit?
Anda perlu membawa anak ke dokter jika mengalami gejala berikut.
- Diare tidak membaik dalam 24—48 jam.
- Bayi di bawah 3 bulan mengalami diare.
- Anak tidak mau minum atau minum sangat sedikit.
- Tidak buang air kecil selama ≥6 jam.
- Bibir dan mulut kering.
- Menangis tanpa air mata.
- Mata atau pipi tampak cekung.
- Demam tinggi (>39°C).
- Tinja berdarah atau berlendir.
- Muntah terus-menerus.
- Anak sangat lemas atau tidak responsif.
- Nyeri perut berat.
- Diare berlangsung lebih dari 7 hari atau berulang.
Dengan penanganan dan pemberian obat diare anak yang tepat, anak bisa terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi akibat diare yang dialami.
Kesimpulan
- Pertolongan pertama pada anak yang mengalami diare bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.
- Langkah paling penting adalah memberikan cairan rehidrasi oral (ORS) secara teratur, menjaga asupan makanan dan ASI, serta memberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.
- Probiotik tertentu bisa membantu pemulihan, tetapi penggunaannya sebaiknya sesuai saran dokter.
- Obat-obatan hanya diberikan jika diperlukan, dan antibiotik tidak boleh digunakan sembarangan.
- Kebersihan tangan dan perawatan kulit juga penting untuk mencegah infeksi lanjutan.