Seorang dengan diabetes melitus harus disiplin menjaga dan memantau kadar gula darahnya. Tanpa pengobatan dan penyesuaian gaya hidup, diabetes melitus dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit serius lainnya. Komplikasi diabetes bahkan bisa berakibat fatal dan mengancam nyawa. Apa saja komplikasi diabetes yang mungkin muncul?
Berbagai komplikasi diabetes, baik tipe 1 ataupun 2
Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi hampir semua organ tubuh, termasuk jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hingga saraf dan gigi. Maka, tidak heran jika penyakit komplikasi akibat diabetes melitus juga bisa menyerang berbagai organ tersebut.
Berikut sederet bahaya dan komplikasi diabetes melitus yang mungkin terjadi jika Anda tidak menjaga kadar gula darah dan menjalani pengobatan diabetes dengan baik.
1. Hiperglikemia dan hipoglikemia
Jika diabetesi (penderita diabetes) tidak dapat mengontrol penyakitnya, kadar gula dalam darah bisa melonjak tinggi atau bahkan turun sangat rendah. Kondisi nilai gula darah yang terlalu tinggi dari batas normal (bisa mencapai 500 mg/dL) disebut hiperglikemia. Sebaliknya, jika terlalu rendah (kurang dari 60 mg/dL) dinamakan hipoglikemia.
Penderita diabetes tipe 1 dapat mengalami hiperglikemia jika tidak melakukan suntik insulin sebelum makan. Ini karena tubuh akan kekurangan insulin yang berfungsi dalam proses perubahan glukosa menjadi energi. Sementara itu, orang yang rutin mengonsumsi obat diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia jika tidak memantau kadar glukosa darahnya dengan baik.
Jika tidak ditangani dengan baik, keduanya bisa mengancan jiwa karena dapat mengarah pada stroke, koma (mati otak) atau dikenal dengan diabetes koma, dan kematian.
2. Rambut rontok
Rambut rontok mungkin tergolong komplikasi diabetes melitus yang paling ringan. Meski tidak terlalu bahaya bagi kesehatan tubuh, rambut rontok tetap tidak boleh disepelekan.
Kerontokan rambut terjadi akibat kerusakan pembuluh darah sehingga aliran darah segar penuh nutrisi ke folikel rambut jadi terhambat. Folikel yang kekurangan nutrisi dan oksigen pada akhirnya melemah dan tidak dapat mendukung pertumbuhan rambut sehat.
Selain itu, kondisi ini juga ikut berdampak pada cara kerja sistem endokrin. Sistem endokrin menghasilkan hormon androgen yang mengatur pertumbuhan rambut serta kesehatan folikel rambut. Ketika sistem endokrin bermasalah, kesehatan folikel rambut juga bisa ikut terpengaruh sehingga rambut jadi mudah rontok.
Kerontokan akibat penyakit gula ini nantinya bisa menyebabkan kebotakan. Tidak hanya pada rambut di kepala, tapi juga di lengan, kaki, alis, dan bagian tubuh lainnya.
3. Masalah gigi dan mulut
Komplikasi diabetes melitus selanjutnya adalah masalah gigi dan mulut. Komplikasi ini umumnya muncul akibat kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali. Kondisi tersebut dapat memicu infeksi dan berbagai masalah pada mulut, termasuk gangguan pada gigi, gusi, serta lidah.
Air liur mengandung gula alami. Ketika diabetes tidak terkontrol, tak hanya glukosa dalam darah saja yang meningkat tapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang tinggi gula akan mengundang bakteri untuk tumbuh dan berkembang di dalam mulut.
Nantinya, bakteri yang berkumpul di dalam mulut akan memicu pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak yang semakin menebal dapat membuat gusi dan daerah di sekitar mulut menjadi meradang dan terinfeksi.
Beberapa masalah gigi dan mulut yang sering dialami oleh para diabetesi meliputi bau mulut, radang gusi (gingivitis), penyakit gusi (periodontitis), mulut kering, hingga candidiasis (infeksi jamur di mulut).
Untuk itu, jangan lupa untuk melakukan perawatan gigi dan mulut bila Anda memiliki diabetes.
4. Disfungsi ereksi pada pria dan infeksi jamur vagina pada wanita
Banyak orang yang tidak sadar bahwa impotensi (disfungsi ereksi) termasuk komplikasi diabetes melitus pada pria.
Hampir sebanyak 1 dari 3 pria yang terkena diabetes mengalami disfungsi ereksi. Pada wanita, diabetes melitus dapat menimbulkan masalah seks akibat infeksi jamur vagina.
Efek diabetes pada pria berupa disfungsi ereksi menyebabkan ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi. Ini terjadi karena rusaknya pembuluh darah dan saraf. Padahal, organ penis dipenuhi oleh pembuluh darah dan saraf.
Diabetes bisa membahayakan fungsi saraf tertentu pada tubuh, yakni autonomic nervous system (ANS). Sistem saraf ini mengontrol pelebaran dan pembatasan pembuluh darah. Jika pembuluh darah dan saraf pada penis pria rusak karena efek diabetes, hal ini dapat berdampak pada disfungsi ereksi.
Masalah saraf lainnya yang juga menjadi efek diabetes pada pria adalah ejakulasi terbalik. Kondisi ini berdampak pada sperma yang keluar mengarah ke dalam kandung kemih bukan sebaliknya. Ejakulasi terbalik juga bisa mengurangi produksi semen selama ejakulasi.
Sementara pada wanita, gejala infeksi jamur vagina dapat membuat seks tidak menyenangkan. Infeksi jamur pada organ intim diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri akibat tingginya kadar gula dalam tubuh.
5. Kerusakan saraf
Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang terjadi akibat komplikasi diabetes melitus. Menurut American Academy of Family Physicians, 10-20% pengidap diabetes mengalami nyeri saraf.
Kadar gula darah tinggi dapat merusak saraf-saraf yang ada di tubuh. Pada kebanyakan kasus, komplikasi diabetes melitus ini menyerang saraf tangan dan kaki.
Komplikasi ini menyebabkan mati rasa, atau kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki. Gejala lainnya yaitu timbulnya nyeri, kesemutan, kebas atau baal, hingga sensasi terbakar.
6. Kerusakan mata
Bahaya komplikasi akibat diabetes melitus tidak hanya menyerang saraf di kaki dan tangan saja, tapi juga mata. Pada mulanya, komplikasi ini ditandai dengan penglihatan kabur selama beberapa hari atau minggu dan akan hilang setelah kadar gula yang tinggi kembali normal.
Namun, ketika kadar gula darah terus-terusan tinggi, pembuluh darah kecil yang ada di belakang mata bisa rusak.
Pembuluh darah yang rusak akibat diabetes melitus ini dapat melemahkan saraf, bahkan menimbulkan adanya pembengkakan dan berisi cairan. Selain itu, pembuluh darah ini dapat mengalami perdarahan di bagian tengah mata, yang memicu pertumbuhan jaringan parut atau menyebabkan tekanan tinggi di dalam mata Anda.
Beberapa gangguan penglihatan akibat diabetes melitus yang mungkin terjadi, antara lain:
7. Penyakit kardiovaskuler
Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi ini bisa menghambat sirkulasi darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko aterosklerosis pada pasien diabetes melitus.
Aterosklerosis akibat komplikasi diabetes menandakan adanya pengerasan pembuluh darah yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan, seperti serangan jantung atau stroke.
Hal ini pun dibenarkan oleh American Heart Association (AHA). Dalam website resminya, AHA mengatakan bahwa orang dengan diabetes empat kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung ketimbang mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.
Para ahli percaya bahwa komplikasi diabetes melitus ini bisa terjadi akibat adanya faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler. Faktor risiko yang dimaksud, yaitu tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, obesitas, malas gerak, serta merokok.
Selain itu, orang yang memiliki diabetes juga berisiko terkena aritmia. Kondisi ini merujuk pada detak jantung yang tidak normal; bisa lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur.
Aritmia bisa menyebabkan jantung yang tidak memompa dengan benar sehingga sirkulasi darah pada otak dan organ-organ penting di dalam tubuh terhambat. Komplikasi ini juga bisa menyebabkan diabetesi mengalami stroke dan gagal jantung. Lambat laun, akibat penyakit gula ini bisa membuat jantung rusak dan lemah.
8. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
Mayo Clinic mengatakan bahwa lebih dari 405 orang dengan diabetes mengalami kerusakan ginjal akibat komplikasi diabetes.
Kerusakan ginjal akibat diabetes dalam istilah medis disebut dengan nefropati diabetik. Kondisi ini dapat menyerang orang dengan jenis diabetes melitus tipe 1 ataupun tipe 2. Nefropati diabetik terjadi ketika diabetes merusak pembuluh darah dan sel-sel yang ada di ginjal Anda.
Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras sehingga memicu terjadinya kerusakan pembuluh darah kecil (glomeruli) di ginjal. Lambat laun, pembuluh darah pada ginjal yang rusak dapat menurunkan fungsi ginjal.
9. Kaki diabetik (diabetic foot)
Ketika diabetes, luka sedikit saja bisa jadi infeksi parah yang sulit diobati dan lama sembuhnya.
Dalam kasus yang serius, luka ketika diabetes bahkan bisa membuat kaki diamputasi. Komplikasi diabetes melitus satu ini dikenal dengan diabetic foot atau kaki diabetes.
Komplikasi diabetes melitus ini terjadi karena tingginya kadar gula darah dapat menghambat sirkulasi darah ke bagian kaki serta kerusakan saraf kaki. Akibatnya sel-sel kaki kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak.
Selain itu, kerusakan saraf pada kaki diabetik juga dapat menyebabkan mati rasa atau sensai kebas di bagian kaki.
10. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang serius dan tak boleh Anda sepelekan.
Menurut American Diabetes Association, ketoasidosis lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1.Kondisi ini terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam darah, yang disebut keton.
Ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula darah, tubuh akan memecah lemak sebagai energi. Proses pemecahan lemak menjadi energi akan menghasilkan keton.
Keton yang dihasilkan berlebihan akan menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gejala dehidrasi berat seperti haus berlebihan, sering buang air kecil, dan tubuh lemas. Tak jarang, ketoasidosis bisa sampai menyebabkan koma.
Oleh karena itu, pertolongan medis darurat diperlukan untuk mengatasi komplikasi diabetes ini.
Penyakit diabetes memang tidak dapat disembuhkan, tapi Anda bisa mengelola gejala dan mencegah komplikasinya. Kuncinya adalah rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dan minum obat, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, dan menghindari pantangan diabetes.
Di samping itu, Anda juga perlu rutin mengecek kadar gula dalam darah. Dokter yang merupakan ahli endokrinologi akan memberi tahu kadar gula darah yang normal untuk Anda.
Kadar glukosa darah yang ideal untuk setiap orang mungkin bisa berbeda-beda nilainya karena tergantung dengan usia, kondisi kesehatan tertentu seperti kehamilan, atau faktor lainnya.
[embed-health-tool-bmi]